Seorang pria yang sedang menunggu seseorang disebuah cafe sembari melakukan sesuatu dilaptop.
Seseorang duduk mengalihkan perhatian pria itu, seorang wanita dengan pakaian kurang bahan sedang duduk didepannya.
"Woy, lo sudah kendalikan robot itu?"
"Mana bisa gua kendalikan, itu anak pada melawan walaupun sudah gua kasih virus." Ucap pria itu frustasi.
Gimana tidak frustasi setiap pria itu meretas sistem yang ada pada robot itu selalu saja gagal bahkan tidak jarang robot itu juga memberikan virus komputer yang membuat pria itu harus mengganti laptopnya.
"Kalau memang lo tidak bisa mengendalikan robot itu untuk membunuh bocah sialan itu Lo sendiri yang bunuh secara langsung."
"Ko bego apa gimana, itu mansion keamanannya ketat banget salah langkah sudah beda alam gua."
"Gua gak mau tahu, gua sudah bayar Lo banyak jadi Lo harus bunuh bocah itu terserah mau pake cara manapun termasuk menyamar menjadi salah satu pekerja disana." Setelah itu wanita tersebut pergi begitu saja.
"Sialan gimana gua bisa masuk?" Ucap pria tersebut bertanya kepada dirinya sendiri sembari menyimpan laptop dan pergi.
.....
Dimansion Axton terlihat beberapa maid yang sedang melakukan pekerjaan mereka dan bodyguard yang sedang berjaga disekitar mansion.
Seorang sistem dalam tubuh remaja laki-laki tengah mengendong seseorang yang lebih kecil darinya berjalan dari gerbang menuju mansion.
Mereka adalah Alden yang mengendong Rayziel dari markas menuju mansion, setelah menyimpan beberapa barang dan membersihkan diri di markas mereka pun pulang ke mansion Axton dengan berjalan kaki.
Awalnya Rayziel mau berjalan sendiri namun Alden tidak mengizinkan dan mengendongnya menuju mansion yang letaknya tidak terlalu jauh dari markas Rayziel.
Bahkan Rayziel yang sudah menggunakan hoddie dipakaian pula jaket milik Alden agar tidak kedinginan.
Alden dengan wajah datar dan dingin sedangkan Rayziel yang berada digendongannya memasang wajah datar namun tersirat kelembutan disana.
"Pagi." Sapa Rayziel dengan senyum tipis.
Hal ini merupakan kebiasaan di kehidupan lamanya, sedingin-dinginnya Rayziel dia pasti selalu menyapa orang yang dia kenal maupun tidak dia kenal.
Ada kata pepatah, tak kenal maka tak sayang.
"Pagi tuan kecil."
"Pagi dedek gemesh."
"Selamat pagi tuan kecil."
"Selamat pagi matahari kecilku."
"Heh jeng, kalau tuan dengar habis kau."
"Hehe."
Saat masuk ke dalam mansion terlihat Axton dan keluarganya sedang duduk dimeja makan tengah menunggu sarapan tiba.
Willona yang melihat Rayziel dan Alden pun menyapa, "Pagi Alden dan pagi baby."
"Pagi mamah." Ucap Rayziel dengan senyum tipis dan Alden yang mengangguk singkat.
"Ayo sarapan dulu dan Alden kau harus isi tenagamu dulu biar baby Rayziel sama mama dulu." Ucap Willona diangguki oleh Alden yang datang ke meja makan lalu menyerahkan Rayziel ke Willona dan pergi ke sebuah ruangan yang letaknya tidak jauh dari ruang perpustakaan untuk mengisi daya.
"Bagaimana baby sama Alden, dia tidak bikin sesuatu yang macam-macam kan?" Tanya Adit khawatir dengan Rayziel, sedari pagi dia merasakan firasat yang buruk mengenai Rayziel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayziel | Pre-order
ActionBEBERAPA PART DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBIT Apa jadinya jika seorang penulis novel masuk ke dalam novel buatannya sendiri yang belum tamat? Yang tertarik silahkan baca, yang tidak suka boleh diskip typo bertebaran 23032023-02022024-END