jadian?

760 59 6
                                    


Sorry kalau ada typo. Btw jangan lupa vote biar gw makin semangat buat bikin ceritanya.


Selama seminggu penuh bachira dan Rin selalu belajar bersama. Terkadang Rin selalu menjahilinya dengan memberikan soal - soal yang rumit dan selama seminggu penuh itu juga membuat hubungan Rin dan bachira semakin akrab. Apalagi pertanda benih - benih cinta muncul di antara keduanya.

"Gw bakal dapat nilai yang paling tinggi biar gak bikin Lo kecewa" ujar bachira dengan semangat yang menggebu-gebu.

"Iya, semangat" balas Rin sambil mengelus rambut bachira dan tersenyum tipis.

Tiba - tiba saja bachira sedikit tersipu dengan tingkah Rin, lalu pamit dan pergi dari hadapan nya sambil menahan detak jantung nya yang berdebar kencang.

'gw suka sama dia?' pikir bachira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'gw suka sama dia?' pikir bachira.

'gak gak mungkin, masa gw nelan ludah sendiri'

Bachira berdebat dengan pikirannya sendiri dan setibanya di ruangan ujian dia menyingkirkan semua pikiran yang akan menganggu nya selama ujian nanti.

Bachira berjalan menuju ke arah isagi kemudian duduk di belakang nya. Isagi yang melihat bachira menyapa nya dengan hangat dan dibalas oleh sapaan oleh bachira.

"Weh gimana?" Tanya isagi sambil tersenyum miring.

"Ha?" Tanya balik bachira karena tidak mengerti maksud dari temannya.

"Dih, gimana tuh lu Ama Rin. Keknya makin akrab nih ye, jadian aja lah" ujar isagi sambil menatap bachira yang mukanya mulai memerah.

"D - dih ppaan dah" balas bachira kemudian duduk di tempat duduknya lalu memalingkan wajahnya dari pandangan isagi yang sedari tadi menatapnya.

Isagi hanya cengengesan tidak jelas menatap bachira kemudian kembali duduk dengan tenang.

Hari demi hari ujian telah diselesaikan, kini waktunya membagikan hasil dari ujian Tengah semester.

Isagi dan bachira sedang berjalan ke arah parkiran. Betapa girangnya bachira melihat nilai nya sangat bagus, bagaimana tidak dia mendapatkan nilai 100 di ujian matematika dan nilai tersebut adalah nilai yang tertinggi di kelas.

"Wah anjir kece juga lu pinter MTK" puji isagi kepada bachira.

"Iya dong, murid siapa dulu" balas bachira dengan sombong.

"Murid? Bukannya ayang Rin ya" ujar isagi dengan senyuman licik terukir diwajahnya.

"Tch apan sih" ujar bachira dengan ketus.

"Oh ya gw denger Rin lagi sakit"  ujar isagi.

Bachira yang mendengarkannya seketika matanya melotot tidak percaya. Kini raut wajahnya berubah menjadi khawatir.

- Tuan Muda YoichiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang