:: 17 : ROOM WINDOW ::

609 43 3
                                    

Mengeratkan selimut ketika hujan turun dengan deras malam ini, Jay pikir ia akan dengan mudah tidur seperti biasanya, mengingat lelaki itu mudah sekali tidur di mana pun dan kapan pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengeratkan selimut ketika hujan turun dengan deras malam ini, Jay pikir ia akan dengan mudah tidur seperti biasanya, mengingat lelaki itu mudah sekali tidur di mana pun dan kapan pun.

Namun kali ini sepertinya sedikit berbeda, Jay susah sekali tidur. Jangankan tidur, barang memejamkan mata satu detik saja susah. Hujan kali ini benar-benar membuat dirinya terjaga hingga tengah malam.

Bayangkan saja hujan deras di tengah hutan, pikiran Jay melayang. Mau bagaimana pun ini adalah hutan dan alam liar.

Walaupun dengan fasilitas yang bisa di bilang cukup meski diisi dengan orang setengah setan semua, tapi tetap saja. Bagaimana jika ada binatang buas yang tengah berteduh di depan asrama ini? Lalu mereka mengamuk dan membabi-buta semua penghuni asrama, menyisakan puing-puing bangunan asrama yang sudah dilalap habis oleh hewan bertubuh besar. Seram sekali.

Sungguh Jay tidak habis pikir dengan seseorang yang mencetuskan ide membangun asrama di tengah hutan.

Terlewat kelogisan pikir untuk manusia waras.

Mendengus pelan dengan isi kepala yang semakin gaduh, Jay akhirnya bangkit dari posisi terlentang nya. Ingin tidur saja susah sekali ya Tuhan, padahal hanya tinggal memejamkan mata.

Dengan perasaan kesal menyerempet emosi ia berdiri menghampiri jendela kamar lalu membuka korden jendela sedikit kasar.

Tentu kamar ini, kamar yang sangat berbeda dengan kamar Jake dan Sunghoon yang tidak mempunyai jendela di dalamnya. Ya, Jay bisa sedikit pamer pada mereka. Hehehe.

Fokusnya memandang sengit rintikan presipitasi cair yang turun di luar sana. Dapat ia lihat hamparan pohon yang basah karena terguyur hujan deras lengkap dengan gelapnya malam.

"Berisik." Gumamnya menajamkan alis yang jika disentuh saja mungkin bisa menyebabkan luka.

Tidak berjanda, seram sekali sepertinya.

Fokusnya kini beralih menatap ranjang teman sekamarnya. Ngomong-ngomong lelaki itu sudah tertidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Ajaib sekali Kai bisa tidur di kondisi begini.

Beliau sudah terbiasa sepertinya.

Jay langsung mengusap rambutnya kasar. Dirinya sekarang mulai berpikir, bagaimana cara agar hujan di luar sana segera berhenti dan Jay bisa tidur dengan damai?

Ah, konyol.

Jika ada Jake pasti Jay akan langsung diteriaki, "Ya nggak bisa lah tolol! Lo mau ngelawan takdir Tuhan?!"

Baiklah Jay, tidak ada cara lain sekarang selain memaksakan dirimu untuk tidur apapun kondisinya.

"Ishhh." Kesalnya mencebik mengikuti Sunghoon sang adik jika sedang kesal.

Menutup korden jendela, lelaki angry bird yang tengah dirundung rasa kesal itu lalu berjalan mendekati ranjangnya. Ia kembali berbaring dengan bantal yang digunakan untuk menutupi kepalanya, harap-harap suara hujan itu bisa sedikit berkurang.

ASRAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang