3. Rooftop Dan Bar

113 9 5
                                    

Di dalam dekapan sang senja, diriku mengharapkan sebuah asa, yang dapat membuat semesta yang fana menjadi semesta yang penuh warna~Langit_senja(author)

Awas typo bertebaran!!

Happy reading
•••

"Ih, bisa pelan dikit nggak sih? Kasar banget!" Nara memberengut kesal.
Lantaran, sedari tadi Aksa terus menarik tangannya untuk mengikuti langkah besar lelaki itu.

Rooftop. Ke tempat itulah Aksa membawa Nara. Mungkin, disini tidak akan ada yang mendengar pembicaraan mereka.

Lelaki dengan tampilan urakan itu berdiri tepat di depan Nara. Melihatnya saja, sudah membuat Nara semakin yakin jika Aksa benar-benar anak setan yang menjelma sebagai manusia.

Menyeramkan!

Dengan kemeja putih khas anak SMA keluar dari celana, juga dua kancing teratas yang tidak dikancingkan menambah kesan badboy nya semakin kuat. Tak lupa juga, sebuah kalung bertali hitam dengan bandul semacam persegi berbahan aluminium yang menggantung sempurna di lehernya.

Angin berhembus tenang, membuat sebagian anak rambut Nara berterbangan. Gadis itu tampak menarik napas dalam lalu menghelanya pelan.

"Gini ya, kak. Tadi cuma tantangan dari temen gue," jelas Nara.

"Terus?" balas Aksa singkat.

"Emm, y-ya gitu," bulu kuduk Nara seketika berdiri karena sorot tajam Aksa.

Aksara mengerutkan keningnya bingung, bibirnya masih tetap bungkam.

"Ya... Ya pokoknya gitu deh. Udah ya kak, berarti urusan kita selesai. Gue nggak ada urusan lagi sama lo." ucap Nara tak mau memperpanjang.

Nara berlalu melewati Aksa begitu saja, niatnya ingin kembali ke kelas. Pasti pelajaran sudah di mulai. Namun, baru satu langkah kakinya menapak, sebuah tangan kekar menariknya kembali hingga dahi Nara menubruk dada bidang seseorang. Ya, siapa lagi jika bukan Aksa.

Aroma tubuh Aksa yang bercampur dengan bau rokok tercium jelas di hidung Nara. Ia dengan segera menarik tubuhnya dua langkah lebih jauh. Entah kenapa Nara jadi takut. Ini Aksa, jangan main-main dengan dia!

"Gue mau ke kelas dulu, ada pelajaran," ujar Nara, kembali membalikkan badan.

"Siapa yang nyuruh lo pergi?"

Aksa melangkah santai, dengan kedua tangan di dalam saku celana. Santai, iya santai. Tapi, jika orang lain yang melihat, pasti takut. Setiap langkah yang diambilnya seakan menguarkan semua aura kegelapan dan mengintimidasi dari tubuhnya.

Aksa menghentikan langkah tepat dihadapan Nara. Membuat Nara sedikit mundur ke belakang.

"M-minggir lo! Gue ada pelajaran."

Aksa tak menggubris ucapan gadis itu. Ia berjalan mendekat ke arah Nara, mengikir jarak yang membentang di antara mereka. Tentu saja, hal itu refleks membuat Nara berjalan mundur menjauhi Aksa.

Atmosfer ruangan terbuka ini terasa sangat panas dan menegangkan. Kaki mungilnya terus berjalan mundur, hinga Nara merasakan punggungnya menyentuh sesuatu yang dingin dengan perlahan. Nara yakin, itu adalah dinding pembatas rooftop. Tubuhnya terasa panas dingin seketika, harus bagaimana agar dia bisa lari dari Aksa sekarang?

NARAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang