FAN cafe 14:08

36 8 0
                                    

Hppy reading 👻

Tampak seorang gadis sedari tadi sibuk merogoh tasnya bahkan isi rak bukunya sudah berhamburan kemana-mana. Ia tengah mencari novel yang tersisa 3 lembar ia sudah tamat dan beralih pada novel yang lain dari tadi ia sudah berjalan bolak balik seperti setrika.

"Ishhh kemana sih tuh buku nyebelin banget ! kan capek nyariinnya." Gerutunya yang masih setia mencari benda yang ia cari namun masih tetap saja hasilnya sama.

Senja sudah lelah mencari dan sekarang ia berbaring di atas Queen size bednya menatap langit-langit kamar yang bernuansa biru muda, ia berusaha memutar kembali ingatannya.

Senja membangunkan tubuhnya kemudian matanya melirik kearah nakas yang berada di samping kanan tempat tidurnya. Ia mengambil benda pipih yang berada di atas nakas tersebut.

Jarinya mulai mengotak atik ponsel nya mulai dari menggeser tombol unclok
sampai menemukan kontak salah satu sabatnya yang ia tuju.

Halo

Iya kenapa? Rindu ?

Bukan ihh

Lah terus apa ?

Aurora liat buku aku nggak?


Nggak tuh, kemarin kan lo pingsan


Iya tau, tapi bukunya nggak ada.

Cari yang bener

Udah, tapi tetep aja nggak ada.

Ntar deh gue bantu nyari.

Ehh btw hangoutnya jadi nggak?

Aku nggak ikut ya, soalnya mau nyari buku itu dulu

Iya deh iya

Tutt... tutt..


Senja mengakhiri panggilannya dengan Aurora, dia merasa kesal hingga handphone-nya pun ia hempaskan secara kasar ke arah boneka tedy bear kesukaannya yang ada di kepala tempat tidurnya.

Ia menghela napas berat, kepalanya menunduk dengan kedua tangan sebagai penyangga.

Air mata yang ia tahan sejak tadi Sudah tidak dapat ia bendung. Rasanya ia ingin berteriak kencang, melampiaskan segala rasa sedih, kesal, sesak. Ia kecewa pada dirinya sendiri akibat sifat cerobohnya lah yang mengakibatkan barang yang berharga baginya telah hilang entah dimana.

***
Suara deruman mobil, bus, motor, truk, begitu memekakkan telinga hingga asap yang memicu pencemaran udara. Di tambah lagi dengan panas matahari yang menyengat.

Berhubung hari libur Thian, Jayn, Vano dan Arvin berada di pinggir jalan raya tepat di sekitar perempatan lampu merah. Thian yang meletakkan sebuah kotak yang berisi uang. Thian duduk berteduh dari ganasnya panas matahari bersama dengan para sahabat karibnya maupun teman-teman yang lainnya itu.

Yah siapa lagi jika bukan Vano, Arvin, dan Jayn. Seharusnya Fares juga berada disana tetapi karena ada keperluan yang harus dia tangani hingga ia tak bisa bergabung bersama mereka.

Apa kalian fikir bahwa mereka menjadi pengamen, pengemis atau mungkin gembel ? Oh tentu saja tidak. Satu hal dari banyaknya hal yang harus kalian tahu.

Yah harus di akui bahwa mereka tak jarang berbuat onar, ugal-ugalan, tawuran, balapan liar bahkan mereka hampir mengonsumsi obat-obatan terlarang. Beruntung Saat itu mereka masih terselamatkan oleh si 'kutu buku' Vano karena salah satu di antara mereka Vano lah yang bisa dikatakan memiliki pemikiran bijak dan kedewasaannya dalam menyelesaikan masalah.

Sejak saat itu mereka berubah fikiran untuk tidak mengonsumsi ataupun mengenal obat-obatan terlarang.

Katakanlah bahwa pergaulan mereka itu tidak sehat wal afiat. Tapi satu hal yang harus kalian tahu bahwa se-liar apapun pergaulan atau tingkah mereka.

Mereka memiliki kepedulian yang tinggi, bisa dikatakan memiliki jiwa sosial yang tinggi, bukan hanya itu saja tetapi kebenaran dan keadilan lah yang mereka prioritaskan sebab kebenaran & keadilan hampir lenyap dibutakan oleh kebohongan dan kepalsuan.

Karena rasa kepedulian yang tinggi hingga mereka rela berpanas-panasan di bawah teriknya matahari. Hanya demi membantu mereka yang terkena musibah dan untuk para anak yatim.

*******

FAN cafe 14: 08

Jari Fajar menari dengan lihai diatas keyboard laptop pandangannya fokus menatap layar dengan serius. Sudah satu jam lamanya ia berada di meja cafe tanpa memesan minun atau pun makanan.

FAN cafe ramai akan pelanggan, bagaimana tidak cafe itu sangat pas dijadikan sebagai tempat nongkrong anak remaja jaman sekarang ditambah dengan interior menarik. Cafe tersebut di desain dengan modern dilengkapi dengan live musik plus jaringan WiFi, serta menyediakan buku-buku novel yang menemani para pembaca bahkan bukan hanya anak remaja saja yang datang. Para pengusaha pun mengunjungi cafe tersebut jika mereka mengadakan meeting karena ruangan meeting telah di siapkan.

Hampir semua Pelanggan memperhatikan Fajar yang menjadi pusat perhatian sejak ia masuk.

Beragam tatapan yang Fajar terima, ada yang menatap dengan tatapan yang sulit di artikan, tak lupa pula para gadis-gadis menatap dengan kekaguman, adapun yang heran apa boleh hanya menumpang WiFi tanpa memesan makanan ataupun minuman? Apa tidak rugi ?

Tiga orang pemuda yang sebaya Fajar berjalan mendekati meja pojok yang di tempati oleh fajar, salah satu diantara mereka tersenyum smirk.

BRAKK!!!

Suara gebrakan meja membuat Fajar tersentak menghentikan aktivitasnya, mengalihkan pandangannya dari layar laptop dan mendongakkan kepalanya melihat siapa pelakunya.

Dengan tersenyum remeh salah satu sosok pemuda itu mengatakan "Lo tuh gak pantes ada disini, cocoknya di warkop pinggir jalan noh bukan di Cafe keren kaya gini bro!"

Fajar tak peduli ia tetap melanjutkan aktivitasnya yang tertunda

"Gak malu lo numpang Wi-Fi di cafe
gak mesan makan ataupun minum, orang kek lo emang gak pantes buat ada disini, dasar cowok gak bermodal !"

Makian Derta dengan suara lantang membuat para costumers & waiters memperhatikan Mereka.

"Tolong jaga ucapannya ! dia..." ucapan geram salah satu waiter yang ber name tag Benadri Lucas terpotong melihat Fajar berjalan menuju pintu utama dengan wajah datar.

Derta menatap kedua temannya dengan anggukan. Seolah paham akan perintah dari Derta mereka berdua segera pergi menyusul Fajar yang berjalan keluar.

***

Halo pakabar?
Mohon kritik & sarannya
Jangan lupa vomentnya
Makasih udah mau baca cerita yang amatiran ini.
Nextt/TBC ??

Salam

Kala Senja (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang