014 - Kecewa

42 7 0
                                    

"Ayo masuk, Bu." Ajak Ellisa sambil membukakan pintu rumahnya.

Ibu Lina dengan sungkan mulai melangkah masuk, "Ada orang tua kamu, El?" tanya nya.

Ellisa menggeleng, "Papa udah berangkat kerja kayaknya." jawabnya. "Tunggu sini bentar, ya? Ellisa mau ganti baju dulu." pamitnya yang langsung diangguki oleh Ibu Lina.

Dengan sendirinya Ibu Lina mengedarkan pandangannya pada dinding rumah dan seisi rumah yang masih mampu dijangkau mata dari tempat duduknya.

Tidak terlalu lama Ellisa turun dari lantai dua, kemudian pamit lagi untuk ke dapur dan mengambil beberapa toples camilan serta air minum.

Baru setelah itu ia duduk dengan santai dan mengobrol ringan sambil mengajak Nara bermain.

"Itu orangtua kamu, El?" tanya Ibu Lina sambil menunjuk foto yang ada di dinding.

Ellisa menoleh untuk melihat foto yang dimaksudkan, kemudian ia tersenyum tipis, senyum yang bahkan tak sampai pada matanya, "Iya." jawabnya singkat.

Dua foto yang bersebelahan, dan di masing-masing foto berisi tiga orang, yang pertama, Ellisa, Yuda--kakak laki-laki nya dan terakhir Papa Rendy, kemudian di foto berikutnya, ada Ellisa, Yuda dan Mama Aulia--ibunya Ellisa. Foto yang sama seperti yang pernah Ajun lihat beberapa minggu yang lalu.

"Mereka cerai waktu Ellisa masih SMP, dan kita gak pernah foto sama sekali sebelum itu, jadi foto keluarga kami kayak gitu." jelas Ellisa sambil terkekeh, kekehan yang sama sekali tidak bisa ia keluarkan dengan lepas, ada beban yang seolah menindih dadanya hingga membuatnya merasa sesak.

"Papa sebenarnya gak suka ada foto Mama di situ, tapi Ellisa maksa." lanjut perempuan itu lagi.

Ibu Lina hanya bisa mengangguk tanpa bersuara apa-apa, berujung menciptakan keheningan dalam ruangan ini untuk beberapa waktu.

Hingga akhirnya Ibu Lina bersuara, "Jodoh itu bisa habis waktunya, dan alasannya bermacam-macam, ada yang karena sudah merasa tidak saling cocok lagi, ada juga yang karena salah satunya dipanggil tuhan buat pulang lebih dulu."

Ellisa lekas menoleh pada perempuan itu, dan menemukan Ibu Lina tersenyum miris seolah memiliki rasa sakit yang sangat lama mengendap di dasar hatinya.

"Kamu marah gak waktu orangtua mutusin buat cerai?" tanya Ibu Lina.

Ellisa terdiam dalam beberapa saat sebelum akhirnya tersenyum paksa dan menjawab, "Banget." jawabnya jujur.

Ibu Lina diam, berusaha memahami bagaimana posisi Ellisa.

"Tante Ellisa, itu apa?" tiba-tiba Nara bertanya memecah keheningan di ruangan itu.

Lekas Ellisa menoleh ke mana arah jari Nara menunjuk dan ia menemukan mobil-mobilan yang sudah tua berada di bawah televisi. Dengan cepat Ellisa mengambilnya dan memberikannya pada Nara.

"Udah rusak, sayang." katanya pada balita itu.

Nara tidak menanggapinya, balita itu tiba-tiba tidak memperdulikan sekitar setelah menemukan sesuatu yang menarik minatnya.

"El, Ibu mau jelasin sesuatu ke kamu, dan mungkin Ibu mau minta tolong juga sama kamu." ucap Ibu Lina.

"Apa, Bu?" tanya perempuan itu cepat.

"Mungkin nanti aja Ibu bilangnya, masih ada Nara, susah buat ngomongin hal ini." katanya.

Ellisa mengangguk paham sebelum akhirnya kembali sibuk bermain dengan Nara.

--

Malam ini, setelah makan malam.

"Jun, Ibu mau keluar sebentar, temenin anak kamu, tinggalin dulu sebentar skripsi nya." pesan Ibu Lina sudah siap hendak pergi.

Renjana Kasih Ft. Junkyu TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang