"Ada?"
Rayziel memutar bola matanya malas, saat ini dia ada diatas sofa ruang rawat dengan Kenzo yang setia menyandarkan kepalanya di dadanya.
Tangan Rayziel memegang telapak tangan mungil Kenzo yang lebih kecil dari tangannya.
Lembut.
Rayziel menatap tenang wajah Kenzo yang dari tadi berceloteh tidak jelas.
Axton, Deon, Adit, Keith, Jason dan Richard iri melihat pemandangan didepan mereka, dimana Kenzo bisa bermanja-manja ria dengan Rayziel.
Termasuk Mark, meskipun anaknya sendiri tapi tetap saja ia iri saat melihat Kenzo bisa bermanja dengan Rayziel.
Mereka juga melotot saat melihat Kenzo mengacungkan jari tengah, siapa yang mengajarkan anak ini?
Kenzo dari pertama bertemu sangat senang bertemu dengan Rayziel, bahkan tidak mau melepaskan Rayziel barang sedetikpun.
Adit sudah masam mukanya, lain halnya dengan Axton dan Deon yang sudah menggelap wajahnya dengan aura membara yang kuat.
Cemburu ceritanya.
Saking cemburunya sampai Jason yang berada disebelah Adit harus mengeluarkan kipas portabel mini saking panasnya.
"Adek sini dulu, pasti lapar kan?." Athena menyiapkan botol susu bayi, "bang bawa adek kesini dong." Keith mengangguk lalu menghampiri Kenzo.
Kenzo melengkungkan mulutnya ke bawah saat Rayziel menjauhkan kepalanya.
Keith membawa Kenzo kepada Athena, Mark dan Axton sedang sibuk dengan laptopnya.
Willona duduk disebelah Rayziel, "bang mama salepnya?" Tanyanya mengangkat tangannya ke arah Adit.
"Ini salepnya mah Adit bawa buat baby." Adit memberikan salep pada Willona, tangan kiri Adit mengusap pipinya yang habis ditampar Willona.
Willona menerimanya lalu menyuruh Rayziel berbaring dan mengangkat bajunya.
Terjadi keributan saat Willona hendak memandikan Rayziel dikamar mandi sebab terlihat sebagian tubuhnya yang berwarna sedikit kemerahan.
Rayziel sangat pandai dalam menyembunyikan lukanya.
Deon duduk disofa dengan Helena yang sedang mengobati sudut bibirnya yang habis kena tonjok dari Axton.
"Nak kemari biar nenek obati lukanya." Adit menurut duduk didekat Helena.
Willona mengoleskan salep ke wajah Rayziel yang sedikit memerah, "sudah dibilangin untuk jaga baby, jangan ngeyel." Lalu memberi makan bubur ayam yang Rayziel minta.
Adit mendengus kesal, "Ray tidak akan terluka kalau anak setan itu tidak datang."
Athena menoleh kesal, "sialan emang, si Daniel terlalu gampang terpesona sama yang murahan." Ucapnya menekan kata 'murahan'.
"Hmm, tidak bisa dipercaya." Jawab Axton.
"Ck aku tidak akan percaya dengan hal sepele seperti itu, aku tidak seperti adikku yang tidak menyelidiki kebenarannya." Ucap Mark menyindir Daniel.
Daniel yang sedang memeriksa berkas dikantor mendadak bersin, "hachoo."
"Nah adek pintar, sekarang bobo yuk itu mata adek udah mau ketutup tuh." Ucap Athena saat melihat mata Kenzo yang terlihat sayu.
Kenzo menoleh ke arah Rayziel yang sedang duduk sambil merem melek menahan kantuk, ia tidak mau tidur. Banyak hal yang ingin ia ceritakan ke Rayziel.
"Aduh adek aktif banget, tidur ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayziel | Pre-order
ActionBEBERAPA PART DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBIT Apa jadinya jika seorang penulis novel masuk ke dalam novel buatannya sendiri yang belum tamat? Yang tertarik silahkan baca, yang tidak suka boleh diskip typo bertebaran 23032023-02022024-END