16 : Tersakiti

92 22 0
                                    


__

Dari awal pekerjaan ini memang tidak cocok denganku. Aku tidak ingin sebuah hubungan spesial dengan mereka. Aku hanya ingin menjalankan pekerjaanku seperti layaknya profesional. Aku seorang penggemar, memang benar, tapi aku tau batasan-batasan yang tidak boleh aku lakukan.

Hari ini sungguh melelahkan dan membuat energiku terkuras semuanya. Aku menahan diri untuk tidak berperilaku berlebihan lagi. Apapun yang mereka lakukan di luar jam kerjaku, aku tidak menanggapinya sama sekali.

"Maafkan aku, Oppa. Sepertinya pekerjaan ini memang tidak cocok untukku. Aku akan mengundurkan diri saja."

Dohoon Oppa tampak sangat terkejut dengan perkataanku barusan. Aku sunggu tidak ingin melanjutkannya. Lebih baik mengagumi mereka dari kejauhan dari pada dari dekat tapi menyisakan kegelisahan di dalam hatiku. Aku tidak ingin perasaanku semakin berkembang dan menyulitkan diriku sendiri.

"Tapi, kenapa?"

Aku menghela napas sebelum menjawab, "Aku ingin pergi ke Indonesia."

Dohoon oppa menatapku serius. Dia terlihat tidak terima dengan apa yang aku katakan barusan. Dia menarik tanganku lalu menggenggamnya kuat, "Kau tidak serius dengan perkataanmu barusan, kan? Kembali ke Indonesia? Aku tidak akan mengizinkannya, tidak akan!"

"Oppa..."

"[Y/N], lukamu belum sembuh. Kau masih dalam trauma yang hebat. Jika kau kembali ke sana, kau sama saja seperti masuk ke lubang neraka. Apa kau tidak ingat bagaimana mereka memperlakukanmu? Apa kau ingin diperlakukan lagi seperti itu?! Aku tidak akan memberikan izin apapun. Sebagai walimu yang tersisa, aku melarangmu meninggalkan Korea!"

Aku menggigit bibir bawahku, aku tidak bisa membantah perkataan Dohoon Oppa. Aku tidak bisa menyangkalnya, semua perkataan yang keluar dari mulutnya sungguh membuatku terdiam seribu bahasa.

"Dengarkan aku, jika kau tidak ingin berada di perusahaan ini. Aku bisa mencarikan mu pekerjaan yang lain, tapi untuk kembali ke Indonesia, aku jelas akan menolaknya."

"Maafkan aku," cicitku.

Tanpa sadar air mataku mengalir membasahi pipiku. Aku sungguh tidak ingin ini semua terjadi, tapi posisiku sudah dalam keadaan yang lumayan genting.

"Aku akan mencarikanmu pekerjaan lain. Aku tau, tidak mudah beradaptasi dengan para member lain, bukan? Mengurus 13 pria itu memang menyusahkan."

"Bukan itu alasannya yang membuatku ingin berhenti..."

Alis Dohoon oppa bertaut. "Apa maksudmu?"

"Aku sudah terbiasa mengurus banyak orang. Dulu juga saat di panti asuhan aku mengurus banyak anak. Tapi, ini sedikit mengganggu ketika salah satu dari mereka sangat keras kepala dan mendesakku untuk menyukainya secara spesifik."

Aku menarik napas lalu melanjutkan. "Kau tau, aku tidak akan melakukan hal seperti ini saat bekerja. Aku tidak ingin mengambil keuntungan apapun dalam hal ini. Walau pun aku seorang penggemar yang ingin dikenal dan disukai idolanya sendiri. Aku tidak ingin sebuah hubungan yang spesifik... kau tau, seperti berpacaran dengan mereka."

Dohoon Oppa menatapku serius. "Seseorang mengajakmu berpacaran?"

Aku mengangguk sebagai jawaban, "Hmm, dan itu membuatku tidak nyaman. Aku sudah menolaknya secara halus, tapi itu tidak berbuah hasil apapun."

"Siapa orangnya?"

"Scoups..."

"What?!"

Aku menghela napas dalam "I almost lost my mind because of him."

Suspicious Manager [I]Where stories live. Discover now