What If

1K 105 5
                                    


~•• What If hantu Karina merawat Winter yang sakit, tapi... ••~




••
•••

Hari itu, berjalan normal seperti biasanya. Karina melakukan aktivitas pagi hari seperti hari-hari sebelumnya; membereskan tempat tidur, menyiapkan peralatan mandi seperti handuk, air hangat, sabun, sikat gigi, menyiapkan sarapan. Membangunkan majikannya.

"Winterrr! Mau sampe kapan kamu tidur??" Karina masuk kekamar Winter sambil membawa kemoceng.

Melihat Winter yang tidak bergerak sama sekali membuatnya langsung bergegas menghampiri.

"Yaampun, Winter! Kamu kenapa? Pliss jangan mati sekarang! Seenggaknya kasih aku warisan dulu!"

Winter mengerang, suaranya serak. Karina kemudian memeriksa suhu tubuh Winter yang ternyata cukup panas.

"Kamu kayaknya demam, deh. Mau aku buatin bubur?" Karina bertanya, seakan benar-benar bisa dengan apa yang ia ucapkan barusan.

Winter menggeleng, ia malah menarik tangan Karina dan menjadikan bantalan kepalanya.

"Hehehe." Hantu itu malah cengengesan dengan wajah yang tidak bisa dijelaskan. Seperti orang yang kesenengan.

"Sadar Karin! Winter lagi sakit, kalo yang aku liat di tv, orang sakit harus minum obat!" Karina bermonolog sambil memegang dagunya.

Ia menarik tangan yang dijadikan bantalan oleh Winter dengan pelan, berharap sang puan tidak terbangun. Ia kemudian melihat laci meja, mencari obat-obatan disana. Namun nihil, mahal menemukan ponsel Winter. Dan seketika ide brilian muncul di kepalanya.

Dia membuka kolom chat seseorang, lalu mengetikkan sebuah pesan dimana isi pesan tersebut adalah;

Gigi
Help meee!!
Aku demam :((
Tolong akuuuu gigiiii

Setelah pesan terkirim, ia segera merebus air. Kemudian mengompres Winter menggunakan air yang sudah dihangatkan. Winter kembali menggenggam tangan Karina. Membuat Karina memasang ekspresi 'itu' lagi sambil cengengesan.

"Aku baru tau, kalo kamu sakit jadi manja gini." Karina mengelap keringat di wajah majikannya itu.

"Boleh gak sih kamu sakit tiap hari, biar aku bisa terus liat kamu kayak gini, hehehe."

Sementara itu, di toko Kue Gue, Giselle yang sedang membuat adonan terhenti ketika ponselnya berbunyi beberapa kali. Ia menyuruh Hana untuk melanjutkan pekerjaan.

Winter
Help meee!!
Aku demam :((
Tolong akuuuu gigiiii

Seketika Giselle mengerutkan alisnya, heran dengan typing Winter yang tidak biasanya.

"Tumben nih anak typing nya panjang. Biasa cuma satu- dua huruf." Giselle bergumam. Ia berpikir apakah harus meninggalkan toko dan melihat keadaan Winter atau tidak.

"Kayaknya beneran sakit sih, gak mungkin nih anak pake aku-kamu kalo lagi sehat."

Ia pun menitip pesan pada Hana untuk tutup lebih awal, karena kemungkinan Giselle tidak akan balik lagi kesini setelah dari rumah Winter.

Giselle mengambil tas dan kunci mobilnya kemudian keluar dari toko. Tidak menyadari bahwa sebelum pintu toko benar-benar tertutup, ada sesuatu yang ikut keluar bersamaan dengan sekelebat angin. Hayo apaaa

Kembali lagi ke apartemen Winter. Sebuah mangkuk berisi bubur terhidang di atas nakas samping tempat tidur Winter. Karina dengan cekatan membantu Winter untuk bangun dan menyenderkan nya di kepala ranjang.

She is [winrina] | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang