Di tanggal 6 September.
Tanggal itu adalah hari dimana Ivin pulang ke kos nya. Ia membawa barang barang sangat banyak dan langsung memasukkan nya ke dalam kamar dan menutup pintu kamar.
"Zea mama mau bicara sama kamu".
"Iya".
"Zea apa benar kamu yang memutusi persahabatan mu dengan Lia?".
"Iya ma".
"DASAR ANAK BODOH! UDAH DI KASIH SAHABAT YANG BAIK MALAH DI PUTUSIN KAMU INI ADA OTAK ATAU NGGA SIH ZEA?".
"Iya ma ini salahku soalnya aku ada salah sama dia aku bersahabat an dengan orang lain akhirnya Lia cemburu".
"KAN KAMU PERNAH BILANG KALAU GA BAKAL BERSAHABAT AN DENGAN ORANG LAIN KECUALI LIA".
"MAMA GAK SUKA PUNYA ANAK KAYAK KAMU! ANDAI MAMA GAK NGELAHIRIN KAMU!".
DEG!.
"𝘔𝘈𝘔𝘈 𝘎𝘈𝘒 𝘚𝘜𝘒𝘈 𝘗𝘜𝘕𝘠𝘈 𝘈𝘕𝘈𝘒 𝘒𝘈𝘠𝘈𝘒 𝘒𝘈𝘔𝘜! 𝘈𝘕𝘋𝘈𝘐 𝘔𝘈𝘔𝘈 𝘎𝘈𝘒 𝘕𝘎𝘌𝘓𝘈𝘏𝘐𝘙𝘐𝘕 𝘒𝘈𝘔𝘜!".
Zea pun terdiam sejenak mendengar ucapan mamanya itu. Sebenarnya omongan yang di omong kepada Ivin itu salah justru sebaliknya Lia yang menyakiti Zea.
"Mama malu punya anak kayak kamu sana! sama papa mu! ga punya otak seperti orang bodoh! kamu sama papa mu persis"
Iya aku persis seperti papaku.
Zea pun keluar dari kos nya dan pergi ke danau Besar hari itu cuaca sore. sebentar lagi rembulan akan menutupi mentari.
"𝘔𝘢𝘮𝘢 𝘮𝘢𝘭𝘶 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘺𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘢! 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘮𝘶! 𝘨𝘢 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘰𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩! 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘮𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘴𝘪𝘴!".
"Iya mah aku anak pembawa sial bisa membuat mama malu, kalau aku mati gimana ma? mama gatau isi perasaan ku aku ingin mengeluarkan kata kata terpendam ku mah tapi bagaimana caranya".
Air mata lagi dan lagi turun.
"Ma.. kalau aku yang terlebih dahulu pergi jangan merindukan aku ma".
"Jangan merasa bersalah aku bakal berjanji untuk pergi dan tidak merepotkan hidup mama".
Zea tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan olehnya Ia hanya memikirkan masa masa kedepan nya lagi seperti apa masa masa selanjutnya.
Akhirnya beberapa menit kemudian Rembulan menutupi Mentari yang kini hari menjadi malam.
Zea pun pulang ke kosnya Ia takut kalau mamanya bakal mengomel lagi sepertinya Ia akan diomeli oleh mamanya.
"Darimana kamu?".
"Dari danau sana".
Ivin tidak menjawab Ia melanjutkan mengerjakan data data yang harus dikerjakan.
Zea langsung tiduran di atas kasurnya sungguh melelahkan hari ini.Drrtt.. Drttt...Drrttt.
"Halo iya mbak kenapa?".
"𝘔𝘣𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘦𝘺𝘢𝘯 𝘸𝘦𝘴 𝘪𝘯𝘱𝘶𝘵 𝘥𝘢𝘵𝘢 𝘵𝘢".
"𝘸𝘦𝘴 𝘮𝘣𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 3 𝘥𝘢𝘵𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘬𝘢𝘯".
KAMU SEDANG MEMBACA
Brokenhome [ END ]
Non-FictionZea tidak tau jalan pikiran sang mama. Ia selalu terbayang bayang dengan masa lalu, Ia capek dikatakan sebagai anak brokenhome. Tidak ada tanda bahagia lagi di hidup Zea selama beberapa tahun ini. Tidak ada raut wajah tertawa Zea saat ini. Skala y...