Kisah pilu seorang gadis yang disiksa oleh ibu tiri, sungguh kejam? Memang kejam.
Dari pada penasaran mending langsung baca aja..
_________________________________________
"penyesalan memang terjadi di akhir"
-Azura
"tak akan ada yang buat aku menye...
Setelah sampai dirumah, drama baru pun dimulai lagi pastinya dengan Shena yang mengawali semua drama baru ini, pada saat Reno dikantor Shena dengan mudahnya berkata bahwa Zura adalah anak piatu tak berpendidikan, hati mana yang tak tergores jika mendapat perlakuan seperti itu
"Sudah pulang ya ternyata?" ucap Shena
Namun perkataan Sheina tak digubris oleh Zura yang membuat Sheina marah dan mulai mencaci maki Zura, sebenarnya Zura sudah lelah dengan drama ibu tirinya itu namun apa daya, Zura hanya bisa diam dan memendam nya sendiri lalu berharap semuanya akan selesai
"Heh anak brengsek, dasar udah piatu tak berpendidikan lagi" sindir Shena
"Jangan pernah memancing saya untuk bersikap kasar kepada anda" ucap Zura
Zura menunggu tamparan itu namun tidak ada yang ia rasakan hanya sapuan angin yang menerpa wajahnya lalu saat ia membuka mata kedua abangnya sudah berdiri di depan nya dengan posisi Xavier yang memegang tangan Shena dan Varo yang memeluk Zura
"Dek, kamu gapapa kan?" ucap Varo
"Gapapa bang" balas Zura
"Siapa anda berani bermain tangan kepada adik saya?" tanya Xavier dingin
"Dia yang mancing duluan" ucap Shena tak ingin dipojokan
"Saya sudah melihat semuanya nyonya Shena" ucap Reno yang tiba tiba datang
"A-anu sayang" gugup Shena
"Sudahlah tidak perlu berbohong lagi" ucap Xavier
"Itu tadi Zura mau mukul aku sayang" ucap Shena berusaha meyakinkan Reno, namun Reno sudah melihat semua yang dilakukan Shena kepada anaknya itu
"Jadi selama ini kamu yang fitnah Zura, hah!" bentak Reno
"Pokonya aku gamau tau, aku mau kita cerai" ucap Reno
"Mass hiks dengerin aku dulu mas hiks" tangis Shena agar Reno mengasihani nya
"Sudah, pergi kamu dari sini" ucap Reno
"Saya akan mengurus perceraian kita besok" lanjutnya
"Hiks hiks" tangis Shena
"R-reno, maafin aku. Aku ga bermaksud gitu" ucap Shena yang tak digubris oleh Reno
Lalu Shena pun mengemasi barangnya yang dibantu oleh salah satu maid di mansion itu
"Nak, maafin Daddy ya selama ini Daddy mukulin kamu terus padahal Daddy gatau apa yang terjadi" sesal Reno
"Penyesalan tidak ada gunanya dad" ucap Varo
"Pasti Zura sudah terluka jauh lebih dalam" lanjutnya
"M-maaf Daddy mohon" mohon Reno
"Iya, Zura maafin tapi Daddy jangan ngulangin lagi ya" ucap Zura
"Iya, Daddy janji" ucap Reno
"Ternyata benar apa yang kamu bilang selama ini Zura, maafin Daddy sudah memberi mama yang salah" lanjut Reno menyesali perbuatannya
"Yasudah kalau gitu, Zura ganti baju dulu trus kita makan bersama diluar" ucap Xavier
"Siap Abang ku sayang" ucap Zura
"ih, jadi cuma Xavier doang nih Abang engga?" cemburu Varo
"Iya, bang Varo juga" jawab Zura sambil terkekeh pelan
Skip~~
___ ___ ___ ___ ___
"Enwak bwang mawkanannya" ucap Zura dengan mulut penuh yang memakan hidangan yang ia pesan
"Yaudah, dihabisin dulu ya makanannya" ucap Xavier
"Adek Abang lucu banget sii" ucap Varo
"Anak Daddy gituloh" ucap Reno
"Iya iya" ngalah Varo
"Sudah selesai semuanya?" tanya Xavier
"Sudah" ucap Zura mewakilkan yang lain
"Yaudah, ayo pulang" ucap Xavier
Skip~
Mereka pun sampai di mansion Caesar yang megah lalu mereka pun menuju ke kamar masing masing, mata mereka sudah mengantuk karna jam sudah menunjukan pukul 12.34, keluarga Caesar memang tidak terbiasa tidur jam segitu karna perinta Reno namun malam ini berhubung malam Minggu Reno membolehkan anak anaknya itu untuk menonton Drakor di ruang tamu, sebenarnya Hanya Zura yang ingin nge Drakor namun kedua abangnya itu terlalu khawatir jadi memutuskan untuk menemani Zura
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
