Chapter 16

725 34 0
                                    

     Makan malam dikediaman seo
terasa begitu hening, tak ada yang berbicara maupun bercanda seperti biasanya, haechan hanya memainkan makanan yang sudah ada diatas piringnya.

"de" panggil ten namun haechan tak mendengarnya.

"Dede sayang" ten menyentuh tangan haechan dan berhasil membuat haechan tersentalk.

"e-ehh iya mama kenapa?" tanya haechan bingung.

"dede kenapa kok maemnya diaduk aduk doang, dede ngga suka lauknya?" tanya ten sedikit ragu.

"Emm ndaa kok ma, dede suka hehe" haechan langsung menyendokan makanan itu kedalam mulutnya.

   Johnny dan hendery hanya memperhatikan percakapan dua orang itu.

   Makan malam sudah berakhir
sekarang keluarga kecil seo sedang menonton tv di ruang tamu, namun bel rumah yang berbunyi membuat ten berdiri dan membukakan pintu.

"Hai sayang" sapa mama Jung kepada ten.

"Ehh mama kapan dateng ma" ten memeluk tubuh mama Jung, semenjak menjadi istri johnny ten
diharuskan memanggil mama dan papa kepada mama Jung dan papa Jung atas permintaan mama Jung sendiri.

"Tadi siang mama sampe, oh iya
nanti papa sama jae nyusul kesini, ini mama ada bawa sesuatu untuk kamu Johnny dan juga anak anak" mama Jung memberikan beberapa papperbag yang berisi beberapa hadiah.

" trimakasih ma, harusnya ngga usah repot repot".

"Ngga repot kok nak".

"Yaudah mari masuk ma" ten tuntun tangan mama Jung menuju ruang tamu Johnny dan hendery langsung menyambut kedatangan mama Jung dengan pelukan hangat.

"Wahh hendery semakin tampan ya sudah dewasa begini" mama Jung membelai surai hendery lembut.

"Makasih omma" Belum juga duduk kedatangan papa Jung dan juga jaehyun meniginterupsi obrolan ringan mereka.

"Hai pa, sehat?" tanya Johnny yang sedang bersalaman dengan papa Jung.

"Sehat jo, kamu sehat juga kan".

"Iya pa kita sehat semua kok".

"Silahkan duduk ma, pa, jae, ten bikinin minuman dulu" sudah
dipersilahkan duduk mereka bertiga duduk bersebelahan.

"de" panggil omma karena sedaritadi haechan tak bersuara hanya memandang gugup kearah jaehyun.

"Iya omma" haechan tersenyum
canggung.

"sini duduk deket omma" haechan
menurut lalu berjalan menuju soffa disamping omma nya.

"Sudah maem atau belum sayang?" tanya omma kepada haechan.

"Sudah kok omma" mama Jung tersenyum dan membelai pipi haechan dengan punggung tangannya.

"Oh iya jo, kedatangan kita kesini
sebenarnya mau menanyakan hal
penting" ucap papa Jung saat ten
sudah duduk bergabung dengan
mereka.

"silahkan pa, mau menanyakan
apa" tanya Johnny sopan.

"Jaehyun sudah menceritakan semuanya kepada saya dan juga
istri saya, bagaimana kalau saya
meminta haechan untuk menjadi
menantu saya, yaitu pendamping
hidup jaehyun" Semua yang berada diruang tamu tertegun mendengar perkataan papa Jung, terutama haechan, haechan sudah berkaca kaca ingin menangis karena ia masih takut ayahnya kecewa.

"Maaf sebelumnya pa, papa kan tau sendiri saya sepupunya jaehyun yang berarti haechan adalah keponakan jaehyun, saya rasa tidak diperkenankanan jika haechan menjadi pendamping jaehyun" papa Jung tersenyum mendengar ucapan Johnny.

"'Saya tau betul gimana perasaan
kamu saat tau jaehyun dan juga
haechan memiliki perasaan sama
sama tertarik, tapi yang perlu kamu tahu adalah, saya juga tidak akan merestui keinginan jaehyun jika yang diminta jaehyun itu hal yang tidak masuk akal, tetapi karena jaehyun dan haechan bukan saudara sekandung dan juga tidak sedarah masih bisa dilanjutkan kejenjang yang lebih serius".

"Saya tau papa ingin yang.terbaik untuk anak papa, tapi haechan masih begitu belia untuk.persoaalan seperti ini pa, masa depan haechan masih panjang".

"Saya meminta haechan untuk
menjadi menantu saya bukan untuk segera dinikahkan tapi agar jaehyun bisa mengikat haechan supaya tidak ada yang bisa mengganggu hubungan mereka nantinya" Johnny menggaruk tengkuknya canggung.

"Sekali lagi saya minta maaf pa, saya tidak bisa mengizinkan jaehyun untuk menjadikan haechan pendamping hidup jaehyun". Jaehyun yang mendengar ucapan Johnny yang tetap kekeh tidak mengizinkan haechan untuk dipinangnyapun bersuara.

"Tapi bang, harusnya lo tanya.juga ke dede, dede mau ngga.jadi pendamping hidup gue, lo.ngga bisa ngambil keputusan.sendiri kaya gitu" semua orang.memandang haechan yang sudah meneteskan air matanya.

"Gue ayahnya haechan, gue berhak ngambil keputusan buat masa depan haechan, lagipula haechan tidak memiliki perasaan apapun sama lo". Johnny mengeraskan rahangnya.
emangnya lo udah tanya bener bener sama dede, lo lihat mata.anak lo, dia berharap hal yang sama kaya gue bang" mendengar.ucapan jaehyun haechan takut ayahnya merasa tidak enak hati, jadi ia putuskan untuk berdiri dan berbicara.

" hiks udah dong om jeje, dede.kan udah bilang dede ndaa mau.kecewain ayah, om tau kan dede masih kecil lagian dede udah bisa lupain om jeje kok, dede ini cuma anak yang harus nurut apa kata orang tuanya, dede belum bisa ngambil keputusan buat hidup dede kedepannya, dede percaya
kok apa yang dikatakan ayah itu
udah cukup buat bikin om jeje
lepasin dede, maaf ya om tapi dede ndaa bisa jadi pendamping om" setelah haechan berujar seperti itu haechan berjalan cepat menuju kamarnya.

"Papa dan mama sudah dengar
sendiri haechan tidak bisa menerima jaehyun, jadi saya minta maaf sebesar besarnya kepada kalian".

"Yasudah kalau begitu kami pamit
pulang dulu" papa dan mama Jung berpamitan dan berjalan keluar dari rumah itu. Meninggalkan jaehyun yang masih menatap kosong kearah tangga yang tadi haechan lewati.

"Gue ngga tau hal apa yang bikin
lo gk izinin gue cinta sama anak lo, yang jelas gue mau kasih tau ngga semua keputusan orang tua bisa bikin anaknya bahagia, apalagi itu keputusan sepihak, gue pamit dan thanks buat minumnya" jaehyun berjalan keluar dari rumah Johnny.
Ten sudah berada di depan kamar haechan dan terus mengetuk pintu karena haechan menguncinya dari dalam.

"dede sayang, buka pintunya ya,
mama mau peluk dede" ten tidak
berhenti berusaha mengetuk pintu kamar haechan.

"Hiks mama maaf ya dede mau sendiri dulu, dede ndaa papa kok,
mama temani ayah ya" haechan
berucap lantang namun masih
terdengar suara sibungsu bergetar mungkin karena menahan tangis.

   Johnny hampiri ten yang sedang berdiri menyender dipintu kamar haechan.

"Ma, kok disini ayo kekamar"
ten menoleh kearah Johnny dan
Johnny terkejut karena wajah ten
sudah basah karena air mata.

"Hiks ayah, dede pasti sakit banget hatinya, mama mau peluk dede" Johnny membawa tubuh ten ke pelukannya.

"Sayang dengar baik baik ya, anak kita itu masih terlalu kecil untuk dipinang, aku ngga mau nanti dede belum bisa ngapa ngapain saat udah jadi istrinya jaehyun, aku yakin kok jaehyun bisa dapetin pendamping yang udah paham  segalanya tentang urusan rumah tangga maupun urusan kantor dia, aku ngga pengen dede lebih merasa ngga berguna nantinya karena nikah diusia yang belum mateng".

"Ayah tau dede sekarang pasti sedih sekali tapi lebih baik dede ngrasain sakit sekarang ketimbang nanti dede nyesel karena nikah muda". ten hanya mengangguk didalam pelukan Johnny, ten paham apa yang suaminya itu takutkan.

  
"Aku yakin kok jaehyun bisa dapetin pendamping yang udah paham
segalanya tentang rusan rumah
tangga maupun urusan kantor dia, aku ngga pengen dede lebih merasa ngga berguna nantinya karena nikah diusia yang belum mateng".

"'Ayah tau dede sekarang pasti sedih sekali tapi lebih baik dede ngrasain sakit sekarang ketimbang nanti dede nyesel karena nikah muda" ten hanya mengangguk didalam pelukan Johnny, ten paham apa yang suaminya itu takutkan.

"Sekarang kita kekamar ya, besok
kita obrolin lagi sama dede biar dede ngerti apa yang selama ini ayah takutin" ten kembali mengangguk dan berjalan kearah kamarnya.

TBC!!!

Jaehyuck °•The Sweetest Love •°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang