Rayziel sedang menonton kartun di ruang keluarga dipangku Mark, iya Mark.
Setelah makan siang tadi Mark langsung mengambil Rayziel dari Willona mengabaikan tatapan tajam dari Axton, Willona, Deon dan Adit.
Disamping kiri Mark sudah ada Jason dan disamping kanan sudah ada Keith yang menduduki.
Angga, Jingga, Rizal dan Louis pergi setelah makan siang bersama dengan anak-anak mereka.
Awalnya Raka, Surya, Arel dan Erel tidak mau pergi karena tidak mau meninggalkan Rayziel tapi setelah diberikan ancaman, baru mereka pergi dengan tidak rela.
Ancamannya adalah tidak boleh menemui Rayziel selama sebulan.
Mereka tidak mau, sehari tidak ketemu Rayziel saja rasanya seperti tidak ketemu selama se abad.
Cyfrin sudah pergi duluan karena ada panggilan dari ayahnya, begitu pula dengan Samuel.
Selain itu mereka juga harus memberikan waktu pribadi kepada Axton dan keluarganya agar bisa memiliki waktu bersama.
Tersisa lah Mark, Keith dan Jason dimansion Axton.
Axton, Willona, Deon dan Adit menatap tajam dengan aura membunuh pada Mark, Keith dan Jason. Apalagi saat Jason yang sengaja mencium tangan mungil milik Rayziel dan Keith yang mencium pipi tembem Rayziel.
Beuh keterlaluan.
Sedangkan Rayziel sedang tertekan dengan perlakuan Mark, Keith dan Jason terhadap dirinya. Ia tidak suka dimanjakan.
'Halo halo halo tuan~'
Rayziel memutar bola matanya malas, 'kenapa?'
'Ada misi tuan~, anda harus bertemu dengan seorang anak yang terluka di sebuah gang sempit sekitar rumah sakit pada malam hari'
'Ngelunjak'
'Saya tidak mau tuan, anda harus menyelesaikan misi ini'
Rayziel berdecak kesal, 'tuntut terus tuntut, tuntut sampai sukses ಠ︵ಠ '
'Saya hanya menerangkan misi dari atasan saya tuan'
'Halah alasan, nanti kalau sudah dapat izin tapi tidak ada kendaraan kau yang harus mengantarku'
'Baik tuan hal seperti itu sangat mudah untukku (。•̀ᴗ-)✧'
Rayziel cemberut tanpa sadar mengabaikan Keith yang mengelus pipinya.
Mata Rayziel menatap ke arah lain yang ada diruang keluarga, tapi lain halnya di pikirannya yang saat ini sedang berbicara pada six.
"Apakah anakku terlalu penting buatmu sehingga kau mengabaikan istrimu yang baru saja melahirkan anakmu?"
Mark terkekeh dengan ucapan Axton yang terkesan menyindir dirinya.
"Ayolah Axton, lagipula istriku ini yang memintaku untuk melihat keadaan baby." Ucap Mark dengan tersenyum miring.
"Benarkah? Bagaimana keadaannya?" Tanya Willona, aura membunuh disekitarnya seketika lenyap saat mendengar kakak iparnya melahirkan seorang anak.
"Sangat baik adikku, bayinya juga sangat lucu sama seperti Ray."
"Oh benarkah kalau begitu kapan-kapan kita ke sana mengunjungi mom dan dad, sekalian memperkenalkan anakmu pada Rayziel." Ucap Willona dengan semangat.
Rayziel dapat melihat wajah Axton, Deon dan Adit sudah masam wajahnya. Tapi Deon tidak terlalu terlihat raut wajahnya.
Adit yang sudah tidak tahan lagi berjalan menuju kamarnya membuat semua orang yang ada diruang keluarga menatap bingung kecuali Mark yang sibuk mencium surai Rayziel yang harum dan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayziel | Pre-order
AcciónBEBERAPA PART DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBIT Apa jadinya jika seorang penulis novel masuk ke dalam novel buatannya sendiri yang belum tamat? Yang tertarik silahkan baca, yang tidak suka boleh diskip typo bertebaran 23032023-02022024-END