13. Psikiater

82 5 0
                                    

Setelah jam pelajaran selesai kini kelas istirahat. Zea menuju ke kantin untuk memakan bekalnya disana.

Ketika Zea memasuki area kantin semua murid yang makan disana pada melihat Zea yang sedang membawa tas bekal. Mereka menatap nya dengan mata sinis. Sedangkan Zea hanya melihat kedepan dengan tajam tidak melihat murid murid lain yang sinis.

Zea kini sedang duduk tanpa ada teman di sebelah di meja itu hanya Zea seorang. Tiba tiba ada seorang duduk di samping Zea sambil membawa sekotak tepak bekal berwarna putih.

"Hai? boleh numpang duduk ngga?".

"Oh boleh kok.." Ucap Zea sopan.

Di antara mereka yang saat ini sedang memakan bekalnya tidak ada satupun membuka suara. Dan akhirnya laki laki itu mengatakan sesuatu "Kamu Kazea ya?" tanya laki laki itu.

"Iya kok bisa tau?".

"Iya aku ketua OSIS di sekolah ini sekaligus sekolah ini milik ayah aku, ayah ku juga CEO di sebuah perusahaan by the way aku Kenzo anak dari pemilik sekolah ini".

"Kenzo? begitu..".

Mereka pun melanjutkan makan milik mereka masing masing.

"Ze aku ke toilet sebentar ya jagain makan ku jangan kamu makan loh ya!".

"Iya iya tenang aja".

Tiba tiba tepak makan Zea terisi dengan minuman air putih. Air itu sangat banyak sampai tumpah membasahi seragam Zea. Yang menuangkan minuman itu adalah Raisya dengan ketiga sahabatnya.

Zea tidak peduli kepada makanan nya yang sudah terisi Air putih yang banyak menampung itu. Ia malah melanjutkan makanan nya walau rasa nya aneh.

BRAKK!

"Ups maaf ya kalau aku tumpahin bekal mu.." Ledek Raisya.

Saat ini tangan Zea hanya mengepal ia menahan Amarahnya yang ia tahan di dalam dirinya ia tidak boleh mengeluarkan Amarahnya.

BRAK!

Suara meja yang di pukul oleh Kenzo Raisya dan ketiga sahabatnya ikut kaget mendengar suara pukulan meja yang di pukul Kenzo, Semua murid yang ada di kantin juga kaget mendegar pukulan dari meja semuanya pun ikut melihat tragedi itu semuanya berkumpul melihat nya dengan serius.

"Hei.. kak Kenzo? em m-maaf ini bu-bukan salah aku.." Gerutu Raisya dengan kepala menunduk ketakutan.

"Lo bisa ga si gausah nyakitin cewek yang ga punya dosa dan salah kalau lo di gituin balik lo Terima ga? ngga kan? yaudah lo gausah bully orang disekitar lo atau gue laporkan ayah gue buat ngeluarin lo dari sekolah ini".

"Sekolah ini tidak menerima pembullyan disini mencari ilmu bukan meng-Aniaya orang" Sambungnya.

"Ayo" ucap Kenzo sambil menarik tangan Zea dengan halus.

"Za.. kita mau kemana?" Lirih Zea.

Laki laki itu tidak menjawab nya justru ia malah melanjutkan jalannya. Laki laki itu pergi menuju UKS masih memegang tangan Zea dengan lembut.

"Duduk" perintah Kenzo.

Zea hanya menuruti percakapan laki laki itu ia tidak tau apa yang terjadi.

"Kak tadi ada Darah di kaki aku.. Darah itu apasi? Kayaknya aku takut sama darah.." Ucap Zea dengan muka polosnya.

"Kau tidak tau darah? Dasar bodoh darah itu berwarna merah cairan yang keluar dari tubuh atau luka luka".

Zea hanya menunduk ntah apa yang harus dilakukan nya saat ini? bergerak saja tidak boleh.

Brokenhome [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang