Happy Reading
..
.
Voment guys..
.
.
.
L'X international High School.
07:00 Wib.Lionel berjalan di koridor sekolah dengan wajah datar dan tatapan tajamnya.
Para siswa dan siswi menyingkir dari koridor ketika Lionel berjalan, memberikan akses penuh untuk Lionel.
Mereka tidak ingin mereka bernasib sama dengan Elisa dkk yang saat ini harus dirawat intensif karena luka yang mereka dapat.
Lionel tidak mendapatkan hukuman apapun karena Kedua orangtuanya telah menyelesaikan meskipun Lionel sendiri bisa menyelesaikannya.
Hal ini membuat Lionel cukup terkejut, pasalnya kedua orangtua tersebut sama sekali tidak ingin berurusan dengannya maupun perduli dengannya.
Ini pertama kalinya mereka menerapkan peran orangtua untuk Lionel.
Lionel menghela nafas lalu menghentikan langkahnya saat tiba didepan ruang kelas 10-B yang tertutup.
Matanya menatap pintu yang tertutup tersebut dengan tatapan tajam, ingatannya kembali memutar tentang kejadian semalam.
Kejadian di mana ia dibully untuk pertama kalinya, Tangannya terkepal kuat dengan aura kebencian yang perlahan menguar.
BRAK!!
Suasana hening setelah Lionel berjalan memasuki kelas setelah menendang pintu kuat hingga terbuka lebar.
Awalnya mereka hendak marah namun karena mereka melihat bahwa pelaku tersebut adalah Lionel maka mereka hanya bisa diam.
Mereka hanya duduk diam di kursi masing-masing sembari memainkan ponsel tanpa suara, Mereka tidak berani membuat gerakan yang berarti.
"Menyebalkan" Ucap Lionel lalu mendudukkan dirinya dikursi miliknya yang berada di belakang.
Ia melirik kursi Elisa dkk yang kosong dan terkekeh pelan membuat suasana semakin mencekam.
Lionel mengulas senyum tipis ketika melihat suasana kelas yang sepi dan senyap, menenangkan untuknya tanpa mengetahui bahwa mereka tengah menahan takut.
"Andai kau sedikit lebih berani Lionel" Gumam Lionel.
Andai jiwa Lionel lebih berani dulu untuk melakukan perlawanan pasti ia tidak akan mendapatkan bullyan tersebut dan berakhir tragis.
Ingatan tentang bullyan yang selalu Lionel dulu dapatkan berputar doingatannya membuatnya meremat pen yang ia genggam.
Krak!
Pen tersebut patah setelah tidak bisa menahan tekanan lagi, Lionel mengigit bibirnya untuk melampiaskan amarahnya ketika bayangan menyakitkan itu kembali hadir.
Marah karena perlakukan semena-meja mereka ditambah dengan ketidakpedulian keluarga Lionel dan para guru.
"Avael Mareon" Gumam Lionel dengan bibir yang menyunggingkan senyum tipis.
..
.
Lapangan Basket.
08:30 Wib.Lionel mendribble bola basket ditangannya tanpa memperdulikan para siswi kelas lain yang menatapnya sedari tadi.
Kelasnya hari ini olahraga dan kebetulan bersamaan dengan kelas 10-C juga olahraga.
Kelas 10-C sendiri kelas dimana Seorang Avael Maroen berada, Siswa yang kerap membully Lionel dan beberapa siswa dan siswi cupu lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADBOY TRANSMIGRASI
RandomHappy reading .. . Baca aja mana tau suka... . . . Bukan karya plagiat atau campur tangan oranglain. Jangan plagiat kalau nggak mau nanggung konsekuensinya.