Setelah tau bahwa Ningning tidak ada disini, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang.
"Naik lift aja sih, ngapain jalan lewat tangga"ucap Winter. Mereka memang berakhir di lantai 4 rumah sakit saat mencari Ningning.
"Kamu mau pulang jam segini? terus nanti dirumah ngapain? mending jalan-jalan dulu ayo"Karina langsung menarik tangan Winter untuk mengikutinya.
Disepanjang jalan Winter memperhatikan rumah sakit ini, rumah sakit yang tentu saja pernah dia datangi, mungkin sekitar satu tahun yang lalu.
Apa sekarang aku akan menemukanmu disini?
"Winter awas!"teriak Karin karena posisinya yang berjalan lebih dulu meninggalkan Winter yang melamun dibelakang.
Winter menoleh dengan cepat, dia melihat beberapa dokter berlari saat ada pasien darurat yang baru saja datang, karena posisinya yang menghalangi akhirnya salah satu dokter tak sengaja menubruknya.
"Dibilangin awas jangan disitu malah ngelamun sih"omel Karina, dia membantu Winter untuk berdiri, namun saat tangannya menarik lengan Winter dia malah meringis.
Tangan kiri Winter sedikit lebam karena tadi jatuhnya cukup keras, Karina membantu dengan perlahan, tak jadi mengomel karena melihat Winter yang meringis sakit.
"Mending diobatin dulu"ujar Karina.
"Pake apa?"tanya Winter yang masih memegang tangan kirinya.
Karin menyuruh Winter untuk duduk dan perlahan tangannya mengusap tangan Winter yang terlihat agak kebiruan itu. Winter terdiam, tangan Karin yang menghangat entah kenapa bisa meredam rasa sakitnya walaupun sedikit.
"Maaf ya, harusnya aku gak lepasin tangan kamu tadi"ucap Karina pelan.
"Kamu gak salah, Rin, akunya aja yang ngelamun gak liat jalan"jawab Winter.
Setelah beberapa saat akhirnya Winter memutuskan untuk pulang sekarang dan lanjut mengobati tangannya dirumah saja. Mereka meninggalkan rumah sakit tanpa bertemu dengan Ningning, dimana dia sebenarnya? apa yang diucapkan Karin benar?.
"Awhh"
Karin tiba-tiba terjatuh setelah keluar dari rumah sakit itu, Winter langsung menghampirinya, dia berusaha menggapai Karin.
"Karin, kamu kenapa?"tanya Winter saat tangannya berhasil menyentuh Karina.
"Aku gatau, tiba-tiba tubuh aku lemes banget"jawab Karina.
Dia tidak bohong, kakinya tiba-tiba mati rasa, tidak bisa digerakkan.
"Aku gendong"ujar Winter.
Karina terdiam, sedikit terkejut dengan ucapan Winter.
"Cepetan sini"ucap Winter.
Karina merentangkan tangannya lalu Winter perlahan mengalungkan kedua tangan Karin dilehernya, dia langsung mengangkat Karina ke punggungnya.
Bisa dilihat bahwa sekarang Winter berjalan dengan agak membungkuk seperti nenek-nenek, bedanya Winter sedang menggendong hantu di punggungnya.
"Lain kali jangan banyak jajan ya"ujar Winter.
"Iya Winter, biar kamu gak boros, kan?"
"Biar kamu gak berat"
puk
"Bercanda Karinn!"
Karina terus memukul kepala Winter dengan pelan.
"Maksud kamu apa?!"tanya Karina.
"Bercanda kok, hehehe, duduk dulu yuk"ujar Winter.
Dia mendudukan Karin di bawah pohon, karena hari ini masih sore Winter tidak berniat untuk pulang cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is [winrina] | ✔️
RandomBayangkan jika hantu menjadi assisten mu, memasak setiap pagi, membersihkan ruang tamu, menemanimu main dan belanja. Awalnya Winter menolak kehadiran nya, tapi seiring berjalannya waktu, bahkan takdir pun akan disalahkan jika ini benar-benar terjadi...