Di jalan pulang, Senja melihat pemandangan di sepanjang jalanan, entah itu bangunan yang menjulang tinggi, orang-orang yang berjalan, dan lain sebagainya sedangkan Fajar hanya mendengarkan musik melalui earphonenya, namun sesekali mereka mengobrol di sepanjang perjalanan.
"Senja, lagu kesukaanmu apa?" tanya Fajar
"Hahh?" tanya Senja balik, maklum lagi di atas motor
"Lagu kesukaanmu apa ?" tanya Fajar lagi dengan suara yang lebih keras
Senja tertegun baru kali ini ia ditanya tentang selera musiknya yang seperti apa
"Oh itu, Suka lagunya Lany, Rex orange County, ZSA, banyak deh tapi lagu Indonesia juga suka apalagi musik indie" jawab Senja
"Lain kali kalau makan saya yang bayar" Kata Fajar
Lagi dan lagi senja dibuat tertegun, apa katanya? Lain kali kalau makan dia yang bayar? Apa akan ada pertemuan selanjutnya lagi? Karena Senja pikir setelah ini ia tidak bertemu lagi, bukan apanya Senja memang tidak terbiasa berteman dan berinteraksi dengan laki-laki selain Abangnya.
Senja hanya terdiam, menepuk pelan pundak Fajar " Jar, nanti antar sampai alun-alun kota aja ya, soalnya abang aku mau jemput di sana" ucap Senja, Fajar hanya mengiayakan.
***
Di lain tempat Mentari dan Aurora sedang sibuk mencari skincare di salah satu mall, mereka berdua menghabiskan waktu liburnya dengan berburu skincare maupun kosmetik, tak heran karena Mentari dan Aurora sangat gemar dengan hal-hal yang berbau seperti itu.Setelah berburu skincare dan kosmetik, Aurora dan Mentari berburu makan, keadaan mall saat ini memang sangat ramai, "Ra, lo mau makan apa?" tanya Mentari
Aurora mengedarkan pandangannya melihat tempat makan apa yang tidak terlalu banyak orang agar tidak terlalu lama menunggu pesanan
"Makan ramen mau nggak?" tanya Aurora meminta persetujuan Mentari
"Kuy"
Sembari menunggu pesannya mereka berdua mengobrol tentang apa saja, namun ketika pandangan Mentari tertuju pada keluarga yang terlihat sangat bahagia dan menikmati moment family time dengan gelak tawa yang terdengar, wajah Mentari mulai sendu lebih tepatnyaa ia iri melihat moment tersebut.
Menyadari raut muka Mentari yang tak biasanya, Aurora memegang tangan Mentari " Mentari, lo kenapa?" Tanya Aurora serius.
Mentari menghirup nafas dengan pelan "Kangen ngumpul bareng Ayah sama Bunda, tapi sayangnya udah gak bisa" ucap Mentari dengan sedikit terkekeh.
Aurora yang mendengar hal itu lantas merasa kasihan terhadap sahabatnya, ia dan Senja tahu bahwa Mentari adalah anak broken home, Ayah dan Bundanya telah berpisah sejak Mentari menduduki bangku SMP, dan sekarang Mentari tinggal bersama Bundanya.
Aurora menatap Mentari kemudian bertanya "Ayah lo gak sering nemuin lo apa gimana?" mendengar itu Mentari mendengus kesal
"Lo tau kan Ayah gw itu sibuk, jadi jarang ketemu, mau quality time bareng bunda aja susah soalnya dia juga sibuk kerja" jelas Mentari
"Udah ga usah sedih kan ada gw sama Senja so, you not alone, right?" ucap Aurora gemas mencubit pipi Mentari.
"Hahaha iya deh makasih lo sama Senja udah ada di hidup gw"
****
Suara musik terdengar dari ruangan cafe, aroma kopi begitu mendominasi, Thian, Jayn dan Vano duduk di meja no 12 mereka sibuk bermain uno sambil menunggu kedatangan Fajar, kalau kata Vano mereka sedang bro time.Dari arah pintu Fajar berjalan menuju meja yang mereka tempati
"Weh bapak Fajar udah datang" kata Vano melihat Fajar
"Dari mana aja lo?" tanya Thian
"Ada urusan tadi" jawab Fajar
"Eh iya lo pada udah tau gak sih kalau kelas kita itu di gabung kalau olahraga sama kelas XII IPA 2" ucap Jayn melihat ketiga temannya
"Emang iya?" tanya Fajar memastikan
"Iya, infonya udah di share di group kelas" jelas Jayn
***
"Mau makan ini nggak? Saya bukain ya."
