Bang ! mama mana ?

112 28 32
                                    

Silahkan berkomentar

Happy reading 💓

Senja kini berada di halte yang berada di dekat sekolahnya, ia merasa bosan menunggu, pasalnya sudah dari tadi ia menunggu sampai sekarang yang sudah beranjak sore tidak ada satupun bus, taksi atau angkutan umum yang berlalu lalang karena sudah beranjak sore. Ia ingin pulang tapi sayangnya siapa yang akan mengantarnya? kakaknya pun pasti sibuk.

"Menunggu adalah hal yang paling membosankan. Apalagi menunggu yang tidak pasti" ucap Kala.

Untuk menghilangkan kebosanannya Senja kembali mengambil novel yang ada di dalam tasnya dan melanjutkan membaca novel nya kembali, seketika ia ingin mengambil earphonenya dan memasang pada handphone nya ia berfikir sejenak kenapa tidak memesan ojek online saja ? Ya benar sekali dan saat itupun tukang ojek online datang setelah Senja memesan dan men share location.

"Bang, tolong antar saya ke Jln. Ersent. no 14 ya " ucap Senja

"Siap atuh mbak" ucap bang ojek.

Kala segera memasang helm yang di berikan oleh tukang ojek itu. Dan tanpa di sadari Kala sudah berada di alamat yang ia ajukan tadi.

"Mbak, udah sampai ini" ucap tukang ojek itu menyadarkan Senja

"Ehh udah Sampai ya bang? kok cepat amat padahal jarak dari rumah ke sekolah itu jauh loh bang"ucap Kala heran.

"Yah itu sih mbaknya yang ngelamun dari tadi, makanya gak nyadar"

"Hehe, iya juga sih bang. Ehh jadi berapa biayanya?" ucap Kala

Kala bergegas masuk ke dalam rumah setelah ia membayar ongkos ojek online nya itu.

"Assalamualaikum "ucap Senja berjalan mendekati pintu.

Namun tidak ada sahutan apapun, mungkin tidak ada yang mendengar Senja. Maka Senja memutuskan untuk langsung masuk ke dalam rumah.

'Ini semua pada kemana sepi amat' Ucap Kala dalam hati.

Beranjak ke kamar ia melihat kakaknya Reon Alrescha berjalan menuju ruang keluarga.

"Bang ! mama mana ?" Tanya Senja memandang kakaknya yang berjalan dan tersenyum mendengar pertanyaan nya.

"Sekali kali kek lo nyari gue" ucap Reon sembari duduk di salah satu kursi.

"Dihh ngapain Senja nyari abang yang ada aku kena sial tau nggak" celetuk Senja.

"Ehh lo mau jadi Adek durhaka? gue kutuk loh jadi batu akik baru tau rasa " balas Reon.

"No coment" Sahut Senja bodoamat berjalan menuju kamarnya.

"Hati-hati lo! nggak bakalan gue antar lagi ke toko buku. biarin lo diculik dan dijual aamiin ya Allah" kesal Reon.

"Aamiin ya Allah" Sahut Senja polos.

Senja tak mendengar ucapan sang abang ia tahu jika ia membalas ocehan abangnya maka tidak akan berakhir, ia lebih baik mengalah memilih masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian.

*Skip*

Siang beranjak menjadi sore nan indah, cahaya jingga begitu menenangkan jiwa, memandang langit yang dihiasi perpaduan warna yang begitu indah untuk dinikmati oleh mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang beranjak menjadi sore nan indah, cahaya jingga begitu menenangkan jiwa, memandang langit yang dihiasi perpaduan warna yang begitu indah untuk dinikmati oleh mata.

"Hey "sapa Reon

"Apaan?" sahut Senja menoleh ke arah Reon, kini ia duduk di samping jendela kamarnya menikmati pemandangan sore ini di temani dengan alunan lagu yang berasal dari handphone nya.

"Hey tayo, hey tayo dia bis kecil ramah ..." Reon menyanyi.

"Kalo mau ganggu, keluar aja sana"
usir Senja kesal acara me time di kamarnya di usik oleh Reon.

"Yaelah gitu doang marah, Jadi gini ya bantuin gue ngerjain tugas dong " ucap Reon.

"Enak aja ! emang aku pembantu abang apa? ini tuh udah ke sekian kalinya abang minta bantuan, yang ada harusnya tuh tugas Senja yang abang kerjain toh abang kan diatas angkatan aku dan abang juga kakak kelas Senja otomatis abang lebih tau mengenai mapel yang ada. Tapi ini malah..." Oceh Senja panjang lebar.

"Aduhh,,,udah dehh nggak usah ngoceh panjang kali lebar, mau ya bantuin gue" Mohon Reon dengan wajah memelasnya.

"Mau sampai kapan abang mau terus bergantung sama aku "tanya Senja

"Mau sampai kapan ya gue?" celetuk Reon meletakkan jari telunjuk nya di pelipisnya seolah olah ia sedang berfikir bahkan ia seperti orang bego.

"Ngeselin emang, rasanya tuh pengen jual ginjalnya"

"Ehh jangan dong, ntar lo nggak bakalan dapat abang kayak gue, udah cakep, putih, tinggi, pintar, rajin nabung dari orok gue juga soleh. Muka Mirip oppa-oppa Korea juga" sahut Reon dengan tampang PD nya.

"Apa-apaan! nggak usah sombong bang, sama kecoa aja takut. Nggak malu apa sama umur hahaha" Sambar Senja tertawa terbahak-bahak.

"Ee - Enak aja lo. Mana mungkin gue takut sama ke-kecoa" ucapnya gugup.

"Oh nggak ya? kalo gitu Senja mau ngasih sesuatu, tungguin ya kak" balas Senja dengan senyum devilnya.

Senja yang beranjak dari tempat yang ia duduki tadi bersama abangnya. Tapi tiba-tiba saja Reon memegang pergelangan tangan Senja seakan-akan mengisyaratkan Senja untuk tidak melanjutkan aksi konyol nya itu.

"Ehh jangan dong, Iya gue takut lo jangan nyebarin aib gue ya, ini rahasia kita berdua!" pinta Reon

"Hahaa,, Makanya ngak usah sok-sok an kalo bisa tuh ya ilangin tuh kepedean yang akutnya kebangetan" Balas Senja dengan tawanya.

"Udah deh lo! Nggak usah ngedongeng sekarang lo bantuin gue, kalo lo mau gue bakalan beliin lo novel best seller keluaran terbaru." ucap bujuk Reon dengan wajah seriusnya.

Mendengar ucapan Reon tekadnya mulai goyah untuk tidak membantu Reon.

Beneran ?! Kapan lagi Senja mau dibeliin novel best seller. Ya itung itung tabungan Senja aman, 'kesempatan emas euy' pikir Senja

"Eh, jangan diam aja mau nggak lo?" Tawar Reon.

"Ehm.. Iya deh tapi ini yang terakhir kalinya ya walaupun abang nyuap Senja pake novel nggak bakalan ngaruh lagi ya" Senja mengingatkan.

"Apalah dayaku" pasrah Reon.

Setelah bernegosiasi, Reon dan Senja bergegas untuk mengerjakan tugas itu

****

"Sadarlah bahwa dunia terus berputar tanpa henti, dan waktu akan terbuang sia sia bila kamu hanya menanti" Guman Senja membaca kata terakhir dari novelnya.

"Hahh udah ending..." Ucap Senja meranggangkan otot tangan dan lehernya yang terasa kaku

"Astaga! udah jam setengah dua? Bisa-bisa terlambat lagi nih ke sekolah kalau gini" gerutu Senja yang mengambil boneka kesayangannya dan tak lupa mematikan lampu kamarnya.

Sebelum tidur tentunya ia berdoa.

"Ya Allah,ya Rahman,ya rahim,ya Aziz,ya mutakabbir, apalagi yah?" tanya-nya pada diri sendiri

"Langsung inti aja deh. Ya Allah kasihanilah hamba mu ini janganlah engkau berikan esok ujian yang berat kepada hamba ya Allah. Dan semoga besok nggak terlambat Aamiin" Doa Senja sebelum tidur.

Usai berdoa kini ia telah terlelap di alam bawah sadarnya.

To be continue...

Kala Senja (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang