09 : Malam Mencekam

137 33 5
                                    

Joshua-ssi!”

Aku berlari menghampirinya. Saat ku balik tubuhnya, ia total tidak sadarkan diri. Aku coba cari apa ada luka di tubuhnya. Tidak ada luka yang parah kecuali dahinya yang memar.

“Joshua-ssi! Kau bisa dengar aku? Joshua-ssi!”

Seberapa kuat aku mengguncang tubuhnya, ia tidak kunjung bangun. Rasa panik ku langsung meningkat drastis. Ku taruh kepalanya di atas pahaku. Aku masih berusaha untuk menyadarkannya dengan menepuk pipinya beberapa kali. Tetap saja tidak bangun.

    Brak
   Drak

Aku mendengar suara aneh yang berasal dari ruangan yang ada di bagian depan lorong. Apakah ada orang yang berusaha menyakitinya?

Aku langsung merogoh saku celanaku. Mengambil benda pipih itu dan langsung menelpon Dohoon oppa.

“hmm [y/n], sudah ketemu sama Joshua?”

oppa, Joshua aku temukan pingsan di rumahnya. Aku juga mendengar sesuatu uang aneh di rumah ini. Aku minta tolong padamu untuk menelepon polisi. Aku rasa ada sesuatu di sini.”

“ya' Jangan bergerak gegabah! Aku akan menelepon polisi dan langsung bergerak kesana. Kau jangan  melakukan apa-apa. Tunggu sampai bantuan datang. Paham?”

Aku tak menjawab Dohoon oppa lagi. Mataku hanya fokus pada ruangan itu. Didalam sana sangat  gaduh.

Ku letak kepala Joshua di lantai pelan-pelan. Ku beranikan diri untuk mengecek asal dari suara gaduh itu.

Saat berada tepat di depan pintu knop pintu itu tiba-tiba berputar. Itu tandanya benar ada orang didalam, dan orang itu sedang berusaha untuk keluar dari dalam. Kakiku langsung mundur beberapa langkah.

Saat pintu terbuka, aku sudah siap di posisi ku. Kalau-kalau ia menerang aku akan segera lari menjauh untuk mengulur waktu.

Seseorang keluar dari ruangan tersebut dengan langkah gontai, terlihat seperti orang sakau tapi masih dalam keadaan sadar. Perawakannya seperti seorang pria, tingginya sekitar 179 cm, memakai pakaian serba hitam. topi hitam dan masker wajah juga ikut menutupi wajahnya hingga ujung batang hidungnya. Aku kesulitan untuk mengidentifikasi siapa orang yang ada di hadapanku ini.

“siapa kau?!”

Tanganku dengan sigap merampas remote tv yang letaknya di meja, tak jauh dari posisi ku. Aku mengarahkan  remotenya kearah orang asing itu. Walau aku tau remote yang aku pegang ini tidak ada gunanya sama sekali.

Tatapan tajam langsung mengarah padaku. Tanganku gemeter tak karuan. Aku masih berusaha terlihat berani walau sebenarnya aku ketakutan setengah mati. Apa aku akan mati sekarang?

“Oo, aku kedatangan tamu tak di undang rupanya.” Suaranya terdengar seperti di tekan, mungkin itu faktor dari maskernya.

“Kau apakan Joshua? Dan apa yang sedang kau lakukan disini?!” aku masih mencecarnya dengan banyak pertanyaan.

“Want to play?”

“shut up!

Sesaat aku berteriak keras, Ia langsung berlari kearahku dengan  langkah besar. Tangannya mengayunkan sebuah benda padat dan langsung mengenai sisi kanan kepalaku. Aku tidak langsung jatuh walau merasa goyang. Ku tarik tangannya yang satu lagi, kakinya kutendang kuat sampai tubuhnya tersungkur di lantai.

Dia terus menyerang ku tanpa henti, bahkan sebanyak apapun aku mengelak dia tetap menyerang tanpa pandang bulu. pergerakannya sangat cepat dan sulit untuk di baca. Namun sebisa mungkin aku mengelak. Berlari ke arah dapur dan mengambil pisau yang ada di atas meja.

Suspicious Manager [I]Where stories live. Discover now