Chapter 9

7.9K 260 0
                                        

Cinta Dalam Diam 9

CANSTLYN POV

Tak terasa sudah 4 hari aku berada disini bersama Fachri, betapa kejamnya putri memberi makan kami hanya dengan nasi dan telor satu piring sehari dan air mineral 2 botol sehari itu sangat membuatku menderita bahkan untuk buang air kita harus ke toilet yang kotor dan airnya kuning belum lagi kami harus dijaga. Setega itukah putri? Dibutakan oleh cinta?

"Fachri." Panggilku ketika kepalaku terasa pusing

"Ya?." Jawab Fachri.

"Aku udah gakuat disini, kepala aku pusing." Ucapku.

"Kamu harus kuat Bie." Jawab Fachri.

"Kepala aku pusing, aku udah gakuat." Ucapku.

"Tolong!!! Tolong!!!." Teriak Fachri.

Orang suruhan putri masuk kedalam ruangan gudang lalu melihat kami berdua dengan tatapan tajam.

"Ada apa kalian? Berisik sekali!." Bentak orang-orang tersebut.

"Dia sakit tolong bawa dia ke rumah sakit." Ucap Fachri.

"Bawa dia ke rumah sakit? Uang darimana! Gak usah pura-pura." Bentaknya.

Tiba-tiba aku melihat Fachri pingsan aku juga melihat bibirnya yang membiru lalu tubuhnya keringatan.

"Fachri!." Panggilku tapi dia tak menyaut hingga kepalaku terasa pening lagi dan darah keluar dari hidung ku badanku terasa lemas.

"Tolong kami, kami tidak kuat." Ucapku.

Tiba-tiba pandanganku menjadi buram dan semakin lama semakin gelap......

...........................................................
DAVID POV

Sudah hampir 4 hari canstlyn belum ditemukan padahal polisi dan para orang suruhan keluargaku dan keluarga canstlyn sudah mencari tetapi belum ditemukan dan saat itu pula hubungaku dan putri kurang baik karena putri jarang berkomunikasi denganku entah kemana dia tapi aku tak begitu peduli selama ini dan justru hatiku sedikit khawatir pada canstlyn yang tidak di temukan entahlah aku bingung selama ini aku selalu khawatir pada canstlyn padahal aku sudah menepisnya entahlah.

Tok...tok...tok

Seseorang mengetuk pintu ruangan kerjaku, ya sekarang aku sedang berada di kantor mengurusi masalah pekerjaan yang semakin hari semakin menumpuk.

"Masuk." Jawabku.

"Permisi Pak." Ucap seseorang yang tak lain adalah sekretarisku.

"Pak, ini ada beberapa kertas yang harus di tanda tangan dan saya juga mau memberi tahu bahwa akan ada proyek di singapore selama 1 bulan mulai Minggu depan." Ucap sekretarisku.

"Yaudah kamu uruskan semuanya Minggu depan kita berangkat ke singapore." Jawabku.

"Baik Pak saya permisi dulu."Jawab sekretarisku.

Aku pun mengangguk lalu mulai berkutat dengan pekerjaan yang segudang bagiku lalu tak lama seseorang masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, sungguh tidak sopan!
Seorang pria yang usianya sudah tua datang ke hadapanku dengan gagahnya menggunakan setelan jas.

"Maaf Anda siapa ada perlu apa
Anda dengan saya?." Tanyaku.

"Kamu kan yang selama ini sembunyikan anak saya! Jawab!!!." Bentak pria itu sambil memukul
Meja kerjaku.

Siapa pria tua ini? Berani sekali dia menarik kemejaku! Dan aku tidak mengerti perkataannya.

"Maaf tuan yang terhormat! Saya tidak tahu anak Anda siapa! Dan saya tidak pernah menyembunyikan anak orang." Ucapku dengan tenang.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang