:: 12 : SUNGHOON AND MINHEE ::

531 53 4
                                    

"Bunda apa kabar? Aku kangen, aku pengen pulang."

Sepasang netranya menatap gusar langit-langit kamar. Memorinya masih beroperasi pada kejadian semalam meskipun ia sudah berupaya melenyapkan dengan berlimpah strategi tapi tetap saja setiap detailnya masih terekam gamblang nyaris mengacak-acak pemusatan.

Menjijikan. Seandainya Sunghoon bisa memutar waktu untuk menghentikan dirinya supaya tidak melahap sup itu. Pikiran Sunghoon berkelana buruk, ia sempat berpikir bahwa daging yang disantap setiap makan malam adalah daging manusia.

Oh, it's bad even horrible.

Bagaimana mungkin terdapat jari manusia di dalam sup? Adakah seseorang yang memasukkan benda tersebut? Kalau memang ada, jari siapa itu? Benar-benar pikiran Sunghoon hanya dipenuhi dengan teka-teki yang tak kunjung menemukan jalan lepas.

"Bangsat." Umpatnya pelan sembari melempar bantal disusul dengan helaan napas kasar.

Belum ada satu bulan dirinya bersemayam di sini, sudah banyak insiden silang selimpat yang terjadi. Ditambah dengan penghuni di asrama ini. Oh kalau begini terus menerus, Sunghoon tidak yakin ia bisa bertahan sampai akhir.

Dirinya bangkit. Duduk di pinggir ranjang sembari mengusap wajahnya dengan daya pikir berarakan. Orang bilang jika sedang acak-acakan seperti sekarang, kita harus pintar-pintar memanjakan diri supaya tidak menimbulkan kericuhan yang berpengaruh lebih jauh.

Jisung bilang, udara di belakang asrama yang semesta agihkan dapat mendatangkan tentram teduh. Sempurna untuk mengenyahkan berbagai tekanan yang tertumpuk mendesak dilepas.

Lagipula berlama-lama di dalam kamar tanpa ventilasi udara...bukankah itu hanya semakin menimbun tekanan jiwa? Lebih baik Sunghoon segera mengenyahkan kerusuhan mental yang sedari malam bersemayam di tubuhnya.

Masa bodoh dengan perutnya yang keroncongan, terpenting kondisi tubuh bisa kembali tenang.

Suasana lengang perlahan mendatangkan rasa tenang. Sunghoon terhindar dari bahana gaduh yang mungkin bisa memekakkan telinga. Puas karena hanya ada sedikit orang di sini.

Kalau dipikir, siapa juga yang ingin tinggal di asrama ini? Sudah tempatnya berada di tengah hutan, orang-orangnya aneh pula. Tentu mereka akan berpikir dua kali, kecuali bundanya.

Biarlah, Jennifer memang tidak suka banyak berpikir.

Langkah kaki Sunghoon terhenti saat sudah sampai di tempat tujuan perjalanannya. Netranya memandang setempat, mengamati jejeran pohon trembesi yang meliuk dengan akar yang menjalar. Oh pantas saja udara di sini terasa segar. Say thank you to this oxygen producing tree.

Ya tidak buruk, Sunghoon jadi ingat film Lord of the Rings.

Sekarang berdoa saja semoga tidak ada hewan buas yang tengah mengintainya karena kesan magis dan misterius di sini.

Sunghoon mulai melakukan peregangan di otot bahu dan trisep. Meluruskan lengan kanannya ke atas lalu menekuk siku sembari mengarahkan telapak tangan kanan ke bahu kanan.

Sembari memejamkan kedua matanya, Sunghoon memegang siku kanan yang mengarah ke atas dengan tangan kiri lalu menarik siku ke kiri perlahan-lahan untuk meregangkan bahu kanan dan trisep kanan.

ASRAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang