17

7.1K 600 14
                                    

Samuel merasa tidak tenang saat ini, pikirannya kalut saat melihat Rayziel terluka di kantin.

Iya Rayziel bukan Velicia.

Entah kenapa ia merasa kalau Rayziel itu adalah adiknya.

Namun masih belum yakin sepenuhnya, jadi Samuel akan mencari tahu lebih lanjut soal Rayziel.

Untung Samuel duduk di kursi belakang dekat jendela, jadi tidak terlalu diperhatikan oleh guru.

Lagipula ia juga sudah pintar dan sudah lulus, sudah kerja juga di perusahaan.

Samuel bergerak gelisah, kakinya ingin melangkah ke ruang UKS dimana adiknya sedang beristirahat.

Zack yang duduk sebangku dengan Samuel menatap heran adik pertamanya yang sudah kayak cacing kepanasan.

"Kenapa?"

Samuel tersentak sesaat lalu merubah wajahnya menjadi dingin, "tidak ada."

Zack mengangguk samar lalu kembali ke ponselnya, ia tidak menyimak penjelasan guru dari awal. Kan ia sudah lulus, sudah punya perusahaan sendiri dan jadi CEO.

Samuel melihat jam digital yang melingkar ditangannya.

11 : 55

5 menit lagi akan ada istirahat ke 2, tapi waktu terasa sangat lama bagi Samuel untuk segera melihat adiknya itu.

.....

Ditempat lain tepatnya di atas brankar terdapat dua orang pemuda yang masih tidur menyelam ke alam mimpi.

Sehingga salah satu dari mereka mulai menggeliat dari tidurnya dan mulai membuka mata menampilkan manik mata gelap segelap langit malam yang sangat indah.

Bola matanya bergulir ke samping dimana ayang eh bocil imutnya sedang tertidur pulas meskipun lengannya memeluk erat perutnya.

Alden menatap lekat Rayziel, anak yang ia sukai saat pertama kali bertemu di mansion Axton.

Meskipun pernah ditolak, perasaannya bukannya hilang melainkan semakin besar. Apalagi saat melihat Rayziel yang sekarang sangat imut.

Tangannya terangkat mengusap pelan pipi bulat Rayziel yang sangat halus, bulu mata yang lentik, hidung pesek tapi mungil dan terakhir bibir cherry yang mungil.

Alden tersenyum tipis lalu mengecup pelan bibir mungil Rayziel.

Lalu menghabiskan waktu di UKS dengan menatap wajah imut Rayziel, untung tidak ada anak PMR.

Ting tong
Ting tong
Saatnya istirahat

Suara bell sekolah berbunyi menandakan istirahat, namun tidak bagi Alden yang sedang melihat cara tidur Rayziel.

Saat Alden menatap wajah Rayziel, bocah didepannya tiba-tiba membuka mata menatapnya dengan pandangan membunuh kek setan.

"Apa?"

"Tidak ada."

Alden mempertahankan wajah dinginnya meskipun jantungnya sudah Jedar jeder.

Rayziel bangun dari tidurnya dan mengambil botol air minum yang ada di atas nakas UKS lalu meminumnya.

"Mau ke kelas?"

"Gak." Ucap Rayziel dengan suara serak lalu lanjut minum air.

"Oh." Alden mengangguk lalu kembali pada ponselnya.

Tak lama kemudian pintu uks terbuka, masuklah Jason dan Keith.

"Halo baby, udah baikan? Kalau belum ini abang bawakan tas milik baby biar baby bisa pulang dan beristirahat."

Rayziel | Pre-orderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang