___
"Maafkan saya, saya tau ini sangat mendadak. Terima kasih untuk kerja samanya selama beberapa bulan ini. Saya sangat senang bisa mengenal kalian, terima kasih banyak."
Aku membungkuk sopan di hadapan para member dan beberapa staf lainnya. Senyumanku terlihat sangat jelas menggambarkan kalau aku benar-benar merasa bersalah pada mereka.
"Noona, tidak bisa kah kau di sini saja? Kami sudah terlalu nyaman denganmu. Tolong jangan pergi!" Dino membuka suara dengan mengatakan hal yang membuat hatiku rasanya sangat remuk.
Aku mengalihkan pandangan ke arah lain. "Maaf, ini perintah atasan, saya tidak bisa mengubahnya."
"Manager Cha hari ini akan pindah ke divisi promosi dan pemasaran. Kalian masih bisa bertemu dengannya di tempat ini. Jangan berkecil hati, kita sudah sering menghadapi perpisahan seperti ini. Manager dan asisten manager memang suka datang dan pergi. Itu sudah menjadi hal yang biasa untuk kita." Dohoon oppa menjelaskan dengan nada yang tenang, itu membuatku merasa tenang.
"Tapi, kenapa noona tiba-tiba merubah gaya bicara menjadi sangat sopan? Kau terlihat sangat dingin sekarang," celetuk Seungkwan.
"Karena ini tempat kerja, kita adalah kolega dan terikat dalam hubungan yang formal. Saya harap kalian semua akan seperti itu."
Maafkan aku Seungkwan, aku tidak bisa melakukannya lagi, aku benar-benar ingin melupakan semuanya.
"Nona Cha, kembalilah bekerja!" titah Dohoon oppa padaku.
Aku sekali lagi membungkuk dalam "Saya permisi dulu, selamat tinggal."
Aku segera pergi dari hadapan mereka. Hari ini adalah hari yang baru. Aku tidak lagi berhubungan dengan mereka, walau pun bekerja di satu gedung yang sama. Setidaknya aku tidak terlalu sering bertemu dengan mereka. Itu akan mengurangi perasaan takutku.
Divisi promosi dan pemasaran tidak terlalu buruk, walau pun pekerjaannya sangat padat dan melelahkan untuk otakku. Tapi, setidaknya aku merasa nyaman di tempat ini. Tidak ada orang yang memandangku dengan tatapan sinis ataupun mengancam dengan kata-kata yang tidak enak didengar.
Aku di tempat ini bersifat sementara untuk menggantikan posisi pak Yoon yang sedang cuti pasca operasi usus buntu. Hanya sementara, setelah itu aku tidak tau kemana lagi aku akan pergi. Bisa saja aku berhenti bekerja di sini dan mencarinya di tempat lain.
Karena hari ini adalah hari pertamaku di divisi ini, aku mengalami beberapa kesulitan, namun itu tidak menggangguku sama sekali. Aku terus bekerja sampai larut malam, lembur karena terlalu banyak hal yang harus ku urus.
Setelah selesai dengan pekerjaanku aku mematikan komputer ku dan segera beranjak dari kursi. Kubikel-kubikel di sebelahku sudah ada beberapa yang kosong.
"Argh, ayo kita pulang."
Aku menyemangati diriku sendiri. Ku rapikan kursi ku dan bergegas pulang.
Suasana di luar gedung terlihat cukup sepi. Jarum pendek jam tanganku menunjukkan pukul sepuluh tepat. Aku menghela napas, aku bekerja cukup keras dan buru-buru hari ini. Banyak hal yang harus aku kejar agar tidak merepotkan orang-orang di divisi karena kebodohan ku ini.
Aku kembali ke dorm setelah hari yang melelahkan. Aku masih tinggal di apartemen tempat di mana member tinggal sementara dalam waktu promosi.
Lagi pula aku berada di satu lantai di bawah unit mereka, itu tidak akan mengganggu sama sekali, aku tidak akan bertemu dengan mereka.
Aku melihat sekeliling, aku merasa seperti ada yang mencurigakan di sekitar. Tempat ini sangat sepi dan tenang. Apartemen dengan sistem keamanan yang cukup ketat, namun masih membuatku cukup merasa awas.
YOU ARE READING
Suspicious Manager [I]
Fanfiction[IMAGINE STORY] Bagaimana rasanya menjadi seorang manager idola papan atas seperti Seventeen? Terlebih yang menjadi manager adalah seorang fans. Ia harus bisa menyembunyikan identitasnya agar tidak terbongkar. Karena jika terbongkar ia akan masuk k...