25. Be My Queen Today.

51 5 0
                                    

kiw, kalau typo mon maap ya, maklum ultramen jg bisa salah pencet😔🤭

Happy Reading
•••

"Aksa, tunggu dulu!" Feli berusaha membuat langkahnya sejajar dengan Aksa, "Sa, please?"

"Jangan ganggu!"

"I'm so sorry."

Aksa mendengus, terpaksa menghentikan langkah sebelum benar-benar masuk ke dalam rumah. Selepas mengantar Nara, ia memilih untuk pulang. Tapi rupanya keputusan itu sangat salah mengingat kelakuan Feli yang sudah menunggunya di halaman.

Tubuhnya berbalik menghadap Feli, membuat sang gadis berbinar senang. "Sa, gue-"

"Jangan ganggu!" sela Aksa dingin.

"Sekali aja lo pahamin apa yang gue rasain, Sa. Salah kalau gue mau berjuang buat orang yang gue sayang?"

Aksa membeku mendengarnya. Ia mendekat, tangannya bergerak untuk menyelipkan sejumput rambut Feli ke belakang telinga. Aksinya membuat Feli tersenyum.

"Jangan sama Nara, ya. Please, sama gue aja. Apapun bakal gue kasih buat lo, Sa." Feli memohon dengan suara lirih.

"Lo cantik, Fel," puji Aksa. Ia semakin mendekat. Mengikis jarak hingga Feli tak karaan dibuatnya.

"Tapi sayang..." Aksa menggantungkan ucapannya, lalu mendorong tubuh Feli menjauh, "Murahan!"

"Sa?"

"Satu hal yang perlu lo tau, semakin to nunjukin rasa sayang lo ke gue, semakin gue nggak suka sama lo, Fel!"

"Gitu ya, Sa?" Feli mendongak, menahan air matanya yang ingin jatuh.

"Kebanyakan cowok nggak akan tertarik sama orang yang suka sama dia." Aksa memasukkan kedua tangan pada saku celana, "Sadar diri. Kalau udah ditolak nggak perlu ngejar. Masih punya harga diri, kan?"

Cepat, Feli mengusap air matanya kasar. Ia tersenyum paksa, nada bicara Aksa yang dingin selalu melukai hatinya. "Sakit banget, Sa. Tapi gue nggak akan pernah nyerah buat dapatin to."

"Terserah!"

Kemudian Aksa segera masuk ke dalam rumah, ia membanting pintu kelewat kencang hingga menimbulkan  getaran di kaca-kaca sekitarnya. Tubuh lelaki itu merosot di balik pintu, merasakan sakit yang sedari tadi terus ia tahan. Matanya terpejam, tangan Aksa menekan kuat-kuat perut bagian kanan, mencoba menetralisir rasa sakitnya. Kali ini Aksa tak dapat menahannya lagi.

Setiap hari, rasa sakit itu semakin menggila. Apa yang sebenarnya terjadi? Aksa juga tidak paham, tapi ia tetap tak mau peduli. Memilih menahan dan menyembunyikan rasa sakitnya seorang diri.

***

I think we could do it if we tried

If only to say you're mine

Sofia, know that you and 1

Shouldn't feel like a crime

Nara menggeliat pelan. Aish, pagi yang menyebalkan! Tidur nyenyak Nara jadi terusik karena suara dering dari ponselnya. Dengan kondisi setengah tidur setengah bangun, tangannya menggaet benda pipih itu dari atas nakas.

NARAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang