Kelas di hari ini telah berakhir, Kala bergegas keluar dari kelasnya kemudian turun dari anak tangga menuju parkiran. Namun sepertinya hari baik tidak selalu berpihak padanya, bukan apanya saat ia turun Kala berpapasan dengan bahkan Mandala mengajaknya mengobrol.
"Ehh Kala, mau kemana? Buru-buru banget" Ucap Mandala yang sengaja menghadang Kala saat ia ingin pulang.
"Apa sih, Minggir sana aku mau pulang ish!" sahut Kala dengan suara yang sedikit judes kemudian berusaha menggeser Mandala yang ada di depannya.
"Jangan judes gitu nanti rahasia yang kemarin pas kamu jatuh dari tangga saya sebar nanti nangis, hahaha." ucapnya yang tertawa, jarang sekali ia tertawa seperti ini.
Kala yang mendengarnya sontak memukul bahu Mandala menandakan bahwa ia sebaiknya diam saja, sepertinya ucapan Caraka membangunkan physical attack dari seorang Kala
"Aduh sakit" Caraka meringis kecil
"Eh maaf, aku mukulnya kencang ya? Duh padahal tangan aku mungil gini kok bisa sakit sih." jawab Kala yang refleks mengelus bahu Mandala.
"Bercanda..." jawab Mandala lagi
"Dih! aku pukul lagi nih, mau ?!" Ancam Kala mengambil ancang-ancang.
"Hahaha enggak deh ampun-ampun"
"Udah deh Dal! sana aku mau pulang, dari tadi ngehalangin mulu, kek begal tau gak!" ketus Kala.
"Wah mbaknya marah" tutur Mandala seraya menunduk menyunggingkan senyumnya
"Terserah aku dong, lagian situ rese banget jadi orang!" ucap Kala menatap sebal kearah Mandala.
Sebelum Kala beranjak pergi di hadapannya, Caraka menahan tas Kala kemudian memasukkan selembar kertas yang sudah ia lipat. Kala yang menyadari itu sontak bersuara
"Astaga Dal apa lagi ? nahan-nahan mulu dari tadi, ngapain buka tas aku? Kamu mau nyolong ya? Kamu ini beneran begal deh kayaknya, awas aja ya aku tonjok nih !" Sebal Kala yang dibuat geram oleh Mandala yang sedari tadi menahannya.
"Enak aja, mana ada saya begal, saya gak pernah begal apapun dari kamu." Jawab Mandala menyanggah ucapan Kala.
"Ada tuh" jawab Kala tanpa sadar
"Apa hm?" Tanya Mandala menaikkan satu alisnya kemudian memutar badan Kala kearahnya, kini mereka berdua kembali berhadapan.
Kala menatap dalam mata Caraka kemudian membatin 'Mandala kayaknya udah nyulik hati aku deh'
Mandala kemudian menyentil kecil dahi Kala berniat untuk menyadarkan gadis kecil berwajah imut di depannya ini karena sedari tadi hanya bungkam suara.
"Ishh sakit, apaan sih nyentil jidat segala!" Kala mengelus dahinya dengan menatap sebal ke arah Mandala.
"Sakit apanya saya nyentilnya pelan-pelan kok" Jawab Mandala.
"Tetap aja sakit!" Kala berbohong sebenarnya rasanya tidak sakit hanya saja ia ingin membalas dendam membuat Mandala merasa bersalah karena telah membuatnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Senja (On going)
Teen Fiction"Kala senja yang pertama kali merasakan jatuh dan cinta di waktu yang sama." Disclaimer! Judul dan sebagian nama tokoh telah di ubah