TUJUH

682 23 2
                                    

Aruna tersenyum kecut menatap Gracia yang sepertinya mulai menjauh darinya, Gracia sudah meninggalkannya dengan Gita dan pergi bersama pujaan hatinya saat bel istirahat berbunyi.

"Ke kantin?"

"Gatau, Ga nafsu"

"Kenapa lo? karena Gracia pacaran sama Guntur?"

"Engga ya" elak Aruna

"yang bener" goda Gita mencolek pipi Aruna

"Iya, Gue cuma sedih aja ditinggalin Gracia. Padahal gue ngga ada ngerasa ada salah sama dia"

"Sedih karena Gracia ninggalin kita, atau karena Guntur pacaran sama Gracia?"

"Cape ah jelasinnya"

"Udahlah biarin aja. Paling entar lagi putus. Orang kayak Guntur mana ada yang setia, ayo ke kantin, aku teraktir"

"20 ribu ya"

"Ngelunjak ya lo" Aruna tertawa kecil mendengar kemarahan Gita

***

Aruna menatap Guntur yang mengisyaratkan untuk mendatanginya, "lo pesan mie sama es teh aja, Guntur panggil gue"

Setelah mendengar persetujuan Gita, Aruna mendekati Guntur yang duduk berduaan bersama Gracia

Untuk pertama kalinya Aruna melihat Guntur pergi ke kantin mulai dari awal sekolah, dan itupun bersama Gracia. Mungkin karena berpacaran, kebiasaan Guntur akan banyak yang berubah.

"Iya tuan muda"

"Gue sama pacar gue pengen makan, tapi Gue males ngantri. Makanya sebenarnya gue malas pergi ke kantin, tapi demi pacar gue. Gue mau ke kantin. Gue ga mau dia makan sendirian, soalnya katanya temannya udah ninggalin dia, jadi gue harus temani dia"

Aruna memutar malas matanya, dia tidak membutuhkan alasan bertele-tele dari Guntur, perutnya sudah berkeroncongan meminta makan melihat mie yang sudah tersaji di atas meja Gita.

Tapi Aruna mengernyit heran mendengar ucapan Guntur, 'temannya' temannya Gracia hanya mereka berdua, dirinya dan Sagita. Aruna sama sekali tidak merasa meninggalkan Gracia. Bahkan Gracia yang tiba-tiba meninggalkan mereka tanpa sedikit alasan.

"Tuan mau pesan apa? Biar saya pesankan sebelum bel berbunyi"

"Samain aja sama cewe gue"

Aruna mendengus kesal...

"Cewe tuan mau pesan apa?"

"Tanya sama cewe gue"

"Lo mau pesan apa?"

"Sopan Runa, dia cewe Gue, cewe majikan lo. Perlakukan dia sama seperti lo perlakuin Gue!

Perlakuan yang sama? Apa Guntur menyuruhnya memperlakukan Gracia seperti majikannya juga?

Aruna tak bisa berkata-kata, dia digaji oleh Tuan Aryo dan Nyonya Safira untuk melayani Guntur, bukan pacarnya. Dan tugasnya menambah? apa gajinya juga menambah?

Apa Aruna harus melapor untuk meminta kenaikan gaji?

"Nona Gracia mau apa?" Aruna melihat Gracia yang tersenyum malu mendengarnya

"Yangg, berlebihan banget" Aruna memutar matanya malas mendengar nada manja Gracia.

Tak bisakah kedua orang ini menyudahi dramanya agar dirinya bisa menyudahi tugasnya sebagai babu?

"Gapapa, kamu kan pacar aku. Jadi kamu harus bisa dapat apa yang aku dapat"

Gue kasih tau nyonya besar lo nanti

ARUNA: BAIK TUAN MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang