SEMBILAN

976 33 7
                                        

"Pindah ke depan"

Aruna berdecak, tak urung menuruti perintah dari Guntur setelah menurunkan pujaan hatinya didepan rumahnya

"Hati-hati yang" ucap Gracia lewat jendela mobil depan

"Iya, kamu juga jangan lupa langsung makan siang, baru tidur"

"Iya yang"

Telinga Aruna panas mendengar perbincangan sepasang kekasih yang di sebelah kanan dan kirinya, Aruna hanya melihat kedepan kaca mobil mengabaikan kedua remaja yang sedang mabuk asmara.

"Yaudah aku pulang dulu ya"

Perasaan dari tadi udah pamit tapi ngga pulang-pulang, Aruna berdecih dalam hati

Guntur menjalankan mobilnya meninggalkan Gracia yang masih melambaikan tangan di belakang sana

"Ini bukan jalan mau pulang, mau kemana lagi?" Aruna bertanya saat melihat arah yang berbeda

"Dari pada lo jalan sama si Marvel, mending lo jalan sama Gue"

"Mending sama Marvel lah, ngga ada yang marah kalau jalan sama dia"

"Emang kalau sama Gue ada yang marah?"

"Pikir sendiri"

"Gracia maksud lo?"

"Ngga tau"

"Lo cemburu sama Gracia?"

"Sinting lo"

"Ngga sopan ngomong sama majikan"

Aruna mengalihkan pandangannya ke kaca jendela yang berada di sebelahnya, mengabaikan Guntur yang mengomel karena dirinya tidak sopan pada majikan

Aruna merasakan mobil yang ditumpanginya berhenti diikuti oleh Guntur yang sudah keluar dari dalam mobil.

"Lo mau apa? Anggap aja imbalan lo udah dekati Gue sama Gracia"

"Gue ngga mau apa-apa" jawab Aruna memandangi banyak pedagang yang berjualan di dekat danau

"Mau ice cream ngga? Biasanya Gracia suka makan ice cream"

"Terserah"

"Yaudah sana duduk di dekat danau, nanti Gue bawain Ice cream nya"

Aruna menurut, langkah kakinya berjalan ke arah tempat yang tidak banyak orangnya.

"Suka rasa strawberry kan?" ucap Guntur memberikan cup eskrim rasa strawberry

Aruna menerima cup eskrim tersebut dengan berbinar, senyum kecil terbit di sudut bibirnya, "tau dari?"

"Rasa strawberry itu identik dengan perempuan, Gracia juga suka sama rasa strawberry" Aruna mengangguk sambil menyuapkan eskrim tersebut ke mulutnya.

"Sebenarnya aku udah lama nunggu hari ini"

Aruna merasa heran dengan suara alunan lembut dari sebelahnya, Aruna melihat Guntur yang juga tenga menatapnya. Dirinya tidak yakin itu tadi suara pria menjengkelkan disebelahnya

"Hah?"

"Iya aku udah lama mau kasih imbalan ke lo, sebagai tanda terimakasih udah mau kasih pap random Gracia ke Gue"

"Namanya juga babu, harus menurut apa kata tuannya"

"Pintar, Gue lebih suka lo kayak gini, dari pada berisik kayak kucing garong" ucap Guntur mengelus surai rambut Aruna

"Hah, enak aja Gue disamain sama kucing garong"

"Suttt, baru aja dibilangin" ucap Guntur menempelkan jari telunjuknya di bibir Gracia.

ARUNA: BAIK TUAN MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang