ENAM

704 30 8
                                    

Aruna menelungkupkan kepalanya di atas meja makan, matanya sesekali mengikuti pergerakan ibunya yang sedang merapikan dapur karena keluarga majikan mereka baru saja menyelesaikan makan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aruna menelungkupkan kepalanya di atas meja makan, matanya sesekali mengikuti pergerakan ibunya yang sedang merapikan dapur karena keluarga majikan mereka baru saja menyelesaikan makan malam.

Sesekali tangan kanannya membuat pola abstrak di atas meja, sesekali juga tangannya menutup mulutnya yang menguap.

Sungguh dirinya bosan membuatnya mengantuk, ingin membantu ibunya, tapi ibunya melarang, ingin tidur dirumah nya yang ada di belakang, tapi Aruna takut karena percaya dengan hal-hal mistis.

Ingin tidur diatas meja ini takut ibunya akan kewalahan jika dirinya tidak bangun nanti.

Setiap Aruna menutup mata, Aruna akan terbayang dengan kejadian gila tadi sore yang membuat banyak efek samping, salah satunya melamun.

Bibirnya sudah tidak perawan, dosanya sudah menambah

Maafkan aku Tuhan... batinnya berucap.

Tuhan, tolong hilangkan kejadian tadi sore dari benakku. Aku mohon

"tuan muda, tuan sedang apa disini? Apa tuan memerlukan sesuatu?" terdengar suara Bundanya, membuat Aruna langsung siaga. Kantuk yang menyerangnya mendadak hilang mendengar bundanya menyebut 'tuan muda'

"Ngga bi, saya haus"

Cih, sok sopan, Aruna berdecih dalam hati tak berani mengangkat kepalanya

Tunggu!

Haus?

"Saya mau minum"

Aruna membelalakkan matanya mendengar keinginan Guntur. Mau minum katanya? What the hell... Teko air itu ada di depannya.

Tepat didepannya!

Aruna berpura-pura tertidur di atas meja saat mendengar langkah yang mulai mendekat kearahnya.

Aruna curi-curi pandang pada pria itu yang sudah dekat dengannya, matanya terbuka sedikit melihat tangan yang dipenuhi dengan urat tersebut menggapai gelas lalu menuangkan air kedalam gelas tersebut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARUNA: BAIK TUAN MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang