prolog

442 26 6
                                    

WARNING⚠
CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA.MOHON MAAF APABILA ADA KESAMAAN ALUR, TEMPAT, KARAKTER, NAMA ATAUPUN PERISTIWA DENGAN CERITA LAIN.

“Tentang mereka, yang mengajarkanku arti kehidupan sesungguhnya.”

Happy Reading
•••

        Semburat merah bercampur jingga mendominasi langit sore itu. Jalanan ibu kota mulai padat dengan kendaraan.
Pemandangan jakarta sore, yang penuh dengan kerlap-kerlip lampu dari gedung pencakar langit memang tak pernah lepas dari mata kepala.

Jika kalian memiliki banyak mata yang mampu menembus setiap sudut kota. Pada sebuah rumah kecil bergaya Belanda kuno yang mulai rapuh. Mungkin, kalian akan melihat empat makhluk cantik yang sibuk menghabiskan waktunya.

Bercanda, tertawa, dan saling berbagi keluh kesah.

"Naraa! Lo gila?!" Jihan memekik ketika Kinara dengan sengaja membuat mukanya penuh dengan bedak.

"Kan hukuman, sayang," Timpal Nara dengan kekehan kecil.

"HAHAHA, SUMPAH! JIHAN MUKA LO UDAH KAYAK SETAN TAU NGGAK?!"

Jihan melemparkan sebuah bantal pada Sherly yang sibuk menertawakannya.

"MUKA LO KAYAK MIMI PERI!"

"HEH!" Sherly balas melempar bantal.

kinara saling pandang dengan Raya.

Keduanya menggeleng. Sudahlah, Sherly kalau udah bertemu dengan Jihan, hancur dunia! Keduanya sama-sama memiliki sifat cerewet dan bawel. Heboh dan yang paling menyebalkan, mereka sama-sama minus akhlak. Eh? Haha.

"Udah, lanjut gak, nih?" Kinara kembali menata Uno baloknya menjadi menara.

Jihan yang masih geram dengan ucapan Sherly memilih menghiraukan Nara. Ia tersenyum miring, ketika sebuah ide jahil nangkir di otaknya. Waktunya pembalasan, batinnya dalam hati. Gadis itu mengambil semangkuk bedak, lantas berdiri dibelakang Sherly.

"GITAR KU PETIK. BASS KU BETOT.
HEY, CANTIK! BISMILLAH HEADSHOT!"

Tanpa perasaan, Jihan menyiramkan semangkuk bedak pada kepala Sherly.

Membuat kondisi gadis itu jauh lebih mengenaskan. Sherly yang malang. Na'as sekali, rambut hitamnya berubah warna menjadi putih seperti nenek gayung.

"JIHANNN!!!"

Melihat Sherly yang cemberut, tawa mereka berderai seketika. Nara tak membuang kesempatan, ia mengeluarkan ponsel lantas memotret Sherly. Aib teman itu harus diabadikan, betul tidak?

"Temen gue nenek gayung, check!"
Kata Jihan seraya mengabadikan moment lewat kamera.

Sherly mencoba menutup wajah menggunakan tangan ketika sadar teman lucknut-nya itu berusaha mengambil aibnya.

"Ih, kurang ajar lo, ya! Gue habis keramas pake shampo mahal gue yang beli di pasar abang!!!".

"Heleh, pasar abang doang, kirain dari Thailand," Jihan mengejek.

"JIHAN NYEBELIN!!!" Pekik Sherly tak terima.

  Benar-benar mereka. Sehari saja, tidak membuat salah satu diantaranya sengsara, rasanya ada yang kurang. Circle persahabatan setiap orang berbeda, bukan?

NARAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang