"Sayang, kapan kita bisa ambil perusahaan Windson?" Tanya pria pada wanita disampingnya, tangan pria itu memeluk pinggangnya posesif.
"Sabar sayang, sedikit lagi bakal jadi milik kita setelah aku menikahi salah satu anggota keluarga yang sangat bodoh itu." Ucapnya mengusap rahang pria itu sensual.
Pria itu menyeringai, "bolehkah?"
"Apapun untukmu." Ucap wanita mengalungkan tangannya ke leher pria itu.
.....
"Baby jangan lari."
"Baby biar abang gendong ya? Kasian nanti kaki baby keseleo."
"Baby dengar abang gak?"
"Jaga jarak."
"Berapa meter hah?"
"Jaga jarak 100km dari adikku."
Rayziel menatap malas Jason yang berceloteh disepanjang jalan menuju mansion terbengkalai atau bisa dibilang markas rahasia Rayziel.
Sedangkan Keith dan Xavier saling perang dingin dan menatap tajam satu sama lain.
Setelah mendapatkan izin dari Willona untuk pergi ke markasnya dengan alibi ingin ke taman komplek, Rayziel akhirnya bisa mendapatkan izin asalkan ada Keith dan Jason yang mengawasi dan harus pulang sebelum makan malam.
Namun secara tidak terduga Xavier malah ingin ikut dengan alasan yang tidak diketahui oleh Keith, Jason dan Rayziel dan membuat Willona mengizinkannya karena mereka saling berbisik.
Jason mengendong Rayziel lalu mengusap dahinya lembut, "baby jangan jalan lagi ya ini udah keringetan nanti capek loh." Ucapnya memberikan pengertian, Rayziel mengangguk.
"Kita ke taman kan?" Rayziel menggeleng. "Terus ke mana hmm?"
"Markas?" Jawab Rayziel menatap Jason serius.
Jason mengangkat alisnya sebelah, "baby punya markas? Dimana? Di halaman belakang mansion bukan?"
Menurut Jason, anak - anak biasanya membuat markas kecil dihalaman belakang rumah atau membuat rumah pohon yang dijadikan markas.
Rayziel menggeleng, "bukan."
"Trus dimana?" Rayziel menunjukkan arah menuju markasnya di gendongan Jason, Jason hanya mengikuti.
Xavier ingin berjalan disampingnya kiri Rayziel yang berada di gendongan Jason namun Keith menarik kerah baju Xavier lalu berjalan didepannya, "jaga jarak."
"Lo siapa bisa melarang?" Tanya Xavier dengan wajah menantang.
"Abangnya, orang asing jangan mendekat."
"Tidak semudah itu ferguso."
Keith dan Jason menatap tajam Xavier, "adek gue terlalu berharga buat orang brengsek macam lo." Ujar Jason berjalan menuju arah yang ditunjuk Rayziel.
Xavier berjalan disamping kanan, "lalu Alden bukan orang brengsek begitu?" Tanyanya menyeringai.
Jason mendengus, "mau Alden mau lo tetap gua gak akan berikan adek gua."
Keith dan Rayziel menatap datar Xavier, Rayziel memang tidak terlalu berharap Alden berada disisinya terus pasti nantinya Alden akan mempunyai kehidupannya sendiri.
Rayziel melihat sekitar gang komplek kecil dimana markasnya berada, ia kepikiran rencana kedepannya bagaimana setelah cerita ini selesai.
Ah jadi penasaran nanti pasangannya di masa depan bagaimana ya?
Swush
Rayziel merasa bulu kuduknya berdiri saat berada beberapa meter dari pagar mansion terbengkalai yang ia jadikan markas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayziel | Pre-order
ActionBEBERAPA PART DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBIT Apa jadinya jika seorang penulis novel masuk ke dalam novel buatannya sendiri yang belum tamat? Yang tertarik silahkan baca, yang tidak suka boleh diskip typo bertebaran 23032023-02022024-END