:: 28 : DESPAIR ::

140 20 7
                                    

Lo ngapain di sini?

Sunghoon kelimpungan. Sungguh ia sangat takut saat kesudahannya Kai memergoki seketat apapun persembunyiannya terarah, ternyata Kai punya hati kecil yang cakap sampai berani membuka kain hitam yang menyelimuti seluruh tubuh Sunghoon. Ini mengerikan, apa yang lebih buruk jika perkara ini meluas keluar bahkan sampai ke telinga Arianne? Haruskah Sunghoon memasrahkan diri setelah ini?

"Maaf, gue...gue nyasar." Akal-akalan Sunghoon tanpa peduli ini adalah kedustaan. Ia tahu jika Jake sampai mendapatinya berbohong maka perihal ini akan semakin berkepanjangan.

Kai menghela napas, seri muka yang disampaikan tampak berupaya memahami tanpa ada kemurkaan jauh seperti dugaan sebelumnya. Ia kembali menulis di atas kertas kecil sebelum diserahkan untuk kemudian dipahami.

Lo nggak boleh di sini, nanti dia bisa marah.

Sunghoon mengerutkan dahi pelik merapal dalam hati tulisan tangan Kai. Kata 'dia' pasti menyimpan maksud yang berkaitan dengan tempat ini dan pastinya Kai tahu siapa orang itu namun, kenapa ia bisa tahu? Apakah karena Kai sudah lebih dulu di tempat ini?

Ayo keluar, Sunghoon.

Kai menarik tangan Sunghoon untuk meninggalkan tempat ini setelah dirasa keadaan sudah semakin ganjil. Sebelum itu, Sunghoon menengok ke belakang, tepat ke arah tumpukan kepala yang dibiarkan begitu saja tanpa kembali ditutup setelah sebelumnya dibuka oleh Kai.

Sunghoon menelan ludah gugup.

"Kai, nggak mungkin lo nggak tau apa-apa tentang tempat ini." Kata Sunghoon setelah mereka berdua berhasil keluar dari ruangan tersebut.

Sunghoon, maafin gue sama yang lain kalau selama ini jahat ke lo. Sekarang kita ke pintu belakang aja, jangan buang waktu.

Sunghoon semakin bertanya-tanya dengan maksud tulisan tangan Kai. Luapan yang diperagakan oleh Kai terpandang gelisah apalagi dengan kedua sorot matanya yang saat ini tengah berfokus pada entitas di belakang tubuh Sunghoon. Kai tergesa mengerumukkan kertas yang terkandung banyak tanda tanya tersebut.

"Maksud─akhhh!"

Tahu-tahu tubuh Sunghoon ambruk ke bawah dengan posisi terduduk setelah sebelumnya benda tumpul terasa menghantam keras tubuhnya. Ia meringis, lekas menengok ke belakang untuk melihat siapa pelaksana pemukulan kali ini sampai-sampai membuat Sunghoon seperti tengah bersimpuh pada Kai.

"Taehyun?"

"Haloooo, hehehehehehe. Apa kabar, Sunghoon?"

Sebelum menanggapi sapaan Taehyun, tubuh Sunghoon sudah lebih dulu ditarik oleh Kai untuk bergeser. Kepala Kai menggeleng kukuh, dengan panik menyembunyikan Sunghoon di belakang tubuhnya sembari menggerakkan tangan sebagai bentuk komunikasi yang sayangnya tak dimengerti oleh Sunghoon.

"Sejak kapan? Sejak kapan dia bagian lo?" Taehyun merespons setelah gerakan tangan Kai berhenti. Ia tampak tak suka dengan ketetapan tersebut sampai-sampai cetusan Taehyun sedikit agresif.

Di belakang sana Sunghoon kebingungan namun, tak berselang lama ia membelalak saat menyadari apa yang sedang Taehyun bawa. Kepala Jisung dan pisau besar. Sekarang singkirkan anggapan buruk Sunghoon yang bahkan belum juga terselesaikan sedari tadi. Ini mustahil untuk terjadi.

"Kai, kok dia bawa kepala? Itu kepala mainan kan? Tolong jangan nakut-nakutin gue dong." Bisik Sunghoon rendah tepat di belakang tubuh Kai.

Ia tak berharap banyak bahkan baru beberapa saat yang lalu Sunghoon memikirkan kepalanya akan digantung di langit-langit kamar dan sekarang sudah ada refleksi untuk pandangan tersebut.

ASRAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang