Chapter 8

1K 49 0
                                    

Dihari minggu ini sekolah libur seperti biasa maka Jeno berada dirumah haechan bersama dengan kedua orang tuanya untuk menjenguk haechan.

"Kakinya masih sakit mbul?" Jeno
menyentuh lembut kaki haechan
yang masih terbalut gips.

"Sudah ndaa terlalu sakit nono"
haechan tersenyum manis.

"Brarti dede sekolahnya dirumah
ya" tanya taeyong yang langsung
dijawab dengan anggukan.

"Gue ngga tega kalo biarin dede
aktifitas disekolah tanpa dipantau
yong, daripada gue ngga tenang mending dede dirumah kan gue bisa pantau 24 jam" ucap ten
menambahi.

"Maaf ya de bubu baru bisa kesini
soalnya bubu sama papanya nono
lagi sibuk banget kemarin" taeyong mengusap kening haechan lembut.

"Kan yang penting bubu dan
papa udah jenguk dede sekarang,
makasih bubu papa dan juga nono" taeyong, doyoung dan juga Jeno tersenyum mendengar ucapan haechan.

  Berteman sejak kecil dengan
Jeno membuat doyoung dan
juga taeyong sudah menganggap
haechan seperti adik Jeno karena
Jeno anak tunggal, biasanya kalau
ada banyak acara penting seperti
pesta ulang tahun papa dan bubu
haechan akan dikenalkan sebagai
adik Jeno bukan sebagai sahabat
kecil Jeno.

    Panggilan papa dan bubu sendiri
adalah taeyong dan doyoung
yang meminta agar haechan
tidak merasa canggung dengan
keduanya.

"Yasudah mama tinggal kebawah
dulu ya sayang" haechan
mengangguk, ten menggandeng
tangan taeyong dan doyoung
mengikuti mereka dari belakang.

   Didalam kamar masih tersisa Jeno
yang terus memandang haechan
dengan tatapan sedih.

"Nono" panggil haechan sambil
menggenggam tangan Jeno.

"Hmm" jawab Jeno singkat.

"Disekolah seru ndaa?" Jeno tersenyum kecil mendengar pertanyaan haechan.

"Ngga seru soalnya ngaa ada embul, nono duduk sendiri, nono kangen embul" Jeno mengusap air mata yang jatuh di pipinya, merasa prihatin melihat keadaan haechan saat ini.

"Embul cepet sehat biar bisa berangkat bareng nono lagi kesekolah, biar bisa belajar bareng lagi, biar nono ngga kesepian" haechan menangkup kedua pipi Jeno dan membantu mengelap air mata yang terus saja mengalir.

"Aku janji pasti akan cepet sembuh biar kita bisa sama sama lagi, okey. Nono ndaa boleh sedih nanti aku ikut sedih" Jeno memeluk tubuh haechan erat.

"Jangan sakit lagi, nono ngga suka
embul sakit" haechan mengangguk dalam pelukan Jeno dan saat memejamkan mata karena rasa nyaman berpelukan ada seseorang yang membuka pintu kamar haechan dan berdiri mematung. Haechan menoleh dan tersenyum melihat jaehyun datang membawa bunga mawar ditangannya.

"Om jeje" Jeno melepaskan
pelukannya dan berdiri dari
duduknya, digantikan oleh jaehyun yang duduk disamping kasur haechan.

"Dede udah maem?" tanya jaehyun sambil mengusap rambut haechan lembut.

"Udah om jeje, makasih ya
bunganya" jaehyun hanya
tersenyum

"Om jeje kenalin ini nono" jaehyun mengalihkan pandangannya pada pemuda yang masih berdiri dibelakangnya. Dan menerima
jabatan tangan Jeno untuk berkenalan.

"Saya jaehyun, adik sepupu bang
Johnny"

"Saya Jeno, sahabat kecil haechan" . mereka berdua sama sama mengangguk sambil tersenyum membuat haechan ikut tersenyum.

"Om jeje udah pulang dari kantor?" haechan bertanya kembali.

"Belum sayang, tadi om makan siang diluar jadi sekalian beli bunga buat dede dan mampir kesini" haechan makin tersenyum lebar, sedangkan Jeno memandang jaehyun sedikit tidak suka entah karena apa.

"Mbul, nono kebawah dulu ya
kayanya bubu sama papa sebentar lagi bakalan pulang" haechan mengangguk.

"Hati hati ya nono" Jeno tersenyum dan membungkukkan badanya memberi salam kepada jaehyun.

"Tadi pagi jadi kontrol ke RS?" tanya jaehyun yang dijawab dengan anggukan.

"Kata om dokter dede harus mulai
terapi berjalan biar cepat pulih"
jaehyun tersenyum lalu mengecup kening haechan lama.

"Om dede mau ice cream"

"Okey, biar om ambilkan" jaehyun
bergegas turun menuju dapur.

"Kak dede minta ice cream" ucap
jaehyun saat mendapati ten sedang duduk diruang tamu.

"Tolong ambilin je, dikulkas
ada kok gue udah nyetok" tanpa
diperintah dua kali jaehyun
mengambil ice cream dan berjalan kembali menuju kamar haechan.

"Ini ice creamnya" dengan senang
haechan menerima ice cream yang sudah di buka oleh jaehyun dan memakannya dengan perasaan bahagia.

"Jangan belepotan sayang
makannya, nanti jatuh ke kas
banyak semut lho" jaehyun
membersihkan noda ice cream
di sudut bibir haechan lalu
memasukan jempolnya kedalam
mulutnya, mengemut sisa noda ice cream di ibu jarinya itu, haechan hanya melongo.

"Ish om jeje itu kan kotor" haechan menepuk paha jaehyun pelan.

"Bekas dede mah ngga kotor sayang, manis kaya yang makan" haechan tersenyum malu mendengar ucapan jaehyun.

"Duh duh mukanya merah, dede malu ya?" haechan hanya menundukan pandangannya.

"Dede mau minum om" jaehyun
langsung mengambilkan air putih
disamping nakas.

"Sekarang bobo ya, om harus
kembali ke kantor" jaehyun
membantu haechan merebahkan
badannya dan menyelimuti sikecil.

"Terimakasih om jeje" jaehyun
mengecup kembali kening haechan dan entah mengapa lagi lagi haechan merasa malu padahal biasanya ia tak merasa seperti itu.

"Ma, dede bobo?" tanya hendery
saat pulang kuliah dan tak
mendapati haechan di lantai
bawah.

"Iya dari sore bang, bangunin
adeknya gendong kebawah ya
biar bisa makan malam" hendery
berjalan menuju kamar haechan.

"De" hendery usap kening haechan pelan, mencoba membangunkan dengan lembut. Hendery rindu saat dimana ia menjahili haechan untuk sekedar membangunkan haechan.

   Namun beberapa pekan ini hendery tak melakukan itu, cukup khawatir melihat kondisi adiknya pada saat ini.

"Mhhh abangg" haechan berusaha mendudukan tubuhnya.

"Maem dulu yuk" haechan
mengangguk dan masih sedikit
menutup matanya.

"Abang gendong ya" haechan
segera melingkarkan tangannya ke leher hendery.

"Hai anak ayah" Johnny mendekati haechan yang sudah terduduk dikursi roda dan mengecup kening haechan.

"Ayahh" haechan memeluk tubuh
tinggi Johnny dengan erat.

"Maem dulu ya sayang" ucap ten
membuat Johnny dan haechan
melepaskan pelukan mereka.

"Dede udah ndaa perlu maem bubur ya ma" haechan merasa senang karena dimeja makan tak tersaji bubur yang biasa ia makan.

"Dede udah boleh maem berat
sayang" ucap Johnny menambahi.

"Dede mau ayam" ten ikut tersenyum melihat haechan yang tersenyum begitu manis saat mendengar kabar bahagia itu.

"Maem yang banyak dede nya
abang". Ucapan hendery hanya
dijawab dengan anggukan gemas
Sang adik.

TBC!!!!!

Jaehyuck °•The Sweetest Love •°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang