23. Pukul Rata Pasukan Mortal Enemy

57 5 13
                                    

WARNING
CHAPTER INI MENGANDUNG BANYAK ADEGAN KEKERASAN

"Satu dari kami kau lumpuhkan,
sepuluh dari kalian kami ratakan."- Atlaska

Happy Reading
•••

Nara merasakan dunianya berhenti berputar. Waktu berjalan amat lamban, seolah mendukung keadaan yang makin mencekam. Nara benci keadaan dimana dirinya merasa begitu lemah, seperti gadis bodoh yang tak bisa melakukan apapun untuk membantu Aksa.

Sekedar mengangkat kepala untuk melihat kondisi Aksa saja ia enggan. Nara terlalu takut, salahkan saja Nara yang hanya diam, tak bisa melakukan apapun.

"BRENGSEK!"

"CUPU LO, ANJING!"

Seperti ditarik dari alam bawah sadar, Nara lantas mengangkat kepala begitu mendengar teriakan Aksa. Terlihat sangat jelas bagaimana darah mengucur deras dari lengan kiri ketua Atlaska itu. Sempat terkejut, tapi Nara bisa bernapas lega karena Aksa bisa menghindari serangan Gio.

Jika kalian berpikir Aksa dapat di kalahkan semudah itu, maka kalian salah besar. Ketika mendengar peringatan dari Nara, sigap Aksa langsung menghentikan serangannya pada Vino, lalu memutar tubuh 360 derajat. Dengan gerakan cepat, Aksa menangkis pisau lipat milik Gio yang hampir menusuk dadanya hingga membuat benda tajam itu terpental jauh. Sialnya, sebelum terpental, pisau itu terlebih dahulu menggores lengan bagian kiri Aksa.

"Lari, Na!!!" titah Aksa tegas. la kembali di kepung oleh sepuluh anggota Enemy, salah satunya Giovan.

Sang gadis masih diam, berdiri tak jauh dari Aksa. Dengan mata kepalanya sendiri, Nara melihat bagaimana Aksa yang mulai kewalahan menghadapi serangan demi serangan dari musuhnya. Mata sayu itu membuat Nara sesak, ditambah dengan wajah pucat Aksa.

Aksa tidak sedang baik-baik saja.

"LARI, NARA!!!" teriak Aksa sekali lagi membuat Nara menggangguk cepat. Bukan tanpa tujuan, Nara melakukan itu untuk mengalihkan perhatian sebagian anggota Enemy dari Aksa.

"AH, SHIT!!! VIN, LO URUS GADIS ITU, JANGAN SAMPAI DIA LOLOS!"

Tanpa mengulur waktu, Vino langsung menuruti perintah Gio, bersama dengan empat anggota lainnya ia mengejar Nara yang berlari ke arah timur. Hal itu merupakan sebuah keuntungan bagi Aksa, karena jumlah anggota Enemy yang menyerangnya kian menipis. Urusan Nara, Aksa janji gadis itu akan baik-baik saja selama dirinya masih bernapas.

Kembali fokus pada lawannya, Aksa dihadapkan langsung dengan 10 orang yang siap menghabisinya. Mengeram marah, iris mata setajam elang itu terlihat memerah, gemeletuk keras terdengar dari rahang tegasnya. Dari dalam tubuhnya, menguar aura intimidasi yang begitu ketara. Menunjukkan betapa murkanya seorang Aksa waktu itu.

"Masih nggak mau nyerah?" ledek Gio.

Mati-matian Aksa menahan rasa sakit yang menjalari kisaran dibawah tulang rusuk kanan. Mata Aksa terpejam sesaat. Tidak, harga dirinya sedang dipertaruhkan.

Seperti orang kesetanan yang haus akan darah, Aksa langsung meladeni lima orang musuh sekaligus. Pukulan demi pukulan terus ia berikan hingga mereka mengaduh kesakitan. Suara ringisan terdengar begitu nyaring di sepanjang jalanan.

NARAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang