Mandala berjalan di koridor sekolahnya, ia baru saja keluar dari ruang ganti, kini ia memakai baju basket berwarna biru, hari ini mata pelajaran materi bola basket segera di mulai.
Kemana Vano dan kedua sahabatnya itu dari tadi ia tak melihat ketiga bocah aneh itu. Mandala bergegas menuju lapangan melihat sudah banyak orang yang berkumpul di sana, termasuk teman kelasnya Kala. Namun Kala belum ada di sana, Mandala hanya melihat Mentari, dan Aurora.
Lagi lagi Mandala mengedarkan antensinya mencari dimana Vano berada.
Suara cekikikan oleh para siswi dari arah tribun penonton terdengar begitu keras hingga Jaja mengalihkan pandangan ke sumber suara itu, ah pantas saja ternyata ada Vano di sana yang sibuk menebar pesona, memamerkan jambul andalannya, serta gombalan mautnya kepada para gerombolan siswi itu.
Mandala berjalan menghampiri Vano, namun para siswi itu malah berteriak histeris melihat Mandala berjalan ke arah mereka, muka manis Mandala memang tidak pernah gagal, walaupun ia tak seperti Vano yang sibuk menebar pesona, tapi pesona Mandala tak perlu di ragukan bahkan ia diam sekalipun. Mandala berhenti sekitar 3 meter dari Vano.
"Eh Babang Mandala tampan, ada apa di mari nih? Mau minta foto juga kah bro? " Tanya Vano dengan gaya tengilnya
"Sini Van, sini dulu." ucap Mandala datar menyuruh Vano mendekat padanya.
"Bye-bye cantik-cantikku, Bang Vano ganteng ke sana dulu ya, maklum Bang Mandala tampan itu ngefans banget sama gue makanya sampe nyamperin gini." ujar Vano dengan percaya dirinya.
"Salam buat Mandala ya Van." celetuk salah satu dari mereka.
"Mandala udah punya pacar belum sih?" sambungnya
"Aduh gak tau kalau itu, pokoknya kalian gak boleh oleng dari gue, cukup terpesona sama gue aja, jangan sama Mandala, okay?" Sahut Vano sebelum ia benar-benar pergi setelah sesi tebar-tebar pesonanya betul-betul berakhir.
Vano melangkah menghampiri Mandala, kemudian Mandala menarik kuping Vano seperti Kala memperlakukan kemarin.
"Arrghh sialan apaan sih Dal, sumpah woi ini sakit banget, lepasin nggak?!" Protes Vano menahan tangan Mandala. Ia sengaja menulikan pendengarannya ia malah menambah.
"ARRRGH MANDALA SIALAN JANGAN JAMBAK JAMBUL GUE NTAR GAK BISA TEBAR PESONA LAGI!!" Vano berteriak histeris hingga membuat Jayn Tian menghampiri mereka.
"LEPASIN JAMBUL KEBANGGAN GUE NTAR RONTOK GIMANA DAL?!" Dengan tubuhnya yang Jangkung mudah bagi Mandala untuk menjambak Jambul kembanggan Vano.
"Liat noh teman elo Jay, masih sempat-sempatnya mikirin tebar tebar pesona padahal udah mau di hajar tuh sama Mandala" sindir Thian membuat Jayn tertawa.
"Woi stop kasian Vano ntar tambah budeg" Celetuk Jayn menepuk pundak Mandala, sontak Mandala melepaskan Jambakannya.
"Ada apa sih Brodie?" Tanya Thian penasaran.
Mandala kembali melihat Vano yang sibuk menata kembali jambul kebanggaannya.
"Vano kurang ngajar kemarin saya chat dia buat minta rekomendasi film kan saya rencana mau nonton film bioskop, terus dia ngerjain saya katanya film Sewu Dino seru ada Dinosaurus nya, ternyata malah ada setannya." jelas Mandala panjang kali lebar
"Hahahaha sumpah woi gue ngakak." Thian dan Jayn tertawa puas mendengar itu.
"Astaga Mandala lagian kok lo bego banget, lo terlalu polos apa gimana anjir hahaha" gelak tawa Thian dan Jayn terdengar begitu puas.
"Maklum kan saya jarang nonton, jadinya ya percaya-percaya aja sama rekomendasinya Vano."
"Ya maaf gue kira lo ga akan percaya gitu aja, gue tau gue salah tapi nggak narik telinga gue juga dong, mana jambul kebanggaan gue juga ikut jadi korban lagi ah!" gerutu Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Senja (On going)
Teen Fiction"Kala senja yang pertama kali merasakan jatuh dan cinta di waktu yang sama." Disclaimer! Judul dan sebagian nama tokoh telah di ubah