Gue mohon jangan pergi.
Jangan tinggalin gue please!
Lo harus bangun!
Gue yang salah, seharusnya gue yang terbaring disini bukan lo.
Karina panik mendengar suara Winter yang terisak dari ruang tengah, ia berjalan cepat memasuki kamar Winter.
"Winter? kamu kenapa?"tanya Karina.
ia naik ke atas kasur lalu menangkup wajah Winter, kedua matanya basah karena air mata, wajahnya pun terlihat panik.
"please, jangan tinggalin gue sendirian"ucap Winter masih mengigau.
"tenang,Win, kamu ga sendirian, ada aku disini, jangan nangis lagi ya"Karina berbaring disebelah Winter lalu mendekap tubuhnya. Karin mengusap pelan kepala Winter berharap gadis yang ada dipelukannya kembali tenang.
selang beberapa menit akhirnya Winter bisa tidur kembali, napasnya pun terdengar sudah teratur.
sampai matahari masuk melalui celah jendela, Winter bangun dan meregangkan tubuhnya namun tangannya tiba-tiba mengenai sesuatu yang lembut dan dingin.
semakin ke atas ia menyentuh wajah Karina, mengusap pipinya pelan, Karin tersenyum tipis dan Winter merasakannya.
"lo apain gue semalem?"tanya Winter memicingkan matanya.
"gak sejauh yang kamu kira kok"jawab Karin usil membuatnya terkena pukulan pelan dari Winter.
Winter bangun dan langsung berjalan ke kamar mandi sedangkan Karin masih berbaring di kasur.
"siapa ya yang Winter maksud?"
kini mereka sudah berada diruang tengah, membiarkan tv menyala tanpa mereka tonton karena sibuk bercanda satu sama lain.
"ngapain sih lo, balikin hp gue"Winter berusaha merebut hpnya yang Karin ambil, Winter lari mengejar Karin, sampai bantal sofa pun ia lempar untuk menghentikan Karin.
"aku pinjem sebentar Winter, mau nyoba yang di tv tadi"jawab Karin membuat Winter berhenti mengejar.
"ngapain sih emang? sini in dulu gue mau ngechat Gigi"ucap Winter.
"nanti aja Winter, sekarang kita foto dulu"ujar Karin.
ia pun mengangkat hpnya tinggi-tinggi lalu berpose dengan Winter dibelakangnya.
"Winter ih, pose kaya aku"ucap Karin.
"lo posenya kaya gimana anjir?"
"gini nihh, tangan kamu begini"ucap Karin membantu Winter untuk berpose. Karin membuat tangan Winter membentuk setengah love lalu ia tautkan tangannya juga yang membentuk setengah love ke tangan Winter.
tangan mereka membentuk sebuah love yang sempurna, namun karena Karin tidak terlihat, walaupun saat ia tautkan tangannya, bentuk love tetap saja setengah.
"cheeseeee"
cekrek
"hahahaha lo nya mana Rin?"tanya Winter tertawa melihat hasilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is [winrina] | ✔️
RandomBayangkan jika hantu menjadi assisten mu, memasak setiap pagi, membersihkan ruang tamu, menemanimu main dan belanja. Awalnya Winter menolak kehadiran nya, tapi seiring berjalannya waktu, bahkan takdir pun akan disalahkan jika ini benar-benar terjadi...