Chapter:04

8K 554 17
                                    

Happy Reading
.

.

.

Voment guys...
.

.

.

Lionel berjalan kearah kelasnya sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh ingatan Lionel asli.

Dengan airpod yang terpasang apik di telinganya ia berjalan menyusuri koridor dengan wajah datarnya.

"10-B" Gumamnya ketika tubuhnya berhenti tepat dipintu yang kini tertutup rapat.

Tanpa merasa curiga ia membuka pintu yang masih tertutup tersebut tanpa tahu ada kejutan dibaliknya.

Cklek..

BYUR!!

Brugh!!

"Haha--"

Suara tawa itu terhenti begitu aura tak mengenakkan dari Lionel menguar menekan mereka.

Lionel mengepalkan tangannya dengan kepala tertunduk, Menahan amarah yang akan menguasainya karena kejutan tersebut.

Air dingin tersebut mengguyur seluruh tubuhnya membuatnya basah kuyub dan hal itu juga membuat harga dirinya hancur.

"Lucu?" Tanya Lionel dengan nada datar.

Remaja tersebut mendongak menatap tajam teman sekelasnya yang menatapnya dengan tatapan terkejut dan takut.

"Kenapa berhenti tertawa? Bukankah ini lucu?"

Lionel menyugar rambutnya kebelakang, meletakkan ranselnya dilantai dan melepas airpod lalu membuangnya kesembarangan arah. Tangannya menutup pintu kelas agar tidak menganggu.

"Manusia sampah" Desisnya lalu berjalan meraih kursi besi terdekat dan berjalan menghampiri teman sekelasnya yang menatapnya dengan tatapan takut-takut.

BUGH!!

BUGH!!

ARGH!!

Para siswi menjerit ketika melihat Lionel memukul kepala salah satu siswa menggunakan kursi sekuat tenaga hingga membuat kepala tersebut terluka dan mengeluarkan darah.

"Lionel stop!" Pekik Rissa dengan tatapan ketakutan. Rasanya ia tidak sanggup berjalan karena adegan berdarah tersebut.

BUGH!!

BUGH!!

siswa yg bernama bima hanya bisa merintih kesakitan saat tubuhnya dihantam oleh kursi besi tersebut.

Tangannya patah karena hantaman dari kursi besi yang sudah berlumuran darah ditangan Lionel.

BRUGH!!

Lionel membuang kursi besi kesembarangan arah lalu menatap Rissa tajam dan berjalan kearah gadis yang menggelengkan kepalanya kuat saat Lionel berjalan kearahnya.

"Lionel please! Maafin gue, Gue nggak akan Bully lo lagi sekarang...hiks"

SRETSS!!

"ARGHH!!" Jerit Rissa saat Rambutnya dijambak kuat oleh Lionel hingga kepalanya mendongak menatap wajah imut yang tengah mengulas senyum manis yang terlihat menyeramkan kepadanya.

"Aku akan memaafkanmu setelah semuanya usai" Ucap Lionel membuat Rissa terisak.

Kepalanya berdenyut karena rasa sakit dan pusing akibat tarikan kuat Lionel yang semakin menjadi.

DUGH!!

DUGH!!

DUGH!!

Lionel membenturkan kepala Rissa ke dinding putih berulang kali hingga dinding putih tersebut bernoda darah.

"Baru seperti ini sudah akan menyerah, lemah" Cibir Lionel saat menatap Rissa yang akan pingsan.

BRUGH!!

Lionel menghempaskan tubuh Rissa ke belakang hingga tubuh gadis tersebut menabrak meja dan terjatuh ke lantai dengan darah yang terus mengucur membasahi wajahnya.

"Giliranmu elisa"

Elisa menggelengkan kepalanya lalu berlari menuju pintu kelas.
Lionel menatapnya datar lalu meraih kursi besi dan melemparkannya ke arah Elisa.

BRAK!!

BRUGH!!

"Hiks" Isak Elisa ketika merasakan pusing dikepala bagian belakangnya ketika terkena hantaman kursi yang dilemparkan Lionel kepadanya.

Tubuh ramping tersebut terjatuh dan menatap pintu didepannya dengan tatapan penuh harapan.

"Hiks...Lionel please! Tolong!! Siapapun tolong aku" Jerit Elisa ketika mendengar langkah kaki dibelakang tubuhnya.

Sedangkan teman sekelasnya yg lain meringkuk sembari menangis disudut kelas. Tak ada satupun yang berani keluar dari kelas ataupun membuat pergerakan.

Kriet..

Lionel menyeret satu kursi dan berjalan kearah Elisa yang merangkak menuju pintu kelas.

"Aku akan memaafkan kalian setelah semuanya usai" Ucap Lionel datar membuat Elisa menggelengkan kepalanya.

"Hiks...aku tahu kamu bukan orang jahat Lionel..hiks maafkan aku"

"Bukankah penjahat berasal dari orang baik yang dijahati? Aku bukan orang baik Elisa, Aku pendendam"

BUGH!!

BUGH!!

ARGH!!

KRAK!!

Teman Sekelasnya menutup telinga dan menangis dalam diam ketika mendengar jeritan kesakitan dan suara pukulan terdengar.

Lionel memukul kuat betis putih tersebut menggunakan Kursi besi berulang hingga terdengar suara patahan tulang.

"Hiks!! Tolong!!" Jerit parau Elisa.

Dirinya tidak sanggup lagi untuk bergerak, Tubuhnya sakit dan dirinya hanya bisa menjerit dan menangis terisak.

Seharusnya jika ia tahu dimasa depan akan seperti ini maka ia tidak akan membully Lionel dahulu.

"Kita impas" Ucap Lionel lalu membuang kursi ditangannya sembarangan.

Suasana kelas hening.

Lionel menatap kekacauan yang ia buat lalu tersenyum bangga. Ia berhasil meringkus tikus ini dan memberikan pengalaman tak terlupakan untuk mereka.

Tangannya berlumuran darah kering serta seragam sekolahnya yang terkena percikan darah tadi membuatnya seperti bukan seorang siswa.

BRAK!!

Pintu terbuka lebar dan para siswi dan siswa  menjerit ketika melihat kekacauan tersebut.

"L-lionel apa yg kamu lakukan?" Ucap sang guru sembari menatap Lionel dengan tatapan ketakutan.

Liona menutup mulutnya terkejut ketika melihat ketiga siswa yang terkapar dilantai dengan genangan darah di sekitarnya.

"Bawa mereka kerumah sakit" Titah Lian yang diangguki beberapa siswa masuk kedalam kelas dengan takut-takut.

Lionel hanya menatap mereka dengan tatapan tenang Seolah-olah kekacauan tersebut bukanlah dirinya yang melakukannya.

"Lionel ikut saya ke ruang guru dan panggil kedua orangtua kamu"

Lionel hanya menatapnya dengan tatapan datar lalu meraih ransel nya dan beranjak pergi tanpa memperdulikan semua orang yg menatapnya dan sang guru yang memanggil namanya berulang kali.

"Harga keadilan sungguh membuatku tercekik"
.

.

.
TBC
Voment guys..

BADBOY TRANSMIGRASI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang