Sekarang Emma cukup memutar otak dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Mengapa dan bagaimana bisa Krystal ingin bergabung makan sore setelah pulang sekolah bersama Ibunya? Maksudnya, ini makanan orang kampung. Telur goreng, perkedel kentang, balado udang, sayur asem, dan cah kangkung. Apa semua sayuran ini cocok di lidah Krystal?
Mereka bertiga duduk di hostel kamarnya Emma yang cukup besar. Setelah sedikit berberes dan membersihkan lantai, Hanum mengajak Emma dan Krystal untuk makan dulu sepulang sekolah agar perut mereka terisi, karena jadwal makan di hostel hanya pagi dan malam di hari sekolah, jika di hari libur pagi, siang, dan malam.
"Emma suka banget perkedel kentang. Kalau Nak Krystal suka juga?" tanya Hanum sambil mengambilkan nasi untuk Emma.
Krystal mengerutkan dahinya, "Apa itu perkedel kentang?"
"Kamu gak tahu perkedel kentang?"
Krystal yang sedang duduk bersila itu menggelengkan kepalanya, Emma mengulum senyum dan berbisik kepada ibunya. Setelahnya Hanum mengangguk, membuat Krystal mengerutkan dahinya mengenai apa yang baru saja dibisikkan oleh Emma.
"Aduh, maaf ya Nak Krystal. Ibu gak bisa ajak kamu makan dengan menu kamu seperti biasanya, Ibu cuma bisa kasih sayur kampung yang murah kaya gini. Kalau kamu gamau, gak usah di paksa. Nanti biar Ibu pesankan kamu makanan yang lain deh, ya?"
"Saya mau coba. Tidak boleh?"
Emma dan Ibunya beradu pandang, "Eh, boleh. Kenapa gak boleh, jadi kamu mau makan bareng sama kita?"
Krystal mengangguki ucapan Hanum barusan masih dengan wajah datarnya. Hanum tersenyum senang dan mengambilkan nasi untuk Krystal, "Nak Krystal suka apa?"
"Saya mau perkedel kentang, balado udang, sama ini apa namanya?"
"Oh, itu cah kangkung. Kamu mau coba?"
Krystal mengangguk, Hanum segera mengambil lauk yang dipilih oleh Krystal. Lalu menyerahkannya pada anak gadis orang dihadapannya.
"Makan yang banyak ya, biar semangat belajarnya."
"Terima kasih."
"Sama-sama cantik," ucap Hanum tersenyum, membuat Krystal ikut tersenyum menatap Hanum. Emma melongo tak percaya, K-Krystal senyum? KRYSTAL SENYUM?! WAH WAH!! Ini adalah pemandangan luar biasa yang baru Emma, eh, mungkin kalau anak unggulan tau.
Krystal makan dengan lahap, ia mencoba perkedel kentang buatan Hanum, setelah dirasanya enak, ia minta lagi, membuat Emma diam-diam mengulum senyum. Melihat Krystal yang kesulitan membuka kulit udang, Hanum mendekat dan berkata, "Sini Ibu yang bukain kalau kamu gak bisa bukanya."
"Nanti tangan Ibu kotor."
"Gak papa, nanti juga bisa di cuci."
Krystal mengangguk, Hanum membuka seluruh kulit udang untuk Krystal. Perempuan berambut hitam panjang itu menatap Hanum dengan sendu, dia sudah berulang kali mencoba jenis udang mahal yang kulitnya sudah dibuka oleh para pelayan di rumahnya. Namun kali ini, rasanya jauh berbeda, lebih terasa ... enak, dan hangat.
Setelah menyelesaikan makan sorenya, Hanum berpamitan pada Krystal dan Emma yang sudah berdiri di luar hostel Igenius—menemani Hanum selagi menunggu kedatangan ojeknya.
"Ibu pulang dulu, ya. Kapan-kapan main ke rumah bareng Emma waktu hari minggu, kamu gak ada jadwal 'kan? Jangan takut gak bisa belajar, kamu bisa bawa buku kamu ke rumah Ibu. Nanti kamu bisa belajar sama Emma disana. Ibu buatin kukis coklat dan chocholate milk shake kesukaan Emma nanti, kamu pasti juga suka. Tiap Emma belajar buat ujian, Ibu selalu buatin itu biar lebih semangat dan gak bosen belajarnya. Mau ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IGENIUS
Fiksi RemajaSelama 2 tahun, tidak ada yang bisa menandingi dan menggeser posisi Krystal sebagai murid terbaik pemegang peringkat paralel tertinggi dari beberapa ribu peserta didik di Mayora. Namun pada tahun ketiga, kedatangan murid baru yang mengikuti tes pene...