Ucapan Fajar masih terngiang ngiang di telinganya dan tentunya Senja memikirkan itu, memikirkan Fajar lebih tepatnya, bukan apanya baru kali ini ia terkesan dengan teman cowoknya, karena selama ini ia selalu biasa saja dengan makhluk hidup yang bergelar "Cowok" namun dengan Fajar terasa berbeda.
"Ishh ini aku ngapain mikirin Fajar astaga" greget Senja dengan mengetuk kepalanya
Senja terdiam sejenak, menutup matanya
"Senja ayo kamu jangan mikirin dia, dia belum tentu mikirin kamu."Untuk mengalihkan pikirannya Senja mengisi waktunya dengan membaca buku dan mendengarkan musik namun tetap saja ia tak bisa fokus. Ia bergegas mengambil buku diary nya. Tangannya membuka penutup pulpen sebelum menggoreskan kata di buku itu ia menghela napas sejenak. Kemudian mulai menulis...
Tulisan Senja 01
Konon katanya membangun sebuah benteng pertahanan untuk tidak jatuh hati, untuk tidak mudah jatuh hati, selama ini rasanya biasa saja, pertahananku masih utuh, masih begitu kokoh menahan orang² yang ingin mengetuk pintu hati namun jika dengannya semuanya terlihat begitu mudah, sederhana namun menyenangkan. Mengapa benteng yang kubuat begitu kokoh dengan mudahnya ia tumbangkan begitu saja.
Namanya adalah Fajar, matanya yang menenangkan, senyumnya yang begitu manis dengan kedua lesung pipi yang menambah kadar manis di wajahnya. Tapi bukan itu yang membuat ku tertarik. Aku tertarik karena itu adalah Fajar. Untuk saat ini aku masih belum tahu banyak tentangnya, mungkin suatu saat nanti seiring berjalannya waktu.
Jika Tuhan mengizinkan aku ingin tahu banyak tentangnya. Tapi tetap saja aku masih menolak untuk jatuh hati sebelum waktunya.
Senja menutup kembali bukunya, ia tersenyum melihat tingkahnya yang baru pertama kali ia rasakan, ia membaca ulang apa yang telah ia tulis, sekali lagi ia tersenyum geli melihat tulisannya sendiri, pasalnya ini yang pertama kalinya ia menuliskan nama mahlukh ciptaan Tuhan yang bergelar "Cowok" di buku diarynya.
Karena sebelumnya sahabat cowok di masa SMP nya yang mendapar gelar 'siswa terganteng' dan kakak kelasnya pun yang pernah menyatakan perasaannya tak berhasil membuat senja merasakan rasa yang berbeda, rasa yang sulit ia definisikan sendiri.
Untuk saat ini cukup ia rasakan saja ia masih belum berani untuk menamakan bahwa ini adalah rasa yang dinamakan "Cinta" yang Senja tahu baru kali ini ia seberani ini menulis tentang "Fajar" di lembaran pertama buku diarynya.
"Fajar kamu ini sebenarnya siapa?" monolog Senja
"Gak masuk akal kalau aku bisa tertarik dengan semudah ini"
"Gak mungkin aku bisa nyaman secepat ini"
"A-Aku gak mau jatuh hati sebelum waktunya Ya Tuhan, A-aku.. aku takut sakit hati... Aku gak mau itu." Ucapnya kembali dengan suara pelan
"Kalau kata Mentari 'Senja jangan jatuh cinta nanti sakit hati' dan aku gak mau sakit hati..."
Senja semakin greget dengan monolognya sendiri..
"Ishh udah-udah aku gak mau mikirin dia lagi, pokoknya #SenjaMenolakJatuhHati garis keras, titik gak pake koma!!!!!" ia mengucapkan itu dengan penuh semangat agar tidak terbawa suasana hatinya.
Sebelumnya ia tak pernah seperti ini, dulu jika ia terbawa perasaan biasanya ia dengan mudah menampik hal itu, namun dengan Fajar begitu susah, hati dan logikanya tidak sejalan.
To be continue...
![](https://img.wattpad.com/cover/164250380-288-k464844.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Senja (On going)
Fiksi Remaja"Kala senja yang pertama kali merasakan jatuh dan cinta di waktu yang sama." Disclaimer! Judul dan sebagian nama tokoh telah di ubah