Hari ujian semester akhir bagi Inara pun tiba.
Dreamies menatap Inara yang pagi itu sudah buru-buru melahap sarapan dan menatap layar ponselnya sambil memegang segelas Kopi americano yang diseduh Jaemin pagi ini.
"Nuna belum sisir rambut?" Tanya Jisung yang padahal rambutnya sendiri mencuat acak-acakan.
"Nanti saja di kampus. Aku pergi dulu yaa!" Ujar Inara langsung berlari keluar rumah setelah memakai sepatunya.
"SEMANGAT UJIANNYA NUNAA!" Teriak Dreamies.
🌙______.
Setelah ujian yang berlangsung sela hampir 3 jam itu selesai, Inara bisa bernapas lega dan menghembuskan semua frustasinya.
Berbagai obrolan dan tawa mulai terdengar seisi kelas setelah para mahasiswa mengumpulkan kertas ujian mereka.
Janis menghampiri Inara yang masih memejamkan mata sambil memijit keningnya perlahan.
"Inaraa~ bagaimanaa testnyaa? Kau bisa mengerjakan semua soal?" Tanya Janis.
"Ugh.. Aku sudah lupa apaa saja yang kukerjakan tadi," Inara menatap kosong ke langit-langit kelasnya.
"Ohoo, bagaimana kalau hari ini kita akhiri dengan... Tok!" Ucap Janis memberi isyarat untuk minum-minum.
Inara tersenyum simpul dan beranjak dari kursinya, dia merangkul Janis dan berkata, "Ide bagus."
Janis juga mengajak Johnny dan Doyoung yang kebetulan lewat di depan kelas mereka.
Mereka berjalan beriringan sambil bersenda gurau dan membahas sedikit tentang betapa sulitnya ujian akhir mereka tadi.
"Aku sudah menyelesaikan semua soalnya, tapi aku nyariiss saja lupa menulis namaku sendiri!" ucap Doyoung.
Johnny tertawa, "Haha, aku bisa membayangkan wajahmu jika harus mengikuti ujian susulannya."
Doyoung bergidik ngeri ikut membayangkan jika harus mengikuti tes yang rasanya dejavu dengan tes masuk perguruan tinggi dulu.
"Omong-omong Inara, matamu kenapa begitu? Kau terlihat seperti zombiee.." Ujar Doyoung dengan nada yang terdengar mengejek.
Inara bersungut, "Ini karena aku full mengerjakan laporan selama 1 minggu! Aku harus membaca 10 artikel dan membuat resumenya," ujar Inara sambil mengusap pelan kantung matanya.
Johnny menjitak kepala Doyoung, "Kau ini tidak sopan yah mengejek perempuan seperti zombie. Dia itu terlihat seperti panda."
Jika saja Johnny bukan kakak senior mereka dan tinggi Johnny jauh melebihi Inara, maka sudah dia jambak rambutnya.
"Bercanda, jangan marah. Nanti keriput dimatamu bertambah ya," ejek Johnny lagi.
Inara hanya bisa mengelus dadanya dan menahan diri untuk tidak memulai keributan. Tapi diam-diam dia ingin tertawa juga karena sudah lama mereka tidak bersenda gurau dengan santai seperti ini.
Sesampainya di restoran, mereka langsung memesan minuman dan makanan.
"Aku pesan 2 botol makgeolli ya, Bibi!" Ucap Inara kepada pemilik restoran itu.
Johnny sedikit terkekeh mendengar pesanan Inara, "Kau minum makgeolli? Seperti nenek-nenek saja."
Inara membalas tatapan Johnny dengan sinis, "Aku cuma bisa mabuk kalau minum ituu." (bombastic side eyes)
Begitu makanan mereka tersaji, Inara dengan cepat membuka botol makgeolli dan meneguknya sampai setengah botol.
"woah woah, pelan-pelan Inara! Aku tau kau stress karena ujian, tapi jangan jadi gila begini," ujar Doyoung sambil mencoba menahan Inara untuk tidak meneguk habis makgeolli itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Five Luck [NCT Dream FF]
FantasyWarisan dari kedua orangtuanya membuat seorang gadis bernama Inara ini kebingungan. Tinggal bersama dengan 3 Vampire dan 2 Werewolf merubah total kehidupannya. Bagaimanakah ia akan bertahan? Baca selengkapnya di fan fiction ini!