:: 20 : THE WOMAN ::

328 28 6
                                    

Tubuh Jake nyaris terempap setelah sebelumnya terasa kaku dengan angan-angan buruk yang tercipta berderet-deret mendesak pemecahan. Mengendalikan dirinya sebaik mungkin ketika ketakutan mulai mengerat ke seluruh tubuh, ia berupaya mengubahnya dengan berlakon tidak terjadi apapun agar bisa segera pergi dari tempat ini. Jalan keluar yang menurutnya lebih mengena dari pada harus memekik gaduh ataupun berperangai lewat batas karena ada hal buruk lain di sekitar Jake saat ini.

Jadi dengan perlahan Jake kembali merapatkan lemari pendingin itu dengan kegugupan yang semakin meruak sekaligus melupakan tujuan utamanya datang ke sini. Sungguh ini terlalu menegangkan, Jake tidak peduli dengan hal lain selain keluar dari tempat mengerikan ini. Beberapa kali ia menelan ludahnya sembari menahan diri untuk tetap bertenaga, tempat ini benar-benar definisi kata buruk yang sebenarnya.

"Ya Tuhan hamba mohon ampun." Batin Jake dengan seluruh tubuh yang mulai dilimpahi peluh, detik-detik ini ingin ia gunakan untuk bertobat saja rasanya.

Helaan napas pelan mulai terdengar saat Jake berhasil merampungkan langkah pertama. Selanjutnya ia hanya perlu berbalik badan untuk segera pergi dari tempat ini setenang mungkin.

Sayangnya langkah kedua tidak semudah yang dipikirkan karena baru saja Jake menghembuskan napas lengang, ia kembali harus menahan napas gemetar karena tepat saat tubuhnya berbalik, sebuah pisau daging dengan ujung berlumuran darah sudah mengacung tepat di depan wajahnya.

Baiklah, sekarang apa yang harus Jake lakukan jika sudah begini? Tidak mungkin ia berakhir memasrahkan diri.

"Hehehehehehehehehehehehe." Orang itu terkikik. Wajahnya yang sebagian hancur dan bewarna hitam layaknya baru saja keluar dari panggangan, kedua mata melotot nyaris terlepas dari tempatnya, dan jangan lupakan dengan mulut yang terbuka lebar bahkan air liurnya menetes ke lantai. Hampir sama dengan wanita yang ia temui di ruang musik.

Takdir benar-benar kejam karena kembali mempertemukan mereka.

"Sudah ketahuan hehehehe. Mau apa?" Kata wanita itu dengan mengerakkan pisaunya semakin maju membuat Jake memundurkan tubuhnya.

Kedua fokusnya yang kurang patut itu menelisik detail. Mengamati wajah Jake yang kini tengah mati-matian menahan takut karena dihadapkan langsung dengan makhluk mengerikan. Betapa bencinya ia dengan hal horor, menonton filmnya saja sudah membuat Jake trauma berat dan sekarang ia malah dihadapkan dengan salah satu ketakutan itu. Nasib Jake benar-benar memilukan saking buruknya.

"Matanya bagus, boleh saja ambil?" Wanita itu kembali berujar setelah puas memandangi wajah Jake tak luput dengan senyuman yang terpampang di wajah mengerikannya.

Tiba-tiba saja mengutarakan keinginan─cih, siapa wanita ini hingga dengan lancang ingin mengambil mata Jake? Yang benar saja, ia jadi membayangkan jika Sunghoon yang kini ada di posisinya. Apa wanita ini akan mengambil wajah sampai kepala Sunghoon sekalian? Ah mengerikan. Sepertinya si congkak Sunghoon harus berhati-hati saat memberikan dirinya label manusia tampan, wanita ini bisa mengambil salah satu bagian tubuh Sunghoon sewaktu-waktu.

"Pergi." Cicit Jake sembari menahan napas saat wajah menyeramkan tersebut semakin mendekat dengan tubuhnya. Air liur bewarna hitam yang keluar dari bibir menjadi momok berikutnya karena demi apapun Jake sangat takut terkena benda cair sedikit kental bewarna gelap yang bisa jadi terdapat berjuta bakteri di dalamnya.

Hantu yang sangat jorok, nilai nol untuk penampilan serta kebersihannya.

Wanita tersebut tak mengindahkan perintah Jake, malahan ia semakin mendekatkan pisau guna mencongkel mata Jake. Sang empu langsung saja menendang perut wanita itu sampai tersungkur sebagai upaya penyelamatan. Uh tersingkir juga benda jelek ini, ketangkasan benar-benar diperlukan dalam situasi seperti ini.

ASRAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang