Vote★!
Matahari belum naik sempurna, Aruna bisa melihat keindahannya. Entah mengapa pagi tadi tiba-tiba saja ada niat yang muncul untuk berlari di sekitaran komplek.
Aruna berlari dengan pelan sambil menutup matanya, menikmati setiap melodi lagu yang terhubung di airponds yang menempel di telinganya sambil merasakan hawa yang masih terasa dingin mengenai kulitnya
"Aww" pekik Aruna saat tubuhnya terasa disenggol orang yang berpapasan dengannya, membuat Aruna terjatuh diatas aspal
"Airponds gue" ucapnya mencari salah satu airponds yang terlepas dari telinganya.
"Udah tau salah, bukannya nolongin" gerutu Aruna sambil menempelkan kembali airponds yang sudah ditemukannya saat melihat sepasang kaki yang hanya diam berdiri tanpa menolongnya.
Aruna berdiri sambil menepuk-nepuk badannya yang terkena debu, lalu memberanikan dirinya untuk melihat orang yang berani menabraknya tanpa menolongnya
"jalan tu pakek mata"
"Di mana-mana jalan itu pake kaki, udah tau salah bukannya nolongin malah nyolot" jawab Aruna tak terima
"Berani lo sama majikan, lagian kesambet apaan lo mau jogging gini?"
"Emang gue rajin ya, gue aja mau bersihin rumah lo. Lo mah bersihin kamar aja mana mau"
"Gunanya babu apa?" tanya Guntur membuat Aruna mengerucutkan bibirnya kesal.
"Terserah majikan deh, babu mau lanjut lari pagi" aruna mengalah lalu berbalik untuk melanjutkan lari paginya.
"Dih sok-sokan lari pagi, pasti belum satu putaran udah pengen pulang"
"Sepele lo sama gue?" tanya Aruna tak Terima
"Emang gue benar kan?"
"Lo mau nantangin gue ceritanya?"
"Gue engga ada niatan nantangin lo sih, tapi kalau lo mau kita taruhan. Siapa yang lebih dulu capek kelilingi komplek, dia kalah. dan harus kabulin permintaan yang menang."
"Deal" ucap Aruna menerima tantangan.
Satu
Dua
Tiga
Dengan percaya dirinya Aruna berlari dengan kecepatan normal sambil tersenyum memikirkan list permintaannya.
3 putaran selesai, Aruna melirik tuan mudanya yang tidak menampilkan ekspresi kelelahan padahal hawa sekelilingnya sudah mulai terasa panas, apalagi karena matahari yang sudah mulai naik.
Ayo Aruna, semangat!! Siap lari kita porotin majikan, batinnya menyemangati
Tak patah semangat karena benefit tauran yang menggiurkan, Aruna tetap berlari walau nafasnya mulai tak beraturan.
"Kalau udah capek bilang, nanti lo pingsan, gue engga mau gendong lo ke rumah"
"baru 3 putaran, gue belum nyerah. Lo pikir gue kayak lo apa? Lemah!"
"liat aja nanti siapa yang lemah"
a few minutes later
"Harusnya disini lo yang beli minuman bukan Gue, Gue majikan disini. Taruhan tadi juga Gue yang menang, lo harus berterimakasih ke Gue mau beli minuman tanpa disuruh" ucap Guntur memberikan sebotol air pada Aruna yang duduk di aspal trotoar
"Tuh, lo sendiri yang bilang Gue engga nyuruh"
"Bukannya bilang Terimakasih malah nyolot"
"Selagi gue benar kenapa tidak?" balas aruna sambil meneguk air yang dibeli oleh Guntur barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNA: BAIK TUAN MUDA
General FictionGuntur Bathara Braspati Sama seperti namanya yang suka meledak-ledak, Guntur itu orangnya emosian, keras kepala, dan egois. Guntur tidak suka diceramahi! Tapi kalau babunya yang ceramahi dirinya, dirinya suka! Satu hal lainnya yang disukai guntu...