022 - Deep Talk

30 4 0
                                    

Setelah Nara tertidur, Ajun memutuskan untuk keluar dari kamarnya, dan duduk di ruang tengah karena merasa ada sesuatu yang aneh dari Ellisa.

"Lo kenapa deh?" tanya nya setelah duduk di sofa.

Di layar HP nya terlihat Ellisa berkali-kali mengipasi wajahnya dengan tangan bermaksud menahan tangis. Dan pertanyaan Ajun barusan membuat seluruh pertahanannya buyar entah kemana.

Melihat Ellisa terisak, Ajun seketika kebingungan, dahinya berkerut dalam bersama dengan alis yang saling bertaut.

"Ada masalah?" tanya Ajun lagi.

Atas dasar rasa kemanusiaan, Ajun jelas khawatir dengan perempuan itu, entah apa yang terjadi sehingga membuat Ellisa menangis sehebat itu.

Terlebih, Ellisa juga pernah menenangkan dirinya sewaktu menangis hebat di kamar Gisa, mungkin untuk sekarang Ajun hanya berpikir untuk membalas kebaikan yang pernah perempuan itu berikan kepadanya.

"Arka...." Ellisa baru sanggup untuk menyuarakan satu kata, perempuan itu kemudian menutup wajahnya dengan bantal, dan menangis semakin hebat.

Untuk sejenak Ajun hanya diam, memberikan ruang untuk Ellisa mengeluarkan apa yang sedang ia rasakan, mengekspresikan perasaannya sendiri.

Ia pandangi layar HP nya dengan lamat-lamat hanya untuk melihat bagaimana Ellisa di seberang sana.

Perlahan Ellisa menjauhkan bantal dari wajahnya, menatap kamera dengan mata yang sembab, hidung yang memerah dan napas yang sedikit susah untuk diambil karena hidungnya mendadak tersumbat.

Dan Ellisa masih menemukan Ajun begitu setia memperhatikan dirinya dari tempat laki-laki itu.

"Gue selingkuhan nya Arka." setelah mengucapkan itu, Ellisa menangis lagi, rasanya sangat kesal, kesal setengah mati dengan apa yang terjadi dengan hubungannya bersama Arka. Bukan, lebih tepatnya Ellisa benci setengah mati mengetahui ternyata Arka menjadikan dirinya sebagai selingkuhan.

Di tempat duduknya, Ajun terbelalak, "Gimana?" bukan tidak mendengar atau tidak mengerti, tapi ia ingin memastikan benar atau tidak pikirannya itu.

"Gue dijadiin selingkuhan sama Arka! Gue marah banget, gue kesel banget, gue benci banget, Arka anjing memang!" maki perempuan itu bertubi-tubi, mengeluarkan semua emosinya, menumpahkannya pada Ajun.

"Mana ceweknya cantik banget, kurang ajar!" seru Ellisa dengan menggebu-gebu, seakan yang sedang terhubung dengannya saat ini adalah Arka, dan Ellisa memiliki kesempatan ini untuk mengutarakan kejengkelannya, kemarahannya, semua bentuk emosinya.

"Terus gimana?" Tanya Ajun sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.

"Gue tuh yang sayang banget sama dia, enggak, tapi kayak... Anjir lah, mikir! Gue marah banget kalo gue dijadiin selingkuhan, kayak kesannya di sini gue yang ngambil cowok orang, padahal gue sama sekali nggak tahu kalo Arka udah punya cewek." curhat Ellisa, kemudian di ujung kalimatnya Ellisa menghela napas dengan sangat berat.

Di tempatnya, Ajun masih dengan setia mendengarkan bagaimana perempuan itu mengomel dengan cerewet, menyuarakan segala bentuk kekesalannya, dan Ajun tidak masalah sama sekali walaupun kesannya sekarang seperti dirinya yang sedang dimarahi oleh Ellisa.

"Lo tahu, nggak? Dia bilang gini, "Kamu pacar aku di Bogor dan Ellisa pacar aku di Bandung." sumpah! Gue rasanya pengen injak lehernya sekarang juga!"

Setetes bulir bening milik Ellisa keluar lagi, menembus gerbang pertahanannya dengan lancang, selalu saja begitu, padahal Ellisa ingin memperlihatkan kalau dia marah, yang murni marah tanpa ada air mata, tapi sepertinya semua bentuk emosi dalam dirinya memerlukan air mata sebagai pelengkap.

Renjana Kasih Ft. Junkyu TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang