15

2.9K 316 7
                                    


Waktu disaat Giselle memasuki kamar Ningning dan meninggalkan Winter diluar yang pergi entah kemana. Sebenernya Giselle menyadari bahwa Winter pergi dan tidak ikut masuk.

"Ningning..."gumam Giselle mendekat ke arah Ningning yang berbaring disana.

Dia melihat wajah Ningning yang pucat, bukan hanya wajahnya, tapi lihatlah sekujur tubuhnya, nampak begitu pucat.

"Ningning lo kenapa?"tanya Giselle dengan nada khawatir.

"Kamu siapanya anak saya?"tanya seorang wanita paruh baya yang duduk di sofa.

Wanita paruh baya itu juga kaget karena Giselle tiba-tiba masuk dan memanggil anaknya, tapi karena maksudnya baik dia biarkan sementara.

"Sa-saya Giselle, temen Ningning"ucap Giselle menghapus kasar air matanya.

"Giselle?"ucap ulang wanita itu dan Giselle hanya mengangguk.

"Kamu yang sering anak saya ceritakan, nak Giselle?"ucap wanita itu.

Giselle bingung dan hanya mengangguk sekali lagi.

"Yaampun, kamu cantik sekali nak, seperti yang Ning bilang"wanita itu mendekat dan meraih tangan Giselle.

"Saya Jennie, terimakasih karena sudah menjadi teman anak saya"ucapnya.

Giselle untuk yang kesekian kalinya mengangguk lalu tatapannya beralih menatap Ningning.

"Kenapa Ningning keliatan pucat begini?"tanya Giselle.

"Baru-baru ini Ning dioperasi setelah koma dalam waktu lama, setelah dioperasi keadaannya memang membaik, tapi selama operasi dia kehilangan banyak darah dan sekarang pihak rumah sakit sedang mencari donor darah untuknya"jawabnya.

"Tante kalau saya boleh tau, golongan darah Ningning apa?"tanya Giselle.

"O negatif"jawab Jennie pelan. Pandangan nya menatap sedih kearah Ningning.

Giselle buru-buru membuka hpnya dan mencari sesuatu disana.

"Tante jennie, saya bersedia mendonorkan darah saya buat Ningning!"ucap Giselle dengan mantap.

Ternyata setelah mencari tau lewat hpnya,darahnya cocok untuk didonorkan karena dia memiliki golongan darah B negatif.

Jennie menatap terkejut"Kamu yakin?"

Giselle mengangguk cepat, apapun akan dia lakukan untuk membantu Ningning.

Tentu saja itu membuat Jennie senang, dia menatap haru pada anaknya itu sebelum menghubungi pihak rumah sakit dan selanjutnya mereka menyiapkan alat untuk mendonorkan darah Giselle.

"Terimakasih nak Giselle"ucap Jennie pada Giselle yang sekarang sudah berbaring di sebelah ranjang Ningning.

"Panggil Gigi aja, Tan"balas Giselle.

Dan dokter pun mulai mengambil darah Giselle dan memasukkan nya kedalam kantung darah yang digantung, lantas selang kantung darah itu dikaitkan ke pergelangan tangan Ningning membiarkan darah Giselle masuk.

(kebayang, kan?)

Sampai beberapa waktu kedepan, Giselle akhirnya tertidur karena merasa lemas, Jennie juga menunggu diluar.

Tak ada yang sadar bahwa jari Ningning sekilas bergerak setelah ada sesosok roh yang masuk dengan cepat kedalam tubuh Ningning.

Betul, roh Ningning kembali kedalam tubuhnya, bukan menghilang.

Ningning membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke penglihatannya.

Dia menengok ke sebelah kiri setelah penglihatannya kembali, dan disana dia melihat Giselle yang tertidur. Bibirnya menyunggingkan senyuman.

She is [winrina] | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang