Chapter 22

10.6K 238 1
                                        

Cinta Dalam Diam 22

CANSTLYN'S POV

Aku merasakan tangan kekar memeluk tubuh polos ku lalu aku bergeliat dan mengerjapkan mataku berulang-ulang hingga kesadaranku sudah kembali.
Aku mendongakkan kepalaku melihat pria yang melengkapi tubuhku dan membuatku jatuh cinta.

Aku menatap bulu mata yang lentik , alis yang tidak terlalu tebal, bibir yang tipis, rahang yang keras rambut dengan warna hazel namun tidak di warnai karena bawaan dari lahir.

Aku tidak percaya mungkinkah sekarang dia milikku sepenuhnya(?) aku takut ia akan pergi dariku, aku takut dia tidak akan mencintaiku dengan sepenuh hatinya.

Mengingat itu membuat pandangan mataku buram lalu tak beberapa lama kemudian air bening jatuh dari kelopak matanya dan itu membuat pria dihadapanku mengerjapkan matanya.
Aku segera mengambil posisiku menjadi duduk lalu menghapus air mataku.

David mengernyitkan dahinya lalu bangun dari tidurnya dan merubah posisinya menjadi duduk di ranjang.

"Sayang, kamu kenapa kok nangis?." Tanyaku.

"HAH? Gapapa kok." Jawabku sambil tersenyum.

"Bohong, bilang aja kan sekarang aku bakalan jadi suami kamu seutuhnya bakalan jadi Imam kamu, tempat curhat kamu pokoknya aku bakalan jadi apapun yang kamu mau." Ucapnya.

Aku tersenyum mendengar ucapannya apakah itu tulus dari hatinya(?) jika saja aku bisa membaca isi hati seseorang maka aku tidak akan secemas ini.

"Aku boleh jujur?." Tanyaku.

"Canstlyn, aku justru mau kamu selalu jujur sama aku apapun itu walau misalkan memang itu pahit." Jawabnya.

"Aku takut kamu ninggalin aku setelah ini, aku takut pernyataan cinta kamu gak tulus dari hati kamu tapi itu penyesalan kamu." Ucapku.

David menghela nafasnya dengan kasar lalu membuang mukanya dan menatap ke arah lain.

"Aku memang bukan pria romantis, masa lalu aku juga yang bisa bikin kamu gak percaya sama perasaan aku tapi apakah manusia tidak boleh berubah? Dulu aku punya rasa cinta ke kamu tapi rasa cinta itu bukan cinta biasa itu cinta dalam diam kalau sekarang aku ingin mengubahnya menjadi cinta yang kamu bisa rasakan. Maafin aku canstlyn." Ucapnya sambil menunduk dan meneteskan air mata.

Jujur aku merasakan David memang mencintaiku secara tulis namun otakku kembali berfungsi dan mengatakan aku tidak boleh percaya dahulu apa lagi beberapa hari yang lalu David hancur karena wanita lain dan mungkin ini hanya untuk perminta maafan dia atas hanya sekedar pelampiasan(?)

"Masih tidak percaya? Atau mau mengulangi kejadian semalam?." Tanyanya.

Aku membulatkan mataku lalu memukul kecil lengan kekarnya.
Tanpa aba-aba David langsung mencium bibirku lembut lalu melumatnya dan memperdalam ciuman kami dan semakin lama semakin panas sehingga aku tertindih tubuhnya dan pada akhirnya kami (Aku dan David) melakukan hal yang kami lakukan tadi malam berulang-ulang.

Setelah selesai dan tubuhku serasa remuk aku pun meminta David untuk berhenti menyudahi pergulatan gila ini.

"Sudahlah, aku ingin mandi." Ucapku.

David mengubah posisinya menjadi berbaring di sampingku yang awalnya berada di atas tubuhku lalu aku berdiri dan menutup tubuhku dengan selimut yang ada untuk berjalan ke kamar mandi sedangkan David sekarang sedang telanjang di atas kasur dan aku tidak peduli hal itu.

Aku masuk kedalam kamar mandi lalu melepaskan selimut yang menutup tubuhku dan menyimpannya di wadrobe kamar mandi lalu aku menyalakan air di bathtub hingga sudah penuh aku pun menabur bunga Rose lalu berendam disana.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang