✧Happy Reading ✧
"Dal, ada apa sih?" Tanya Kala.
"Nggak papa, cuma ngomong sama pelayan itu, kalau lain kali pesanan orang jangan sampai salah." Jelas Mandala.
"Ih gak papa, aku juga belum sampai makan udangnya kok."
Mandala melipat kedua tangannya menaruh di atas meja "Yah untung kamu gak ceroboh kali ini, gimana kalau semisal kamu gak nyadar hm?".
Kala menyengir, kemudian berucap "Eh iya, emang kamu kenal sama pelayan itu? Sebenarnya udah dari tadi pas kita masuk sini dia udah merhatiin kita tau."
"Oh ya? Saya gak nyadar, kok kamu gak ngomong?"
"Aku mau ngomong pas kamu abis ke depan buat mesan makanan, cuman aku lupa hehehe." Kala menyengir lagi.
"Lain kali kali harus ngomong kalau ada apa apa Kal."
"Iya kalau nggak lupa. "
✧✧✧
Suara jam dinding berdenting tiap detiknya, menjadi penambah keheningan malam di dalam ruangan kamar seorang gadis yang kini memeluk salah satu bonekanya, ia begelung di bawah selimut bermotif Doraemon tak lupa memakai piyama Doraemon-nya juga.
Kala Memeluk gemas boneka yang ada di pelukannya seraya berucap " Ihh Dibuy kok Mandala hari ini tambah makin-makin sih!"
Kala gemas memikirkan sikap Jaja hari ini, pasalnya Kala betul-betul bingung mengartikan sikap si cowok jangkung itu, ia tak ingin salah mengartikan sikap Mandala kepadanya.
"Bener-bener ya tuh cowok dikira aku bakal baper kalau di gituin? Ya iyalah Monyet! Maksudnya apaan coba kek gitu hah ? Apaa hah apa?!" Kala menunjuk-nunjuk Dibuy seolah-olah boneka itu adalah Mandala yang ada di depannya sekarang ini.
"Dikira gak baper kalau di gituin? Ya baper lah gila, cewek mana yang ga baper coba? Cewek gila mana yang gak baper?" Lagi lagi terdengar monolog Kala dengan gemasnya.
Pasalnya Mandala betul-betul membuatnya kebingungan akan sikapnya itu, Kala tak ingin terlalu percaya diri untuk mengklaim bahwa Mandala menyukainya jika ia lihat dari sikap Mandala kepadanya.
Kala menggelengkan kepalanya mengusir pikiran-pikiran konyolnya itu, 'ah gak mungkin' pikirnya dalam hati.
Kala beranjak dari tempat tidurnya menuju cermin, masih dengan memeluk Dibuy, entah sudah monolog yang keberapa Mandala berucap pada dirinya sendiri dengan posisi menatap cermin di depannya.
"Gak mungkin Mandala punya perasaan lebih dari seorang teman, pokoknya aku gak boleh baper, gak boleh kepedean, jangan sampai aku salah menafsirkan sikapnya, tenang Kala..., mungkin dia gitu karena emang orangnya friendly aja. Mungkin aku cuma salah satunya yang di perlakukan seperti itu, bukan satu-satunya." Sugesti Kala pada dirinya yang tengah menatap cermin.
Lagi dan lagi entah sudah ke berapa kalinya Kala menolak jatuh hati, lebih tepatnya ia tak ingin kecewa, ia takut untuk mengklaim bahwa ia telah jatuh hati pada si cowok jangkung itu. Ia tak ingin hatinya terluka akibat dugaan yang tidak pasti.
Kala yang masih bergelut dengan pikirannya di depan cermin, tanpa ia sadari bahwa sosok Reon sudah nampak berdiri di pinggir kasur, dengan tampilan kaos oblong putih dan boxer motif doraemonnya.
Sangat tidak menggambarkan sosok Reon yang lebih suka memakai boxer bermotif tengkorak, kini berganti motif Doraemon, siapa sangka bahwa Reon yang selalu bersikap gentle dan manly jika berada pada teman-teman tongkrongan futsalnya. Kini betul-betul memakai boxer Doraemon. Siapa lagi jika bukan Kala yang menjadi dalangnya hingga ia seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Senja (On going)
Novela Juvenil"Kala senja yang pertama kali merasakan jatuh dan cinta di waktu yang sama." Disclaimer! Judul dan sebagian nama tokoh telah di ubah