:: 23 : THEY'RE WEIRD ::

285 28 3
                                    

"Akhh tolong! Aduh sakit banget!"

Kaki kanan Sunghoon urung berjejak ke ruang kelas dan memutus berjeda bingung di ambang pintu bertepatan setelah mendengar rintihan seorang dari dalam. Pasca mengusap wajah guna menyingkirkan rasa kantuk serta muatan daya pikir yang menimbun runyam, Sunghoon lekas mengerutkan dahi heran saat menonton pemandangan di depan.

Minhee tergelimpang memilukan di lantai kelas dengan orang-orang yang mengerumuni layaknya seekor lalat yang baru saja menemukan santapan. Sesekali wajahnya meringis lara seakan menyatakan bahwa ia tak baik-baik saja dan hal tersebut berhasil menimbulkan problem.

Sunghoon bertanya-tanya, lekas memandang ke arah dua saudara kembarnya silih berganti sembari menampakkan cetusan menyoal 'kenapa?' untuk memahami insiden yang lagi-lagi melibatkan Minhee. Sayang kedua kembarannya menanggapi dengan gelengan kepala isyarat tak tahu untuk insiden kali ini. Sunghoon sedikit kecewa.

Dari tempatnya bertumpu, Jay menggerluh sewot. Bukankah kemarin Minhee ini baru saja terluka sampai pingsan karena tongkat bisbol yang membubung kuat? Lalu, kenapa sekarang ia sudah kembali mengikuti bimbingan? Bahkan di dahinya masih melekat perban kemarin petunjuk bahwa pagi ini Minhee belum mengganti benda tersebut.

Prediksi Sunghoon semalam tidak melenceng, sudah dipastikan Minhee ini kabur dan memaksa ikut bimbingan tanpa sepengetahuan Arianne. Karakter pembangkangnya memang sulit diatasi.

"Eh eh eh, Minhee kenapa lo?" Yedam kelimpungan. Membolak-balik tubuh Minhee sembari memeriksa keadaan lelaki tersebut karena sedari tadi tiada henti meringis, Yedam sedikit kalang kabut.

"Perut gue sakit banget Dam, kayak mau melahirkan. Huaaaaa mama!"

Minhee merengek-rengek menanggapi pertanyaan Yedam. Ia sama sekali tak melontarkan curaian gamblang dan hanya mengaduh sakit, hal tersebut membuat Jake gondok. Ia sedang menahan diri untuk tidak maju guna mendaratkan bogem mentah karena demi apapun menurut Jake tampang Minhee saat ini sangat mengesalkan.

"Duhhh bahaya, bawa ke ruang kesehatan aja deh. Nanti nih anak keburu brojol di sini." Cakap Yedam turut meladeni sungguh-sungguh perkataan Minhee sekaligus mendemonstrasikan tidak ada manusia sempurna akal di tempat ini.

Jake semakin malas, ia memutar kedua mata sebelum berdecak nyaring. "Omongan Minhee di percaya."

Setelah itu ia melangkah pergi guna melungguh santai di atas kursi bimbingan tanpa berselera untuk menonton pertunjukan yang berhasil menarik atensi banyak orang. Demonstrasi picisan yang cukup menghabiskan waktu bermanfaat, Jake mungkin lebih memilih membaca tiga sampai tujuh lembar halaman buku dengan kalimat-kalimat berderetnya untuk kali ini.

"Ya udah kalau gitu ayo bantu gue angkat ni orang." Final Taehyun pada Yedam sebelum meraba lengan Minhee namun sebelum itu gerakannya malah dihentikan bertepatan dengan lamunan panjang yang tercipta secara mengejut.

"Eh kenapa? Kok bengong? Kesurupan ya?"

Yedam mengeplak tiga kali pipi Minhee yang mendadak melamun. Beberapa dari mereka mulai bertanya-tanya bahkan siap sedia karena takut masalah yang tak diinginkan kembali berlangsung, namun tak lama kemudian Minhee menarik kedua sudut bibirnya sembari melirik mereka silih berganti dengan sorot teragak-agak.

"Kenapa sih?"

"Jihahahahahaha, tertipu kalian. Cieee yang khawatir sama gue sampai segitunya."





DUAGH!





"Akhhh!"

Tepat setelah Minhee melisankan gurauan tak rasional yang menghirukkan satu kelas sampai mendindingi aktivitas, Taehyun bergerak laju menghajar di wajah sumringah lelaki tersebut berakibat perban yang melekat di dahinya mengelupas dengan luka yang semulanya hampir pulih kini kembali mengeluarkan darah. Instingtif Taehyun beraksi kilat tanpa pandang bulu.

ASRAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang