Chapter:01

10.1K 675 17
                                    

Happy Reading
.

.

.
Voment guys..

Lionel menuruni anak tangga sembari memainkan ponselnya dengan wajah datar.

Ia bahkan tak memperdulikan beberapa maid dan bodyguard yang curi-curi pandang kepadanya.

Tangannya dengan lihai berselancar dilayar ponsel,Mengunduh beberapa aplikasi penting yang akan ia gunakan untuk komunikasi sehari-hari.

Jevan memang mengakui bahwa wajah Lionel seperti boneka porselen jika saja poni panjang itu tidak menutupi sebagian wajahnya.

Mata persik dengan manik coklat madu, hidung mancung nan mungil, bibir kissable, dan lemak bayi yang masih tertinggal dipipinya.

Ia memiliki tinggi badan sekitar 173Cm dengan kulit putih yang membuatnya terlihat seperti boneka.

"Gue lapar" Ucap Lionel kepada maid yang tengah merapikan meja makan.

Maid tersebut mengangguk lalu beranjak kedapur untuk membuatkan makanan untuk Lionel yang tidak ikut sarapan tadi.

"I-ini tuan muda. se-selamat dinikmati" Ucap Maid tersebut tak lama kemudian meletakkan nasi goreng, Sepiring nugget dan sosis dan segelas susu.

"Hm. Terimakasih"

Lionel memakan makannya sembari memainkan ponselnya tanpa memperdulikan maid yang terus menatapnya.

"Nyonya"

Liana menganggukkan kepalanya kepada maid yang menyapanya lalu menatap Lionel yang baru saja selesai makan.

"Saya pikir kamu mati didalam kamar sehingga tidak ikut sarapan"

Lionel menatap wanita cantik di depannya dengan tatapan datar. Apakah ini memang seseorang yang menyandang status ibu?.

"Hal itu bukan urusanmu Nyonya" Balas Lionel lalu menyeka bibirnya dengan tisu.

Liana menatap Lionel dengan tatapan tertegun ketika matanya bertatapn dengan tatapan Datar Lionel.

"Ucapan mu sama sekali tidak mencerminkan sosok ibu"

.

.

.

Lionel berjalan kearah supermarket terdekat dengan langkah perlahan. Sepanjang perjalanan menuju ke sana semua orang selalu menatap nya dengan tatapan kagum.

Lionel memakai earphone dan menghidupkan musik dengan volume cukup kencang untuk menghilangkan suara berisik dari orang-orang.

"Lionel"

Lionel menghentikan langkahnya dan menoleh kearah seorang gadis yang tidak ia kenal dengan tatapan bingung.

"Kamu mau kemana? Sini gabung sama kita" Ucap Perempuan yang tak lain adalah elina, Sahabat Liona.

"Siapa?" Balas Lionel datar membuat Elina tertegun lalu tak lama tersenyum.

"Aku Elina Stevenson, Sahabat kakak kamu" Ucap Elina sembari mengulurkan tangannya didepan Lionel yang hanya menatap uluran tangan tersebut dengan tatapan datar.

"........."

Elina menarik kembali uluran tangannya ketika Lionel hanya menatapnya datar tanpa niatan untuk menjabatnya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Elina lagi.

"Elina ngapain sih nanyain dia? Nggak guna tau" Ucap Liona sembari menatap Lionel dengan tatapan sinis.

"Sini duduk lagi! Biarin aja dia"

Lionel menaikkan alisnya ketika melihat tatapan sinis dan tidak suka yang dilayangkan mereka kepadanya.

"Ish..kalian nggak boleh gitu, Udah diam aja deh, Lionel mau gabung?" Ucap Elina.

"Tidak" Jawab Lionel lalu kembali melanjutkan langkahnya masuk kedalam supermarket.

"Dia berubah ya?" Ucap Elina.

"Mungkin karena mau narik perhatian Liona sama bos" Ucap Ronald yang diangguki oleh Teman-temannya.

"Tapi gue rasa ada yang janggal nald"
.

.

Lionel keluar dari supermarket setelah mendapatkan barang yang ia inginkan.

Ia mengeluarkan satu batang rokok, menjepitnya dengan bibirnya dan menyulut nya tanpa memperdulikan reaksi orang-orang tentangnya.

"Huft"

Lionel menghembuskan asap ke udara lalu menjepit batang rokok dengan Jari-jari tangannya.

"Hidup ini membosankan" Ucap Lionel lalu berjalan pergi meninggalkan Raska dkk yang menatapnya dengan tatapan terkejut.

Pasalnya Lionel adalah anak cupu yang sama sekali tidak mengenal hal berbau negatif contohnya rokok.

Jangankan rokok, Minuman soda saja dia tidak mengetahuinya.

Anak yang polos dan lemah bahkan terkesan manja dan hal itu yang membuat mereka membencinya tepatnya jijik.
.

.

.

.

TBC
vote and koment guys..

BADBOY TRANSMIGRASI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang