27 : Rindu

88 20 0
                                    

Aku mendengar suara ricuh di sekitarku, seperti ada banyak orang yang berbicara, tapi aku tidak tau apa yang sedang mereka bicarakan. Rasanya sangat berisik sampai-sampai gendang telingaku hampir pecah. Tubuhku terasa sangat panas, namun dahiku terasa dingin, seperti di tumpuk oleh sekantong es.

Apa ini? Sekuat hati aku ingin berpositif thingking, tapi sepertinya sudah saatnya aku membuka mataku, dan memastikan sendiri apa yang sudah terjadi. Aku sudah tidak tahan lagi dengan suara berisik ini.

"[Y/N] noona!"

Sial, aku terkejut.

"Jangan berteriak, bodoh!"

Suara besar milik Dino dan Seungkwan langsung menghantam indera pendengaranku, seperti loudspeker yang lupa dikecilkan volumenya tapi kau langsung menyetel lagu clap. Aku segera menoleh ke Dino yang ada di sampingku. Aku bisa melihatnya sedang menatapku dengan ekspresi khawatir.

Lalu, saat aku benar-benar membuka mataku selebar samudera, aku terkejut bukan main ketika menyadari ada banyak manusia berjenis kelamin laki-laki mengitarikku, menatap dengan tatapan penuh kekhawatir, lebih khawatir dari Dino.

Sontak aku berteriak kencang, "Aaaaaaa!"

"Aigoo!"

"[Y/N], jangan berteriak, tenang dulu."

Kain berisi es batu itu jatuh bersamaan dengan aku yang bangkit, dan mengubah posisi menjadi duduk. Aku terkejut bukan main, bagaimana bisa mereka semua ada di sini?

"Kenapa kalian ada di sini?" tanyaku, dengan suara yang terdengar masih panik.

"Joshua menemukanmu pingsan di depan pintu unit mu dan membawamu ke sini, karena dia tidak tau password unitmu." Seungcheol membuka suara, "Dia juga tidak bisa membawamu ke rumah sakit," lanjutnya.

Aku menggaruk kepalaku, "Aku, pingsan?"

Dino mengangguk antusias, lalu bertanya, "Iya, ada apa denganmu, Noona? Kenapa kau sampai pingsan seperti itu?"

Aku pun bingung kenapa aku bisa pingsan, seingatku aku sudah masuk ke dalam unitku, "Hmm, tidak ada, aku baik-baik saja, kok," jawabku sambil tersenyum canggung.

"Kau kelelahan?" tanya Wonwoo, dia masih melihatku dengan raut wajah yang khawatir.

Aku pun mengangguk pelan, aku tidak ingin mereka tau apa yang sebenarnya terjadi padaku. "Hmm, ya, begitulah."

Sementara yang lain memandangku dengan penuh kekhawatiran, Joshua malah melihatku dengan tatapan curiga. Rasanya seperti dia mengetahui sesuatu dariku, tapi dia memilih untuk tetap diam. Rasa penasaran dan kebingungan semakin memenuhi diriku, apa yang sudah dia ketahui?

"Noona istrirahat saja lagi, kalau sudah baikan baru kembali ke unitmu," ucap Mingyu, dia terlihat lega setelah melihatku bangun.

Aku mengangguk pelan, "Hmm, baiklah, Mingyu-ssi."

"Sudah lama aku tidak melihat [Y/N] noona, senang rasanya bisa melihatmu lagi," sahut Dokyeom, dia tersenyum lebar, sangat manis, aku sungguh merindukan senyumannya itu.

"Benar, senang bisa melihatmu lagi, Noona," sahut The 8.

Terdengar suara helaan napas dari mulut Vernon, dia menatapku dengan bibir yang sengaja di buat manyun agar terlihat lebih lucu, dia pun melanjutkan, "Aku merindukan saat-saat noona menungguku selesai gym."

"Kau rindu mengumbar tubuhmu padanya, kan?" tuduh Seungkwan.

"Kau kira aku ini manusia cabul, hah?!" Vernon tidak terima dengan tuduhan yang dilayangkan Seungkwan barusan.

Suspicious Manager [I]Where stories live. Discover now