"Terima kasih."
Cuaca hari ini sangat cerah dengan hamparan langit di atas sana yang membuat suasana hati menjadi lebih bahagia. Udara sekitar juga sangat segar, menandakan musim gugur akan segera berakhir. Aku senang bisa kembali setelah perjalanan yang cukup rumit.
Bandara Incheon terlihat sangat ramai. Aku melihat ke seluruh penjuru tempat. Ada banyak reporter dan para penggemar yang menunggu di pintu kedatangan. Aku menoleh ke belakang sejenak, apa ada artis yang akan kembali hari ini?
Aku mengabaikannya, aku membawa koper beserta tasku yang cukup berat ini menuju tempat bus. Aku senang bisa kembali dan menghirup udara Korea lagi. aku senang bisa kembali setelah menyelesaikan tugasku di kampung halaman. Setelah ini aku akan bisa hidup dengan tenang.
Aku sudah menyelesaikan urusan dengan bibiku di Indonesia, mengujungi makam ayahku, dan membayar semua hutang-hutangnya. Walau pun hutang-hutang itu bukan milikku, tapi aku tetap harus melunasinya sebagai ahli waris yang sah.
Aku mencoba memaafkan semua kesalahannya, tapi itu semua tentu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk benar-benar bisa memaafkan. Semua orang tentu menyalahkanku akan hal ini, tapi aku tidak terlalu peduli dengan komentar orang lain, toh mereka tidak merasakan apa yang aku rasakan, dan hanya bisa berkomentar tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi.
"Itu Seventeen!!!"
Kudengar sorakan riuh, flash kamera tanpa henti menyorot sosok-sosok luar biasa yang baru saja keluar dari pintu kedatangan. Aku tersenyum melihat mereka keluar dengan dikawal ketat oleh para bodyguard. Aku hanya melihat dari jauh. Sudah lama tidak melihat mereka secara langsung.
Terhitung sudah satu tahun aku berada di Indonesia untuk mengurus semuanya dan tidak pernah berkontak lagi dengan mereka, karena mereka juga sangat sibuk untuk comeback, tuor, dan jadwal individu lainnya. Akhir-akhir ini mereka sangat sibuk.
Kepopuleran mereka sungguh luar biasa setelah comeback mereka baru-baru ini dengan album Heaven. Aku benar-benar bangga dengan apa yang mereka capai sampai ke titik ini.
Setelah puas melepas kerinduan dengan melihat mereka dari kejauhan, aku pun melanjutkan langkahku menuju bus. Hari ini Dohoon oppa pasti sangat sibuk dengan semua jadwal Seventeen, dan juga jadwal rehab Seungcheol yang harus dia urus sendiri. Walau pun ada manager lain yang membantu di lapangan, nyatanya semua itu harus melalui tangan Dohoon oppa terlebih dahulu untuk bisa mengontrol jadwal mereka agar berjalan dengan baik tanpa adanya masalah.
"Kapan kau akan kembali? Aku benar-benar merindukanmu, tidak bisa kah kau membuatku tenang sehari saja, [Y/N]?"Aku tertawa saat mendengar suara Dohoon oppa yang terdengar sangat frustrasi dari balik panggilan telepon itu. dia terdengar seperti sedang menahan kantuk.
"Kau benar-benar terdengar seperti suamiku, orang-orang bisa mengira kalau kau itu benar-benar suamiku. Kenapa kau sangat cerewet, huh?"
Aku tertawa setelah mengatakannya. Mataku melihat ke arah Jam digital yang ada di nakasku. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Aku harus tidur, memulihkan energiku agar bisa beraktifitas lagi besok.
YOU ARE READING
Suspicious Manager [I]
Fanfiction[IMAGINE STORY] Bagaimana rasanya menjadi seorang manager idola papan atas seperti Seventeen? Terlebih yang menjadi manager adalah seorang fans. Ia harus bisa menyembunyikan identitasnya agar tidak terbongkar. Karena jika terbongkar ia akan masuk k...