HAPPY READING
Di pulau Bali yang mempesona, Guntur, Gracia, dan Aruna menemukan pelarian dari kenyataan. Matahari terbenam mengecat langit dengan warna-warni keemasan saat mereka berkumpul di tepi pantai, merasakan embusan angin yang lembut dan aroma anggrek yang harum. Pasir putih di bawah kaki mereka memberikan sentuhan hangat, menciptakan panggung yang indah untuk liburan mereka yang penuh kejutan.
Dalam perjalanan menjelajahi keindahan pulau, mereka menyusuri hutan tropis yang rimbun, di mana suara riuh rendah aliran sungai dan kicauan burung tropis mengiringi langkah mereka
Hari berikutnya, mereka mengunjungi kuil-kuil kuno yang tersembunyi di lereng gunung, merasakan ketenangan spiritual yang membalut suasana sekitar.
Puncak keindahan datang saat mereka menyaksikan tarian kecak yang memukau di atas batu karang di Uluwatu. Sorotan matahari terbenam menciptakan siluet tari tradisional yang memukau, dan dalam momen itu, mereka semua melupakan konflik yang mereka hadapi.
Seiring malam tiba, mereka memutuskan untuk mencoba hidangan lokal di tepi pantai. Lampu-lampu kelap-kelip dan suara ombak yang pelan menciptakan latar yang romantis. Gracia melihat Guntur yang berada di depannya terus saja menatap Aruna dengan penuh cinta namun Aruna tak menyadarinya. Tatapan itu seperti berusaha untuk mendamaikan hati Aruna, namun Gracia tersentak saat Guntur menariknya untuk membawanya menari di bawah langit bintang Bali yang cerah. Aruna yang menyadari itu pun memundurkan langkahnya. Berusaha untuk memberikan ruang bagi keduanya.
"Perjanjian kita bakalan usai setelah malam tahun baru" Guntur berbisik di telinga Gracia
Aruna merasakan perasaan aneh dalam dirinya. Melihat pasangan yang berada tak jauh darinya membuatnya menelan salivanya susah payah, benarkah dirinya menyimpan rasa pada majikannya?
"aku ga boleh gini. Seharusnya aku bersyukur bisa berada di sini."
Pagi berikutnya, mereka menyusuri sawah terasering di Tegallalang, memandang indahnya panorama alam yang hijau dan segar. Dalam momen ketika matahari pagi memeluk tanah Bali, Aruna, Guntur, dan Gracia merasakan keajaiban harmoni yang ada di antara mereka, sementara keraguan dan kecemburuan perlahan-lahan tergantikan oleh keindahan dan kedamaian pulau dewata ini.
Setiap langkah mereka di pulau ini menciptakan kenangan yang tak terlupakan, membawa mereka pada petualangan yang tak terduga di tengah keindahan alam dan budaya yang kaya.
Sudah lima hari mereka berturut-turut berada di bali. Aruna menikmti segala destinasi wisata yang dikunjunginya.
"Bi hera, bibi mau kemana?" tanya Aruna saat melihat bi Hera melewatinya yang sedang membaca novel di atas sofa.
"Bibi mau ke pasar untuk belanja buat nanti malam. Masak iya malam tahun baru makannya telor. nak Guntur bilang pengen bakar-bakar. Jadi bibi mau belanja"
"Ikut bi"
"enggak usah, bibi perginya sama Pak oki saja"
"Tapi bi, Aruna pengen ikut. Aruna bosan bii"
"Gak usah. Mending lo bantu gue beres-beres"
"Nah tuh. Kamu disini aja ya bantu nak Guntur!" Aruna mengangguk lesu
baru saja ingin mengikuti Guntur seperti perintahnya, suara bel terdengar, "aku ke depan dulu" Guntur mengangguk lalu duduk di sofa menunggu Aruna.
karena merasa terlalu lama muncul, membuat Guntur menyusulnya ke depan untuk melihat tamu yang datang.
"Kalian?"
Aruna menghindar dari pintu saat mendengar suara Guntur dari belakang. Aruna juga awalnya bingung melihat teman-teman Guntur yang datang. Ada lima orang disana, ada Haris, Alzar, Gilang, Faras, dan Erwin.
![](https://img.wattpad.com/cover/341184201-288-k509870.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNA: BAIK TUAN MUDA
Художественная прозаGuntur Bathara Braspati Sama seperti namanya yang suka meledak-ledak, Guntur itu orangnya emosian, keras kepala, dan egois. Guntur tidak suka diceramahi! Tapi kalau babunya yang ceramahi dirinya, dirinya suka! Satu hal lainnya yang disukai guntu...