Makan siang hari ini sedikit terlambat karena jadwal penampilan mereka, tetapi itu tidak mengganggu mereka sama sekali. Kotak makan siang mereka sudah disiapkan dengan baik oleh manajer. Para member Seventeen pun bergantian mengambil makan siang mereka, mencari tempat yang nyaman untuk duduk dan makan.
Namun, Seungcheol mengalami kejutan saat membuka kotak makan siangnya. Isi makanannya yang terlihat sangat pedas, Seungcheol sangat lemah dengan makanan pedas. Dia merenung sejenak, berniat untuk pergi ke manajernya dan mengeluhkan masalah ini.
Namun, sebelum dia bisa melangkah, seseorang menahan tangannya, dan ternyata itu adalah Joshua. Joshua langsung menukar kotak makanannya dengan milik Seungcheol yang tidak pedas.
"Ambil punyaku," kata Joshua dengan suara yang lembut, menunjukkan rasa peduli dan perhatiannya pada Seungcheol.
Seungcheol terkejut oleh tindakan Joshua, tetapi dia merasa terharu atas tindakan temannya yang perhatian ini. Dalam tindakan sederhana itu, mereka menunjukkan bahwa mereka masih peduli satu sama lain dan siap untuk memperbaiki hubungan mereka yang sempat renggang.
Woozi dan Hoshi memperhatikan dari jauh, melihat betapa manisnya pemandangan yang mereka lihat.
Woozi pun langsung memberikan komentar, "Lihat, meskipun mereka sedang bertengkar, tapi Joshua hyeong masih sangat peduli dengan Coups hyeong."
Hoshi mengangguk setuju, "Hmm, Joshua hyeong memang baik hati. Dia tidak akan tinggal diam jika melihat temannya tersiksa."
Dino menimpali dengan senyuman, " Sebentar lagi juga mereka baikan."
Mereka semua berharap bahwa perselisihan antara Seungcheol dan Joshua akan segera berakhir, dan semua anggota Seventeen bisa kembali bersatu sebagai satu tim yang kuat. Dalam dunia hiburan yang penuh dengan tekanan, konflik, dan persaingan. Persahabatan dan dukungan satu sama lain adalah hal yang sangat berharga bagi mereka.
Hoshi menoleh ke arah Woozi dengan senyum licik di wajahnya. "Jihoon-ah, kau mau tukaran denganku?" tanya Hoshi sambil menyodorkan kotak makan siangnya.
Tatapan tajam langsung dihadiahi oleh Woozi, yang tampak kesal. "Singkirkan kotak makan siangmu yang menjijikkan ini!" kata Woozi dengan nada sinis.
Dino tertawa, melihat Woozi dan Hoshi bertengkar sudah sangat biasa, mereka terlihat seperti pasangan suami-istri yang tidak akur saja, namun itu semua hanyalah candaan belaka.
Jun tidak bisa menahan diri untuk tidak memberikan komentar saat melihat interaksi lucu antara Hoshi dan Woozi. "Udah seperti pasutri kalian," celetuk Jun dengan nada jenaka.
Tatapan sinis dari Woozi kemudian langsung diarahkan ke Jun. "Diam!" katanya dengan suara tegas.
Semua orang tertawa, melihat Woozi marah adalah hiburan tersendiri bagi mereka. Meskipun dia bukan member termuda, sikapnya yang lucu saat marah membuatnya menjadi sasaran candaan yang populer di antara anggota Seventeen.
"Kucing munchkin kalau udah marah juga ngeri, ya," kata Vernon, yang membuat semua orang tertawa lebih keras lagi. Suasana keakraban di antara mereka sangat kental, dan mereka tahu bagaimana cara membuat satu sama lain tertawa dan merasa nyaman.
"Mau mati?" ancam Woozi dengan nada serius, tetapi ekspresi wajahnya tetap tidak bisa diambil serius.
"Udah, udah, kasihan Jihoon hyeong," timpal Dokyeom.
"Lucu banget, sih." Dino masih tertawa, melihat wajah Woozi yang sudah sedikit memerah.
"Cebelapa imut cih, Aku?"
"Pfttt, setan!" Seungkwan tidak bisa menahan tawanya ketika Hoshi memperagakan gerak tubuhnya ketika mengatakan kalimat itu.
Para member tertawa saat melihat sang produser yang terkenal dengan sifat tegas dan perfeksionis ini mencoba untuk menakut-nakuti mereka. Bagi mereka, Woozi terlalu lucu untuk ditakuti, terkecuali di ruang rekaman.
YOU ARE READING
Suspicious Manager [I]
Fanfiction[IMAGINE STORY] Bagaimana rasanya menjadi seorang manager idola papan atas seperti Seventeen? Terlebih yang menjadi manager adalah seorang fans. Ia harus bisa menyembunyikan identitasnya agar tidak terbongkar. Karena jika terbongkar ia akan masuk k...